Lihat ke Halaman Asli

Topeng dalam Topeng

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Berjalan
Berlari
Tetaplah sama…
Berjalan
Berlari
Kau tetap sama…

Tapak kaki dentungan langkah
Percik ludah genggamam kata

Topeng dalam topeng
Kau pandai, kau nampak
Kau bodoh, kau sembunyi

Bergulat dengan wajah-wajah tipu
Berdamai dengan kemunafikan
Detak jantungmu, langkah kakimu, gerakan tanganmu,
Tutur bicaramu, tatapan matamu, hingga tetes darahmu
Tak sudi aku.
Tak sudi aku melempar senyum manisku

Topeng dalam topeng
Kau keluar tampakan diri,
Tapi kau tetap bersembunyi dibalik persembunyianmu..
Kau tepar benih kebajikan,
Tapi kau tetap dengan kemunafikan yang tetap setia melekat di gumpal darahmu….

Bagai air kembang yang tercampur dengan sampah…
Aroma busukmu akan tetap tercium didalam topengmu.

Topeng dalam topeng
Kau lempar salah, kau lempar sampah, kau lempar syair-syair manismu
Kau lemparkan semuanya…….

Kemunafikan akan tetap ada dalam topengmu

Tak sudi……..
Tak sudi………..
Tak sudi aku berada didalamnya.



Galih Pranowo. Banjarnegara, 27 Desember 2000

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline