Lihat ke Halaman Asli

Gapey Sandy

TERVERIFIKASI

Kompasianer

Kick Andy Kuntit Oprah Show, Mampukah?

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1393629613869164573

[caption id="attachment_325321" align="aligncenter" width="540" caption="Gaya Andy Flores Noya saat memandu talkshow Kick Andy. (Foto: MetroTV/Kick Andy) "][/caption]

Hari ini, tepat 1 Maret 2014, program talkshow Kick Andy di stasiun MetroTV genap berusia 8 tahun. Sebuah perjalanan waktu yang sudah dilalui dengan berbagai pencapaian. Tak hanya untuk teknis tayangan, penghargaan demi penghargaan juga diraih oleh sang host, Andy Flores Noya.

Berbagai penghargaan untuk Kick Andy itu antara lain, memenangkan Panasonic Awards 2009 untuk kategori Program Talkshow. Lalu, pada 2011, Kick Andy terpilih sebagai Nominasi Pemenang Panasonic Gobel Awards 2011 untuk Program Talkshow Berita. Tahun berikutnya, untuk kategori yang sama, Kick Andy jadi jawara Panasonic Gobel Awards 2012.

Sementara Andy F Noya, berhasil terpilih sebagai Presenter Talkshow Terfavorit di ajang Panasonic Gobel Awards 2010, dan 2011. Adapun berita terbaru lainnya, Si Kribo yang kini tampil dengan kepala gundul plontos ini baru menerima Anugerah PERHUMAS (Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia) 2014, pada Senin, 24 Februari, di Jakarta.

Tayangan Kick Andy memang kian fenomenal. Show-nya tak cuma digelar di studio – yakni The Show, dan Special Edition --, tapi ada juga show yang dilakukan On Location, atau berjumpa langsung dengan para narasumber atau bintang tamunya, di lokasi-lokasi di mana pun mereka berada. Selain itu, ada juga program talkshow off air yang diberi tajuk Lentera Jiwa, dan sepertinya lebih menyasar segmen generasi muda di berbagai perguruan tinggi.

Nama Kick Andy diusulkan salah seorang pentolan tim kerjanya, Adjie S Soeratmadjie. Awalnya, dipilih nama Andy Noya Show, lalu diubah lagi jadi Kickin’ Andy. Tapi, karena khawatir dianggap mencontek program tayangan talskhow di televisi asing yaitu Kickin’ It with Byron Allen, maka namanya pun diganti lagi jadi Kick Andy.

Kerja keras tim Kick Andy yang piawai meramu berbagai pola program tayangan, mendulang apresiasi publik plus lambungan puji. Seperti yang dituturkan pakar pendidikan, DR Arief Rachman M.Pd sewaktu menyampaikan penilaiannya secara langsung dalam tayangan Road to Kick Andy 8th Anniversary episode pertama, pada Jumat, 21 Februari 2014. Katanya, tayangan Kick Andy ini mendidik bangsa Indonesia, juga memberi inspirasi. Mendorong pemirsanya untuk menyelesaikan masalah dan tidak hanya mengeluh atau membuat masalah. Ini adalah acara yang patut dicontoh, luar biasa. Yang tidak bisa ditebak adalah para tamu yang dihadirkan. Tayangan Kick Andy ‘memanusiakan manusia’, ini yang paling penting. Dan sesuai penggalan kata dari namanya ‘Kick’, acara ini benar-benar ‘nendang’, berkualitas. Selain itu, tayangan acara ini juga menarik minat orang untuk gemar membaca buku.

Penilaian pengamat politik Tjipta Lesmana di episode yang sama pun nyaris senada. Menurutnya, Kick Andy bisa mencari ide-ide, yang aneh-aneh tapi real dan menarik. Misalnya, orang-orang cacat bisa menjangkau prestasi yang bagus. Hal-hal seperti ini jelas tidak mudah.

[caption id="attachment_325322" align="aligncenter" width="540" caption="Oprah Winfrey bagi-bagi buku gratis saat talkshow-nya. (Foto: youtube.com/oprahshow)"]

13936297611789304895

[/caption]

[caption id="attachment_325323" align="aligncenter" width="545" caption="Bagi-bagi buku gratis untuk seluruh pemirsa di studio dalam setiap episode talkshow Kick Andy. (Foto: Metro TV/Kick Andy)"]

1393629837464995834

[/caption]

ooOoo

Meski sudah bertabur penghargaan, sebenarnya Kick Andy belum sepenuhnya dapat dinilai sebagai tayangan spektakuler. Maklum, talkshow yang tampil pertama kali dengan mengangkat tema Cantik Dengan Plastik ini, masih jauh dari pencapaian yang lebih dulu diraih oleh program tayangan sejenis yang memang jadi kiblatnya, yaitu The Oprah Winfrey Show.

Usia tayangan Kick Andy yang “baru” menginjak 8 tahun, sudah memproduksi 412 episode, termasuk program tayangan off air-nya. Sementara The Oprah Winfrey Show, malah sudah pernah menyatakan ‘pensiun’ sewaktu tayangannya genap berusia 25 tahun. Menurut suratkabar The Daily Telegraph di Inggris, sepanjang usianya -- sejak 8 September 1986 hingga berakhir 25 Mei 2011 --, The Oprah Winfrey Show sudah tayang sebanyak 4.561 episode. Sementara, harian The New York Times malah menyebut, tayangan ‘Oprah’ mencapai lebih dari 5.000 episode.

Lho, kenapa Kick Andy dibandingkan dengan The Oprah Winfrey Show? Karena memang, sejak awal pembentukannya, tim kerja Kick Andy bertekad memproduksi talkshow seperti yang dibesut Oprah Winfrey. Simak saja misalnya, pernyataan Andy F Noya saat mengungkapkan asal muasal ide tayangan Kick Andy dalam situs kickandy.com.

Saya tertawa geli ketika teman-teman di tim Kick Andy mengajukan konsep talkshow ala Oprah Winfrey ini. Bagaimana mungkin saya membawakan acara yang lebih tepat untuk pembawa acara perempuan? Tapi setelah perdebatan panjang, saya menyerah. Walau judul yang semula dibuat untuk program ala Larry King, atau J Leno yang sudah terlanjur jadi, yakni Kick Andy, tetap dipertahankan,” terang Andy, yang mengawali karir sebagai kuli tinta di media cetak, dan interviewer di radio ini.

Menurut Andy juga, alasan yang bisa dirinya terima dari tim Kick Andy soal konsep ini adalah penonton televisi sudah banyak dicekoki talkshow yang mengasah akal. Mengasah intelektualitas penonton. Masih jarang pembicaraan yang mengasah hati. Maka ceruk inilah yang menarik digarap. “Itulah sebabnya Anda akan kecewa jika mengharap ada konfrontasi antara dua pihak beda pandang di Kick Andy. Tidak, tidak akan. Kick Andy memang tidak akan menghadirkan konfrontasi. Kick Andy lebih menghadirkan suatu peristiwa dari sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang yang hanya dapat dipahami dan dinikmati jika dilihat dengan mata hati,” jelas pria kelahiran Surabaya, 6 November 1960 ini.

Karena berkiblat pada tayangan ala Oprah itulah, tak aneh kalau tayangan Kick Andy pada akhirnya melakukan hal-hal yang sama seperti dilakukan The Oprah Winfrey Show. Misalnya, adegan bagi-bagi buku gratis secara langsung kepada seluruh pemirsa yang hadir di studio. Sementara bagi member situs kickandy.com, bagi-bagi buku gratis dilakukan melalui pengundian. Sampai tulisan ini di-posting ke kompasiana.com, tercatat sudah 152 judul buku yang diundi.

Kick Andy juga mencontek show ‘Oprah’ dengan memproduksi program yang bermuatan misi sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan. Contoh, pada 20 Januari 2007 lalu, Oprah secara formal meresmikan berdirinya Oprah Winfrey Leadership Academy for Girls di Afrika Selatan. Ini adalah sebuah lembaga pendidikan yang sejak lama ingin diwujudkan oleh Oprah. "This is a school for leaders. This is a school for powerful girls who will use their power in service to their nation and to our world," ujarnya melalui oprah.com.

