Lihat ke Halaman Asli

Gapey Sandy

TERVERIFIKASI

Kompasianer

Layanan Barang Tertinggal di Masjid Al-Mi’raj Tol Purbaleunyi KM 97

Diperbarui: 4 April 2017   18:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="(Etalase kaca berisi barang-barang pengunjung yang tertinggal. Foto: Gapey Sandy)."][/caption]Begitu selesai wudhu, bergegas saya menuju ruang utama sholat. Sembari mendaki tangga dan menyusuri teras masjid, mata saya sempat tertuju pada sebuah etalase kaca. Ukurannya, palingan cuma panjang dua meter kali seperempat meter. Terdiri dari empat tingkat yang menyusun panjang. Terkunci rapat.

Sabtu (13 Februari 2016) sore itu, sambil terus berjalan saya sempat melihat isi etalase kaca, banyak sekali arloji. Jam tangan beraneka warna. Ada juga semacam tas, topi, gelang, kacamata, juga sepatu.

Dalam hati, saya sempat bertanya: “Apa semua barang-barang itu dijual? Apa ini etalase tempat jamaah menitipkan barang?”

Ah, enggak tahulah.

Saya terus saja berjalan. Menapaki lantai marmer hitam nan resik dengan corak putih. Menuju pintu masuk utama masjid. Melaksanakan sholat dan mengakhiri dengan merapal puja-puji serta doa kehadirat Ilahi Robbi.

Masjid Al-Mi’raj, namanya. Lokasinya ada di salah satu rest area yang ada di jalan tol Purbaleunyi. Kalau dari arah Kota Bandung menuju Jakarta, tol ini ada di kilometer 97. Tepatnya di Purwakarta, Jawa Barat.

Dari prasasti yang terpajang di dinding kiri sebelum pintu masuk ruang ibadah utama, tersebutlah bahwa masjid ini diresmikan pada 4 Rabiul Akhir 1432 Hijriah atau bertepatan dengan 9 Maret 2011. Yang meresmikan ada dua nama. Kapolda Jawa Barat Irjen Drs Suparni Parto SMM, dan Bupati Purwakarta H Dedi Mulyadi.

Nama yang terakhir ini belakangan makin jadi sorotan media. Gara-gara perseteruannya dengan salah satu forum atau organisasi kemasyarakatan.

Selesai sholat, saya berencana kembali ke mobil. Mobil saya parkir di dekat pom bensin, yang tak jauh jaraknya dari masjid. Sebelum memakai sepatu, saya masih melewati etalase kaca itu tadi. Rasa penasaran muncul lagi. Kepo, saya menghampiri etalase yang penuh dengan barang-barang berharga ini.

Ada kertas putih tertempel di dalam etalase. Semua orang bisa membacanya.

Tulisannya: “ETALASE INI BERISI BARANG-BARANG PENGUNJUNG YANG TERTINGGAL”.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline