Saya selalu teringat kalimat Jakob Oetama. Pendiri Harian KOMPAS ini bilang:
"Kita tidak butuh orang pintar, kita butuh orang jujur".
Saking senangnya dengan kalimat bijak ini, saya pernah sengaja menjadikannya sebagai Profile Picture di akun Facebook.
Memang, kalau cuma dibaca sekilas, apa yang diucapkan Jakob Oetama terkesan agak nyeleneh, karena bagaimana mungkin kita tidak butuh orang pintar. Tapi ya, kalau kemudian direnungkan, ucapan ini malah jadi sempurna, karena buat apa juga toh orang pintar yang tidak jujur! Heheheee ... sudah iyain aja, jangan coba membantah atau diputer-puter lagi kalimatnya.
Tokoh lain yang juga mengagungkan kejujuran, dan saya suka, adalah Bung Hatta. Menurut Wakil Presiden pertama RI ini:
"Tak ada harta pusaka yang sama berharganya dengan kejujuran".
Ya begitulah, pada kenyataannya, sudah tak terhitung berapa banyak orang pintar yang masuk 'Hotel Prodeo' gara-gara enggak jujur.
Kejujuran, selain bisa dipelajari secara teori, tapi juga sekaligus dipraktikkan. Seperti misalnya yang kini sedang dilakukan SMAN 2 Tangerang Selatan (Tangsel). Sekolah yang terkenal dengan sebutan MOONZHER (MUNcul -- SERpong) ini sudah seminggu giat berlatih menerapkan kejujuran.
Bukan dengan cara yang aneh-aneh, tapi latihan berlaku jujur ini dilaksanakan melalui Kantin Kejujuran. Sesuai namanya, kantin yang menjajakan makanan--minuman, alat tulis, atribut perlengkapan dan seragam sekolah ini mengedepankan kejujuran. Siapa saja yang membeli sesuatu di Kantin Kejujuran ini tidak akan dilayani oleh petugas jaga, karena memang sengaja tidak ada yang ditugaskan untuk berjaga.
Jadi, pembeli tinggal memilih barang yang hendak dibeli, lalu masukan uang pembayaran sesuai harga nominal barang ke dalam kotak uang yang tersedia. Kalau uang yang diserahkan harus ada uang kembaliannya, maka di sebelah kotak uang yang transparan tadi sudah disediakan kotak kardus terbuka sebagai tempat uang kembalian.
Kepala Sekolah SMAN 2 Tangsel, Dr Neng Nurhemah M.Pdketika meresmikan Kantin Kejujuran ini pada Jumat (18/8) kemarin mengatakan, keberadaan kantin ini diharapkan mampu jadi parameter dan tolok ukur dari kejujuran sesungguhnya. Dengan Kantin Kejujuran dimana transaksi jual beli barang tidak lagi ditunggu oleh pelayan atau penjaga warung, akan jelas kejujuran warga sekolah sesungguhnya.
"Kantin Kejujuran bertujuan agar semakin terwujud suasana dan lingkungan bebas dari berbagai perilaku curang, yang sangat bertentangan dengan nilai-nilai agama dan norma sosial masyarakat. Selain itu, dengan adanya Kantin Kejujuran diharapkan siswa semakin terbiasa untuk menghargai barang, yang bukan menjadi miliknya dengan tidak mengambil secara sembarangan dan tanpa dibenarkan," ujar Neng yang menjadi Kepsek sejak 2012 ini.
Kejujuran, kata Neng, harus ditanamkan sejak dini kepada anak-anak, karena kejujuran merupakan modal utama bagi mereka, kita harus memberikan dan menyebarkan virus yang baik kepada mereka. "Kita tidak hanya mencari orang pintar saja, karena pintar kalau tidak jujur ya buat apa," ujarnya. Tuh kan, rupanya apa yang diucapkan Jakob Oetama sama dengan apa yang disampaikan Neng.
Kantin Kejujuran buka sejak jam 07.00 sampai 15.30 wib. Pengelolanya adalah seluruh siswa yang tergabung dalam ekstra kurikuler ROHIS (Rohani Islam). Sedangkan penanggung-jawabnya adalah dua guru bidang studi Agama Islam yaitu Sukarya S.Ag, M.Pd.I dan E. Suhendi S.Ag, MA.