Salah satu obyek wisata yang paling top banget di Provinsi Kaliman Timur adalah Pulau Kakaban, yang letaknya ada di tengah-tengah gugus kepulauan atau terpisah dengan ‘induk’ Pulau Kalimantan. Pulau Kakaban dikelilingi oleh pulau-pulau lainnya, seperti Derawan, Samama, Sangalaki, Maratua dan Sambit. Pulau Kakaban punya danau yang namanya, Danau Kakaban.
Saya bersyukur bisa berkunjung ke Pulau dan Danau Kakaban, setelah sebelumnya mengeksplorasi dan menginap di Pulau Derawan yang menawan. Waktu tempuh menggunakan speedboat dari Derawan menuju Kakaban sekitar 1 – 1,5 jam. Perjalanan yang luar biasa, karena gulungan ombak yang terus menerus menghantam speedboat, sehingga mengakibatkan berulang-ulang kali perahu “melompat-lompat” di lautan. Praktis, penumpang didalamnya juga ikut “ajrut-ajrutan”.
Setiba di Pulau Kakaban, speedboat segera merapat di dermaga lepas pantai yang tersambung dengan jembatan kayu yang memanjang ke arah daratan. Berbeda dengan Pulau Derawan, dermaga yang ada di Pulau Kakaban tak terlihat sama sekali pemondokan atau resort. Hanya dermaga dan jembatan kayu yang agak sempit---seukuran empat orang berdiri---dan mengarah ke gerbang selamat datang, sekaligus loket untuk membeli tiket masuk. Maklum, Pulau Kakaban ini merupakan obyek wisata.
(Speedboat mencapai dermaga di obyek wisata Pulau Kakaban, Kabupaten Berau, Kaltim. || Foto-foto: Gapey Sandy)
Jembatan kayu yang memanjang dari dermaga ke pantai, ternyata masih menyambung lagi dengan lintasan jalan yang dibuat secara apik dari susunan kayu ke tengah pulau. Lintasan kayu yang menanjak ini membawa para risers melintasi lebatnya pepohonan di Pulau Kakaban. Sejumlah pepohonan diberi nama oleh pengelola. Mulai dari Pohon Bakung, Ubal, Ligayan, Puut, Ipil, Bullung Bullung, Asin Asin dan masih banyak lagi.
Sebelum benar-benar mencapai Danau Kakaban, pengelola menyediakan tempat khusus untuk berganti pakaian, juga toilet. Fasilitas yang bermanfaat bagi pengunjung untuk berganti mengenakan baju renang. Eh, jangan berharap ada kios atau toko di sini, sama sekali tidak ada. Jadi lebih baik, bawa sedikit makanan dan minuman sendiri, lengkap dengan kantong plastik untuk tempat sampah. Memang, disediakan beberapa tempat sampah oleh pengelola, tapi akan lebih bijak kalau pengunjung mempersiapkan plastik sampahnya sendiri demi menjaga kebersihan Pulau Kakaban yang memiliki luas 774,2 hektar ini.
Sebelum benar-benar mencapai anjungan atau lokasi tempat para pengunjung mulai nyemplung, ada satu spot lintasan kayu yang melandai, cukup baik posisinya untuk mengambil gambar hijaunya perairan Danau Kakaban dengan latarbelakang bukit yang ditumbuhi pepohonan lebat. Oh ya, kalau dilihat dari foto udara, Danau Kakaban memang berada di tengah Pulau Kakaban. Kalau bisa digambarkan, bentuk danaunya mirip dengan satu buah lensa kacamata, dengan daratan pulaunya yang menjadi bingkai kacamata. (lihat foto)
(Bentuk Pulau Kakaban dengan Danau Kakaban di tengahnya. || Foto: tanjungbatuderawan.com)
(Lintasan tangga dan jalan kayu di Pulau Kakaban menuju Danau Kakaban. || Foto-foto: Gapey Sandy)
Ketika sudah sampai di anjungan kayu, dengan mudah para pengunjung dapat melihat banyak sekali ubur-ubur dengan berbagai ukuran. Ada yang kecil, sedang dan besar. Warna badannya agak bening kecoklatan. Gerakan berenangnya lamban tapi sesekali bisa bergerak cepat, ditandai dengan tentakel-tentakel kakinya yang seolah mengayuh dalam air. Di dekat anjungan banyak ditumbuhi lebatnya pohon mangrove. Sementara warna air danau agak kehijauan, meskipun ada juga spot yang malah kebiruan.
Danau Kakaban dengan luas sekitar 5 kilometer persegi ini berasal dari atol yang terangkat dalam proses jutaan tahun. Sehingga terlihat seperti lensa kacamata atau cincin alam, bahkan ada yang menyebutnya laksana kolam kecil yang dikeliling lautan luas. Atol itu sendiri berarti pulau karang yang biasanya berbentuk cincin dan di bagian tengahnya terdapat danau/cekungan/laguna yang sudah terisi air laut dan kemudian terkombinasi dengan air hujan.