Akan tetapi, Oprah tetap rendah hati. Meski sebenarnya mampu mencukongi sendiri Leadership Academy tersebut, tapi Oprah yang triliuner ini tetap membuka kesempatan berderma, bagi siapa saja yang ingin mengirimkan donasinya, guna kelancaran program Leadership Academy, dan berbagai proyek sosial lain yang digagas serta ditekuni Oprah.

Bagaimana dengan Kick Andy? Setali tiga uang. Melalui Kick Andy Foundation, sudah banyak program di-create dengan misi sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan. Sebut saja , program Gerakan 1.000 Kaki Palsuyang merupakan pemberian kaki palsu gratis kepada siapa saja yang membutuhkan di seluruh Indonesia. Program ini terlaksana sejak 2008, dan sudah menebarkan lebih dari 1.600 kaki palsu.

Ada juga program Books for the Blind, yang merupakan pemberian buku Braille dan Audio Books kepada mereka yang mengalami kebutaan. Sedangkan program Gerakan Sepatu Untuk Anak Indonesia, bertujuan membangkitkan semangat anak-anak Indonesia sehingga dapat kembali melangkah penuh semangat dan percaya diri mengejar cita-citanya demi masa depan cerah.

Kegiatan lain, pemberian bantuan dan program Orang Tua Asuh Yayasan Sukma dan Kick Andy, yang memfokuskan kerja sosialnya bagi para korban tsunami dan konflik di Nanggroe Aceh Darussalam. Sementara program Bersama Cerdaskan Bangsa, dilaksanakan Kick Andy dengan menggandeng Superindo Supermarket, dimana setiap pelanggan Superindo diajak secara ikhlas menyumbangkan sejumlah sisa uang kembalian belanja sebagai donasi bidang pendidikan.

Dalam setiap program kegiatan sosial ini, sudah tentu tim Kick Andy bekerjasama dengan sejumlah sponsor – swasta maupun pelat merah --, serta para donatur. Banyaknya kegiatan sosial yang melibatkan dana publik ini, sudah pasti menuntut laporan pertanggungjawaban. Demi kredibilitas itu, secara berkala, pembukuan keuangan Kick Andy Foundation diaudit oleh satu Kantor Akuntan Publik independen.

[caption id="attachment_325324" align="aligncenter" width="540" caption="Oprah Winfrey saat meresmikan berdirinya Oprah Winfrey Leadership Academy for Girls di Afrika Selatan, pada 20 Januari 2007. (Foto: NYtimes.com)"]

13936299421728595564

[/caption]

[caption id="attachment_325325" align="aligncenter" width="540" caption="Andy F Noya saat memberikan bantuan sepatu untuk Taman Bacaan Masyarakat. (Foto: kickandy.com)"]

13936300121131685902

[/caption]

ooOoo

Meski mencontek program tayangan pendahulunya The Oprah Winfrey Show, tapi Andy F Noya berhasil melepaskan diri dari bayang-bayang Oprah dalam memandu talkshow. Satu yang paling membedakan kedua host ini adalah dalam hal langgam bertutur. Oprah misalnya, selalu tampil penuh energic. Bahkan dalam beberapa show-nya, perempuan kelahiran 29 Januari 1954 ini, tak ragu untuk berteriak sembari melucu, ikut berdendang bersama bintang tamu, menitikkan air mata kalau menemukan fakta menyedihkan, sampai-sampai tertawa lepas ketika narasumber menceritakan sesuatu yang kocak. Pendek kata, Oprah jauh dari kesan ‘jaim’, jaga image.

Sementara Andy F Noya? Berbanding terbalik dengan Oprah. Lelaki berdarah campuran Ambon, Jawa, dan Belanda ini justru tak se-energic Oprah. Pembawaannya kelewat kalem. Tutur dan ucapan Andy sewaktu membuka acara, melontarkan pertanyaan demi pertanyaan, seolah seperti orang malas, atau lelah. Langgam bicaranya terlampau pelan, speed bicaranya juga lambat. Jangankan bernyanyi bersama narasumber, berbicara dengan setengah berteriak ditingkahi body language untuk memancing kelucuan demi mencairkan suasana kaku, tak pernah dilakukan. Bahkan, gelak tawa Andy pun seperti tertahan alias tidak lepas. Ini yang membuat seakan-akan, Andy F Noya terlalu membatasi tingkah laku, menjaga image, dan ironisnya seperti ‘memasung’ kebebasan dirinya sendiri untuk tampil lebih energic, lebih ekspresif.

Meski begitu, dari sisi jurnalistik, kepiawaian Andy F Noya dalam mewawancarai narasumbernya tak usah diragukan. Maklum, sejak tahun 1985, ia sudah bekerja sebagai wartawan di media cetak. Karena itu, sewaktu berhadapan dengan narasumber yang diwawancarai, Andy selalu santai, tidak nampak kikuk. Berikut ini, beberapa kelebihan Andy F Noya sewaktu memandu Kick Andy.

Pertama, sebagai profesional yang nyaris 3 dasawarsa jadi jurnalis, Andy F Noya selalu bisa memposisikan dirinya akrab dengan narasumber. Tak peduli bintang tamunya itu seorang mantan Presiden, hakim agung, tokoh masyarakat, pengusaha, pakar, mahasiswa, pelajar, bocah cilik, atau petani sayur sekali pun, Andy F Noya tak menemui kendala sewaktu wawancara, sekaligus bercengkerama. Padahal boleh jadi, Andy belum pernah ketemu, belum sepenuhnya kenal dengan sang narasumber, tapi, kemampuan Andy dalam ber-SKSD alias Sok Kenal Sok Dekat, amatlah mumpuni. Penulis percaya, pengalaman Andy F Noya sebagai jurnalis, tentu sedikit banyak mengasah taji Andy dalam berinteraksi dengan beraneka tipikal narasumber.

Kedua, bila berhadapan dengan pejabat yang faktanya banyak dihormati, disegani sana-sini, Andy F Noya juga tidak menampakkan “kerendahannya”. Begitu pun, kalau bintang tamunya adalah kalangan masyarakat biasa, Andy juga tidak semena-mena memposisikan dirinya “lebih tinggi” dari narasumbernya. Kemampuan untuk menempatkan diri sejajar, sebagai pewawancara sekaligus host talkshow dengan narasumbernya ini, patut diacungi jempol dan ditiru para interviewer lain.

Dalam Kick Andy edisi Jumat, 14 Februari 2014, dengan topik Palu sang Hakim Agung yang menghadirkan bintang tamu Artidjo Alkostar umpamanya. Suasana keakraban (dan kesejajaran) Andy F Noya sebagai pewawancara dengan (narasumber) hakim agung itu nampak terlihat sekali. Bahkan, beberapa kali Andy F Noya melontarkan pertanyaan (juga pernyataan) yang rada usil namun menarik. Seperti dialog berikut ini, misalnya:

ooOoo

Andy F Noya : Anda menolak suap itu apa berarti anda kaya raya?

Artidjo Alkostar : Enggak. Saya waktu masuk hakim agung pada tahun 2000 itu, saya kira (koran) Media Indonesia pernah memberitakan saya sebagai calon hakim yang paling miskin.

Andy F Noya : Anda dengan bajaj warna merah …

Artidjo Alkostar : Hahahaaaa, iya. Ya, dulu itu.

Andy F Noya : Itu mobil pribadi anda itu?

Artidjo Alkostra : Hahahaaa. Karena belum dapat mobil, dulu, Bung Andy. Jadi saya dengan bajaj ke Mahkamah Agung. Dulu menyewa di Kwitang, belakang bengkel.

Andy F Noya : Dan anda naik bajaj ke kantor?

Artidjo Alkostar : Ya, pulang pergi saya naik bajaj

Andy F Noya : Boleh tahu gaji anda berapa sih, kok kelihatannya anda sombong sekali?

Artidjo Alkostra : Hahahahaaa. Ya, itu saya enggak tahu, lupa, Bung Andy, murahnya gaji itu.

Andy F Noya : Saking banyaknya, atau saking cepat habisnya?

Artidjo Alkostra : Hahahahaaa. Saya kira yang kedua itu aja, hahahahaaa.

ooOoo

[caption id="attachment_325327" align="aligncenter" width="563" caption="Ekspresi wajah Oprah Winfrey sewaktu mewawancarai narasumber talkshow-nya. (Foto: youtube.com/oprahshow)"]

1393630238338092458

[/caption]

[caption id="attachment_325328" align="aligncenter" width="545" caption="Andy F Noya piawai dalam mengkondisikan keakraban, dan memposisikan diri sejajar antara pewawancara dengan narasumbernya. (Foto: Metro TV/Kick Andy)"]

13936302831941211406

[/caption]

Ketiga, dalam memandu talkshow-nya, Andy F Noya berhasil melakukannya dengan serius, tapi juga mampu mengundang gelak tawa, tidak hanya pemirsa, tapi juga narasumbernya. Disinilah, Kick Andy berhasil mewujudkan pertunjukan wicara dengan tanpa melupakan sisi hiburan.

Menurut praktisi media, R Fadli, dalam bukunya Terampil Wawancara – Panduan Untuk Talk Show (Grasindo, 2001): Talkshow pada dasarnya adalah show yang diudarakan secara global sebagai hiburan (entertainment). Karena itu, talkshow harus menghibur (entertaining) para pendengar atau pemirsa, dan seorang pewawancara karenanya juga harus memiliki skill sebagai penghibur (entertainer). Seserius apa pun topik talkshow, dan sedingin apa pun sikap seorang narasumber tamu, pewawancara jangan lantas membiarkan talkshow berjalan seperti apa adanya saja. Cairkan kebekuan. Hangatkan suasana.

Keempat, sebagai wartawan yang sudah mengecap asam garam dunia jurnalistik, Andy F Noya paham benar, bahwa saat narasumber berbicara menyampaikan jawaban, kurang elok kiranya untuk menyela atau memotong pembicaraan. Itu pula resep utama yang dijabarkan maestro talkshow Larry King dalam bukunya Seni Berbicara kepada siapa saja, kapan saja, di mana saja (Gramedia, 2000). Katanya, meskipun ia dikenal sebagai ahli berbicara, tapi, keberhasilan dirinya pertama-tama dan terutama adalah berasal dari mendengarkan.

Kelima, sebagai pewawancara yang baik, Andy F Noya menyimak jawaban narasumber secara mendalam dengan mimik wajah serius, untuk kemudian mendalaminya (terus) dengan mengajukan pertanyaan lanjutan (bukan pertanyaan baru yang membuat topik pembicaraan menjadi berganti). Biasanya, pertanyaan tersebut dilontarkan secara spontan, dan di luar dari daftar pertanyaan yang sudah tersusun.

Keenam, saat Andy F Noya melakukan wawancara di Kick Andy, pastilah selalu muncul celetukan-celetukan yang spontan. Sebenarnya, celetukan itu hanyalah bumbu dialog, yang kalau dilakukan secara tepat justru menjadikan talkshow semakin menarik. Soal celetukan ini, R Fadli, di buku yang sama menulis, dalam talkshow, celetukan atau berujar secara spontan itu perlu ada. Maklum, suatu wawancara memerlukan sesuatu yang “hidup” dan “menghidupkan”. Tanpa itu, wawancara akan terdengar kaku dan seperti sudah diatur.

Sedangkan Wimar Witoelar dalam bukunya Mencuri Kejernihan dari Kerancuan (Gramedia, 1999) menyatakan, penting sekali bahwa talkshow ini percakapan biasa, jadi harus ada celetukan seperti kita mengobrol biasa. Dialog yang hanya berisi orang bicara bergantian tidak entertaining, karena orang mengobrol tidak begitu. Pasti orang banyak buat celetukan ringan.

[caption id="attachment_325329" align="aligncenter" width="545" caption="Tampil energik dan bebas berekspresi adalah salah satu ciri khas Oprah Winfrey. (Foto: youtube.com/oprahshow)"]

1393630362287934639

[/caption]

[caption id="attachment_325330" align="aligncenter" width="561" caption="Banyak kelebihan yang dimiliki Andy F Noya saat mewawancarai narasumbernya. (Foto: Metro TV/Kick Andy) "]

1393630425594693586

[/caption]

ooOoo

Dengan pencapaian prestasi yang banyak dikantongi Kick Andy, saya cukup yakin, talkshow ini bakal makin kokoh dalam blantika pertunjukan wicara di Indonesia. Kalau saja ada kompetitor lain yang coba menandingi, rasanya patut berhitung terlebih dahulu, tidak saja soal kreativitas on air dan off air, tapi juga misi sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang hendak dijamah.

Di sisi lain, untuk terus menguntit dan menyalip tayangan pendahulunya The Oprah Winfrey Show, kiranya perlu waktu lebih lama lagi bagi tim Kick Andy, tidak hanya untuk bertahan (survive) serta menambah daftar episode tayang, tapi juga, menampilkan talkshow dan show yang semakin creative, inspiring, original, serta tetap entertaining.

Ingat, talkshow The Oprah Winfrey Show itu bertahan awet selama 25 tahun, terus menjadi mercu suar talkshow sampai akhirnya ‘pensiun’. Pencapaian prestasi tayangannya masih jauh dari tertandingi oleh apa yang sudah dilakukan Kick Andy. Tak berlebihan kalau sejak tahun ’90-an, nama ‘Oprah’ bahkan sudah menjadi ‘kamus’ kata slang tersendiri di Amerika Serikat. Misalnya, dengan menyebut: “meng-Oprah-kan”, atau “di-Oprah-kan”. ‘Oprah’ disini berarti, “gigih bertanya secara intim untuk mendapatkan pengakuan”.

Tak hanya sebagai ‘kamus’ kata slang, bahkan ‘Oprah’ juga sudah menjelma menjadi brand ternama dan terpercaya. Menurut John Grace, pakar pemasaran dari Interbrand yang berpusat di New York, ‘Oprah’ adalah merupakan merek dagang yang penting dalam kebudayaan masyarakat. Kehadirannya sebagai merek dagang dibangun oleh kepercayaan hubungan antar manusia dengan manusia dan keaslian. Demikian seperti dijumpai dalam penjelasan di buku Oprah Winfrey Bicara, karya Janet Lowe.

Rrruuuaaarrrr biasa! Begitu terkenalnya Oprah, sampai-sampai diabadikan dalam ‘kamus’ dan menjadi merek dagang terpercaya. Bahkan, sekali pun tulisan namanya dibalik menjadi Harpo, tetap saja itu menjadi brand penting bagi Oprah, dalam menggeluti industri media. Tak ketinggalan juga, nama majalah yang diterbitkan Oprah, yakni O Magazine. Cukup dengan memakai huruf ‘O’ dari nama Oprah saja, sudah jadi merek majalah yang laris di seluruh dunia.

Nah, kalau talkshow Kick Andy ingin terus menguntit, bahkan menyalip ketenaran The Oprah Winfrey Show, tanpa mengurangi rasa hormat, kiranya harus membuktikan diri lebih dulu, bahwa tayangan Kick Andy mampu bertahan selama 25 tahun. Seperempat abad! Disini penulis yakin, dengan kemampuan Andy F Noya dan tim kerja Kick Andy, hal itu dapat saja terwujud. Sembari tentunya, terus memberi inspirasi positif bagi pemirsa dan penggemarnya. Selain, memberi arti kepada insani, dengan banyak berbagi, dalam program sosial yang lebih semarak, dan lebih kreatif lagi.

Selamat ulang tahun ke-8 Kick Andy, sukses selalu bro’ …!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline