Lihat ke Halaman Asli

Gapey Sandy

TERVERIFIKASI

Kompasianer

Pariwisata Nasional Harus "Instagrammable"

Diperbarui: 15 Desember 2017   06:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan pariwisata harus go digital supaya tidak ketinggalan zaman kekinian Kids Zaman Now. (Foto: IndoTelko)

"Pariwisata saya tetapkan sebagai leading sector. Pariwisata dijadikan sebagai leading sector ini adalah kabar gembira dan seluruh kementerian lainnya wajib mendukung dan itu saya tetapkan."

Begitu disampaikan Presiden Joko Widodo dalam satu kesempatan Rapat Terbatas.

Yup, pariwisata memang tidak disebutkan secara saklek dalam Nawa Cita Joko Widodo - Jusuf Kalla. Tetapi, ia bisa merupakan penjabaran dari point ke 6 dan 7 Nawa Cita, yakni:

  • Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional.
  • Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.

Pertanyaannya, ada di urutan berapa pariwisata dalam sektor prioritas pembangunan 2017?

Jawabannya, ada di urutan keempat, sesudah Pangan, Energi, dan Maritim. Barulah kemudian Pariwisata, disusul Kawasan Industri & KEK.

"Pada 2018 nanti, Pariwisata akan tetap termasuk dalam sektor prioritas pembangunan," ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya ketika menjadi keynote speaker seminar bertajuk Digitalizing Wonderful Indonesia yang diselenggarakan IndoTelko - berkenaan dengan perayaan HUT keenamnya - di Balai Kartini, Jakarta, 14 Desember 2017.

Suasana seminar Digitalizing Wonderful Indonesia, 14 Desember 2017 di Jakarta. (Foto: Gapey Sandy)

Pertumbuhan pariwisata nasional dibandingkan negara-negara tetangga. (Sumber: Statistik Setiap Negara/Presentasi Menpar)

Lalu, bagaimana gambaran perkembangan dunia pariwisata kita?

Well, sangat menggembirakan! Mengutip statistik dari sejumlah negara yang menjadi pesaing pariwisata Indonesia, ternyata pertumbuhan kedatangan wisatawan ke Indonesia, terbilang sangat tinggi dibandingkan beberapa negara jiran pesaingnya.

Sepanjang Januari - Oktober 2017, International Arrivals Growth ke Indonesia mencapai 24%. Sementara Malaysia, yang merupakan pesaing bebuyutan justru mengalami penurunan hingga 0,87% (Januari - Mei 2017). Thailand yang terus-menerus menjadi pemimpin pariwisata ASEAN, hanya tumbuh 6,69% (Januari - Oktober 2017). Nasib yang sama dialami Singapura, yang cuma mencatatkan pertumbuhan 3,83% (Januari - Juli 2017). Tapi, Indonesia hanya kalah sedikit dibandingkan Vietnam yang tumbuh apik dengan 25,2% sepanjang Januari - November 2017.

"Adapun pertumbuhan kedatangan internasional di kawasan ASEAN itu sendiri, tumbuh 7%. Sementara secara global, menurut UNWTO pertumbuhan terjadi hingga 6,4% saja," ujar Menpar yang mengenakan kemeja batik ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline