Lihat ke Halaman Asli

Gapey Sandy

TERVERIFIKASI

Kompasianer

Infrastruktur PU Mengagumkan, Perpustakaan PU Mencerdaskan

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13999171751609753346

Tak henti-hentinya, Kompasiana menggelar Nangkring Bareng, sebuah acara berformat talkshow yang disuguhkan secara live, interaktif, bertabur bintang tamu dan tentu saja doorprize menarik. Seperti misalnya, yang telah terlaksana pada Selasa, 29 April 2014, Nangkring Bareng dihelat dengan tajuk Mengenal Infrastruktur Pekerjaan Umum (PU) Lewat Perpustakaan Kementerian PU. Acara kali ini mengambil tempat di ruang Perpustakaan I Kementerian PU (KemenPU) yang ada di Gedung Heritage, Kantor KemenPU, Jalan Pattimura 20 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Tampil sebagai pembicara dalam Nangkring Bareng ini adalah Sekjen KemenPU, Ir Agoes Widjanarko MIP; Staf Ahli Menteri PU bidang Keterpaduan Pembangunan, Ir Taufik Widjoyono MSc; Kepala Pusat Komunikasi Publik, Ir Danis Hidayat Sumadilaga M.ENG.SC; Kepala Balitbang KemenPU, Ir Waskito Pandu MSc; dengan moderator dari Kompasiana yang selalu tampil chic dengan ikon kemeja lengan panjangnya, Iskandar Zulkarnaen. Diantara 50-an Kompasianer peserta Nangkring Bareng, tampak pula terlihat Kepala Pusat Kajian Strategis KemenPU, Ir Guratno Hartono MBC; dan Kepala Sub Bidang Perpustakaan KemenPU, Sambiyo SH MSi.

[caption id="attachment_335982" align="aligncenter" width="533" caption="Para Pembicara Di Acara Nangkring Bareng Kompasiana dan KemenPU. Dari kiri ke kanan: Staf Ahli Menteri PU bidang Keterpaduan Pembangunan, Ir Taufik Widjoyono MSc, Sekjen KemenPU, Ir Agoes Widjanarko MIP, Kepala Pusat Komunikasi Publik, Ir Danis Hidayat Sumadilaga M.ENG.SC, dan moderator energic Iskandar Zulkarnaen dari Kompasiana. (Foto: Gapey Sandy)"][/caption]

Dalam paparannya, Sekjen KemenPU Agoes Widjanarko secara lugas dan komprehensif memperkenalkan infrastruktur PU. Diawali dengan membedah ruang lingkup pekerjaan KemenPU yang terdiri atas lima bidang, yaitu Sumber Daya Air (SDA), Bina Marga, Cipta Karya, Penataan Ruang, dan terakhir, Pengawasan, Manajemen, Jasa Konstruksi dan Teknologi (PMJKT).

"Untuk Bidang SDA, titik beratnya terletak pada masalah ketahanan pangan, penyediaan air baku, dan pengendalian banjir. Sedangkan untuk Bidang Bina Marga, kami melakukan peningkatan konektivitas dan kelancaran arus orang dan barang, tentunya dengan melalui jalan dan jembatan, serta jalan tol. Adapun untuk Bidang Cipta Karya, KemenPU memfokuskan diri pada pencapaian sasaran Millenium Development Goals (MDG's) air minum dan sanitasi, peningkatan kualitas permukiman dan penataan bangunan, serta mendukung pengurangan kemiskinan," urainya.

Sedangkan lingkup pekerjaan KemenPU di Bidang Penataan Ruang, kata Agoes lagi, diprioritaskan pada pembangunan berkelanjutan berbasis penataan ruang, yang diantaranya melakukan penyelesaian peraturan perundangan dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW); Mengimplementasikan Kota Hijau atau Berkelanjutan berupa Ruang Terbuka Hijau (RTH), green community, green planning and design; Juga, mewujudkan Heritage City alias Kota Pusaka, dan Desa Lestari. "Adapun untuk Bidang PMJKT, kami melakukan pengawasan, jasa konstruksi, penelitian dan pengembangan serta kelembagaan," tuturnya.

[caption id="attachment_335984" align="aligncenter" width="562" caption="Pembangunan Monumen Nasional (Monas). Dari kiri ke kanan: Proses pemancangan tiang pancang pertama Tugu Monas oleh Presiden Soekarno, pada 17 Agustus 1961. Konstruksi Monas pada 17 Agustus 1964. Lalu, Monas pada tahun 1977. (Sumber: Tugu Nasional, Laporan Pembangunan, 1978)"]

13999174551801076081

[/caption]

Agoes juga membeberkan sejarah bidang PU dari masa sebelum dan sesudah kemerdekaan Republik Indonesia, hingga era tahun 2000-an. Pada zaman Hindia Belanda dulu, tepatnya pada tahun 1919, PU dikenal dengan nama Burgerlijke Openbare Werken, untuk kemudian bermetamorfosa menjadi Departement van Verkeen en Waterstaat, pada 1924. Sementara pada zaman pendudukan Jepang, PU disebut sebagai Kotobu Bunsitsu, dan lazim pula disebut dengan Oeroesan Pekerdjaan Oemoem.

"Setelah bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, kemudian dibentuklah kabinet pertama, yang dilakukan pada tanggal 2 September 1945. Waktu itu, Menteri PU dijabat oleh Abikusno Tjokrosoejoso. Tak lama kemudian, pecah sebuah peristiwa pertempuran yang heroik. Pada tanggal 3 Desember 1945, Kantor Pusat Departemen PU di Gedung Sate, Bandung, diserbu secara tiba-tiba oleh Pasukan Sekutu atau Belanda dengan persenjataan lengkap. Kantor Departemen PU saat itu dipertahankan oleh 21 orang pemuda yangtergabung dalam Angkatan Muda PU dengan persenjataan seadanya. Dalam pertempuran yang tak seimbang itu, tujuh pemuda dinyatakan hilang dan gugur. Sejak itu pula, setiap tanggal 3 Desember diperingati sebagai Hari Bakti PU," urai Agoes seraya memperlihatkan foto Prasasti Sapta Taruna yang ada di Gedung Sate, Bandung.

Pada batu prasasti yang dilengkapi dengan gambar logo KemenPU itu, nampak tertulis kalimat penuh takzim, semangat berjuang dan bekerja, yang mampu menggetarkan segenap jiwa-jiwa anak bangsa. Begini rangkaian tulisan tersebut: CITA-CITAMU ADALAH CITA-CITA KAMI. BAKTIMU TELADAN BAGI KAMI UNTUK BERJUANG, BEKERJA MEMBANGUN GUNA MEWUJUDKAN CITA-CITA INDONESIA YANG ADIL DAN MAKMUR.

Bidang PU pasca kemerdekaan, kata Agoes, ditandai dengan berbagai proyek pembangunan. Setelah pada 1945-1950, turut berjuang dalam mempertahankan kemerdekaan tanah air Indonesia, maka pada 1950 itu juga, PU mengerjakan Proyek Pembangunan Khusus Kotabaru Kebayoran. "Termasuk menggarap Jalan Jenderal Sudirman di Jakarta, yang pelaksanaannya dilakukan pada tahun 1950-an," tukasnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline