Lihat ke Halaman Asli

Saat Kau Teguk Isi Cawan Itu

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mengapa Kau mau teguk isi cawan?
Mengapa Kau tak mundur saat langit berawan?
Mengapa Kau tak berontak saat mereka datang dalam kawanan?
Dia yang memanggil-Mu karib kini jadi lawan
Manis dalam ciuman seorang kawan

Kau basuh duabelas pasang kaki
Murid-murid sang Rabi jua, legenda para lelaki
Ajarkan jalan ke surga, wahai Isa Al-Masih
Harga mutlak bukti sebentuk kasih

Pecahkanlah roti tak beragi
Lihat siksa tubuh-Mu yang terbagi
Teguklah cawan anggur melimpah
Lihat merah darah-Mu yang tertumpah

Jangan makan roti sendiri
Tengoklah mereka yang patut dib'ri
Raga-raga bertulang lapar mengeluh
Mengais jatuhnya serpiran remah penuh
Sio b'rat jalan yang jauh ditempuh

Jangan teguk anggur sendiri
Pandanglah mereka yang haus di kanan-kiri
Lidah kelu lelah sepenuh peluh
Bibir kering rindukan tetes teduh
Sio tempuh kilometer berpuluh-puluh

Kami yang menolak-Mu
Kami yang menyalibkan-Mu
Kami jua yang duduk di meja jamuan-Mu

Kami mau mengingat-Mu
Kami mau hayati sengsara-Mu
Kami mau mengikuti-Mu

Berbagi terang-Mu tak jemu
Berbagi roti-Mu
Berbagi anggur-Mu
Berbagi kasih-Mu
Berbagi kepada sesama
Berbagi kepada yang tak sama

Amin

Piru, 3 Juli 2011
####################
† Selamat mengikuti, menghayati & mengamalkan Perjamuan Kudus Yesus Kristus †

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline