[caption caption="Taufik Kurohman, Pendekar Kaleng yang membuat lukisan dari bekas atau limbah kaleng minuman. (Foto: RA Wahyudi/WEGI)"][/caption]Nama lengkapnya Taufik Kurohman. Panggilannya Opik. Saya biasa memanggilnya ‘Kang Opik’. Panggilan ‘Kang’ saya sematkan karena memang ia berasal dari Jawa Barat, persisnya di Sukabumi.
Saya baru mengenal Kang Opik. Baru banget. Pertemuannya terjadi ketika pada 17 – 20 Maret kemarin kita sama-sama menjadi bagian dari peserta komunitas We Green Industry (WEGI) yang berangkat ke Padang dan Bukittinggi, Sumatera Barat.
Sosok Kang Opik adalah penyuka humor. Dengan logat Sunda yang kental, ia akan berceloteh apa saja, demi membuat suasana antar kita menjadi penuh canda dan tawa. Wajah pria berkacamata dan bertubuh ramping ini selalu dihiasi senyum, itulah kunci rahasia keakrabannya.
Beberapa hari belakangan ini, sejumlah awak media televisi melakukan peliputan terhadap kegiatan Kang Opik. Mulai dari MetroTV, ATV, dan terakhir yang saya saksikan sendiri tayangannya, pada Sabtu, 26 Maret 2016, sekitar jam 13.15 wib kemarin, adalah tayangan berita KompasTV. Dalam tayangan itu, wajah Kang Opik nongol di layar tipi.
[caption caption="Taufik Kurohman, bersiap membuat lukisan dari limbah kaleng minuman. (Foto: Dessy Achieriny/WEGI)"]
[/caption]
[caption caption="Taufik Kurohman masuk KompasTV. (Foto: Gapey Sandy)"]
[/caption]
Memangnya ada apa, rame-rame jurnalis (televisi) meliput kegiatan Kang Opik?
Memangnya siapa dia?
Ya, Kang Opik adalah pegiat lingkungan. Ia tergabung dalam PPLS alias Pemuda Peduli Lingkungan Sukabumi. Kang Opik, menjabat sebagai Ketuanya. Dan, apa yang dikerjakan PPLS inilah yang kemudian menarik minat para jurnalis untuk melakukan reportase. Karena, PPLS mengerjakan sesuatu yang unik dan menarik lagi bermanfaat.
Apa itu?
“Kami mengolah sampah atau limbah kaleng-kaleng bekas. Utamanya kaleng minuman, soft drink dan segala macamnya menjadi sebuah lukisan. Caranya, dengan memanfaatkan lempengan kaleng minuman tadi untuk digambar, lalu dibentuk sesuai gambar atau lukisan yang diinginkan. Lempengan kaleng minuman ini tentu saja dipotong dan dibentuk menjadi kotak persegi panjang datar,” jelas Kang Opik yang lahir di Sukabumi pada 2 November 1977.