Lihat ke Halaman Asli

Berbalas Pantun Antara : Mereka yang Peduli Kesehatan Rakyat dan Perokok Aktif (1)

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Tulisan tentang ROKOK yang saya buat dalam 2 bagian ini merupakan kumpulanberbagai potongan kutipan dan data dari banyak sumber, yang dilihat dari sudut pandang maupun pendirian masing-masing. Mungkin akan lebih memudahkan kita untuk melihat permasalahan.

1.Apa kata : Para pakar Kesehatan, Hasil penelitian dan Mereka yang peduli kesehatan masyarakat ?

*"Sahabat sejati" penyakit kanker paru adalah rokok. Hasil penelitian, baik yang dilakukan di Indonesia maupun luar negeri, bahwa sebagian besar atau 80 persen kanker paru disebabkan kebiasaan merokok. Hal tersebut dipubikasikan Rumah Sakit Pusat Kanker Nasional Dharmais. Kanker paru menempati urutan pertama dalam jenis kanker yang paling sering diderita populasi penduduk dunia. Kanker ini biasanya baru didiagnosis pada stadium lanjut. Hanya 7 persen dari 20 persen pasien yang didiagnosis dini mampu bertahan hidup dalam lima tahun.US Journal of the National Cancer Institute mempublikasikan suatu laporan penelitian, bahwa efek merokok setara dengan penurunan harapan hidup hingga lima tahun.Sebagai contoh, pria berusia 55 tahun yang  merokok, memiliki risiko kematian dalam 5 tahun akibat berbagai penyebab. Resiko kematian ini sama dengan yang dihadapi pria lain berusia 65 tahun, tetapi tak pernah merokok. Hal ini antara lain karena asap rokok yang mengandung ribuan kandungan berbahaya / racun, mengurangi volume oxygen dalam darah yang mengalir keseluruh tubuh untuk kehidupan sel-sel tubuh kita.*Para perokok memiliki risiko terkena serangan jantung 2 kali lebih besar, karena nikotin dalam asap rokok beresiko menggumpalkan darah dan menyumbat aliran darah dalam arteri jantung. Setiap batang rokok menjadi penyebab 90% angka kematian diakibatkan oleh kanker paru-paru, karena selain nikotin dan tar, masih terdapat ratusan zat kimia lain dalam asap rokok yang bisa menyebabkan kanker / karsinogen. Plus, merokok bisa membuat napas kita menjadi tidak sedap.
*Jangan pernah menyerah untuk lepas dari jeratan rokok. Bahkan, meski Anda sudah didiagnosis kanker paru, masih ada manfaat dari berhenti merokok. Sebagian dari tubuh akan pulih dan risiko kematian menurun,Pasien kanker paru stadium awal yang menghentikan kebiasaan merokok memiliki kesempatan lebih besar untuk bertahan hidup. Pasien kanker paru stadium awal yang tetap merokok memiliki kesempatan 29-33 persen untuk bertahan hidup sampai lima tahun. Namun, mereka yang langsung menghentikan kebiasaan buruk itu peluang hidupnya naik 63-70 persen. Bagi wanita yang saat ini masih merokok, peluang kematiannya akibat penyakit jantung dan kanker paru-paru, melebihi peluang kematian akibat kanker payudara sejak usia 40. Pernyataan itu merupakan kesimpulan hasil penelitian para peneliti di Inggris.

*Penelitian para ahli di Northumbria University, AS, menunjukkan, bahwa kebiasaan merokok dapat menggerus atau menurunkan daya ingat seseorang. Menurut temuan mereka para perokok bisa kehilangan sepertiga dari memorinya. * Dari sisi ekonomi kesehatan, merokok merenggut kesehatan rakyat dan berbiaya tinggi. Sebab, dalam kandungan setiap batang rokok terdapat lebih kurang 4.000 zat kimia, antara lain  nikotin yang bersifat adiktif dan tar yang bersifat karsinogenik / pemicu kanker. Zat yang sudah secara faktual mengakibatkan penyakit kanker, penyakit jantung, impotensi, bronkitis kronik, dan gangguan kehamilan. Ini memicu biaya tinggi ekonomi kesehatan bagi rakyat.
*LEBIH dari 43 juta anak Indonesia hidup serumah dengan perokok dan terpapar asaptembakau pasif atau asap tembakau lingkungan. Anak-anak yang terpapar asap tembakau dapat mengalami pertumbuhan paru yang lambat, lebih mudah terkena bronkhitis dan infeksi saluran pernafasan dan telinga serta asma. Perokok pasif memiliki risiko yang sama dengan perokok aktif untuk terkena gangguan kesehatan.

2.Inilah ‘kesaksian’ para PEROKOK AKTIF :

*Katanya sih kanker paru, 80% karena faktor keturunan, selainnya karena pola hidup, yang mana yang benar?. Tetangga saya umurnya panjang panjang padahal 90% perokok. * Rokok hanya mencuri sepertiga memori nggak masalah, tapi uang bisa mencuri seluruh memori, contoh para pelaku korupsi * Alhamdulilah, saya merokok sampai saat ini dan akan tetap merokok, saya tidak takut kehilangan memori, karena itu proses alami yg akan dialami setiap manusia dan binatang .. mari tetap merokok dalam damai .. piss .. hehehe * Seorang sopir angkot berusia 21 tahun dan sering batuk-batuk. yang kendaraannya saya tumpangi cerita : “ Saya makan sehari cukup satu kali, yaitu sore hari pulang dari narik angkot ini. Saya makan dirumah minta sama Emak, supaya menghemat pengeluaran. Kalau pagi sampai sore saya hanya merokok 10-15 batang”. Ketika berhenti sebentar, dia membeli rokok ketengan 2 batang dari merk terkenal. * Seorang tukang bangunan yang mengerjakan perbaikan dirumah saya, dengan uang harian Rp.80.000,-, setiap hari menghabiskan Rp. 20.000, untuk membeli rokok, Rp. 30.000,-untuk makan dan transport harian serta keperluan lain, dan sisanya untuk isteri dan 3 anaknya dikampung. Jadi jatah rokoknya 1/4 dari nafkah yang diberikan untuk 4 jiwa keluarganya dikampung. Anak buahnya, yang uang hariannya Rp. 60.000, menghabiskan uang hampir sama dengan bossnya.                                                                                           *  Setiap pagi saya berangkat olahraga pagi, saya berpapasan dengan banyak pekerja ‘kasar’ (pekerja bangunan, penggali parit, kebersihan jalan/lingkungan), saya amati disetiap kelompok yang terdiri 5-10 orang, hanya 1-2 orang yang dijarinya tidak ada terselip rokok yang menyala. *Merokok itu hak asasi manusia, jadi tidak perlu diurusi deh....*   Merokok itu kepuasan pribadi. Seperti halnya para pecinta kopi bila meminum kopi.* Merokok bukan kebiasaan. Merokok adalah pilihan hidup. Juga rokok adalah antidepressant paling murah. Hehehehehe.....*Ya ampuun kenapa yang bikin cepet mati, justru enak ya????

* Cerita tentang keluarga saya : 1.Saya lahir dan tumbuh ditengah para perokok, tetapi saya sendiri tidak merokok sama sekali. Ayah meninggal ketika usia 42 tahun, tanpa ada gejala sakit yang terlihat. Beliau seorang perokok berat. dan masa mudanya olahragawan aktif. Meninggal mendadak jam 8.30 malam, ketika baru pulang dari kota bersepeda , yang jaraknya kira-kira 6 km.Orang bilang, itu karena ‘angin duduk’, dan kita semua menerima karena kejadian itu tahun 1954.                                                                                                                                                     2. “Saya tidak usah dilarang merokok, karena kalau tidak merokok saya malah tambah tidak bisa berpikir dan bekerja. “ kata adik kandung saya ketika terakhir kali mengunjungi saya kerumah, karena dia menyadari, saya selalu menganjurkan dia berhenti merokok.Beberapa bulan kemudian dia meninggal, ketika sedang menonton TV. 3. Adik saya lelaki yang satunya lagi juga perokok berat, sudah 10 tahun terakhir menderita akibat stroke dan terlambat ditangani dengan benar oleh Dokter yang memeriksa pertama kali, akibatnya kepalanya terasa pusing terus dan berat, sehingga menjadi penggangguran sampai hari ini, mulai usia 40 tahun.  Sampai sekarang masih sering ‘curi-curi’ untuk merokok, padahal sudah dilarang baik oleh Dokter maupun keluarganya. 4. Saya sendiri tidak merokok. Walaupun selama setengah usia saya bersahabat dengan hipertensi dan diabetes, tetapi ‘sahabat’ saya ini dapat saya kendalikan dengan baik, dan saya menjalani hidup dengan bugar, bahkan penyakit harian (common desease) semacam batuk pilek, nyeri gigi, alhamdullilah, nggak mau mampir ke tubuh saya. ***********




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline