Lihat ke Halaman Asli

Gan Pradana

Hobi menulis dan berminat di dunia politik

Kritik Buat Pendukung Ahok, Perhitungkan Yusril

Diperbarui: 7 Maret 2016   07:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Katakan TIDAK! | Dok. Pribadi"][/caption]YUSRIL  Ihza Mahendra adalah sosok yang paling pas dan tangguh untuk melawan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam Pilkada Serentak 2017 di DKI Jakarta.

Fakta ini harus disadari para pendukung Ahok yang belakangan ini, menurut pengamatan saya,  mulai galau dengan kehadiran Yusril. Karena terlalu galau, anggota pasukan Ahok sepertinya mulai tidak rasional.

Yang saya maksud tidak rasional adalah mereka sama sekali tidak memikirkan dan sadar bahwa pilkada adalah sebuah proses demokrasi yang syaratnya harus ada unsur "kami di sini" dan "kalian di sana."

Itu kawan-kawan Ahok maunya Yusril, Ahmad Dhani, Adhyaksa Dault, Sandiaga Uno, Haji Lulung, Taufik, Nur Mahmudi yang pernah “sukses” memimpin Depok, dan entah siapa lagi, kalau bisa jangan coba-coba “nyalon” menjadi gubernur DKI Jakarta.

Jangan begitu, dong, kawan. Kalau itu yang Anda kehendaki, Anda tidak fair. Kalau itu yang Anda impikan, itu sama saja Anda menjatuhkan calon yang kalian dukung. Maukah Ahok nanti dalam Pilkada Serentak 2017, hanya berhadapan dengan bumbung atau kotak kosong? Nggak asyik, kan?

Suka atau tidak suka ibarat berlatih tinju, Ahok harus punya sparing partner. “Mitra” paling tangguh buat Ahok adalah Yusril. Keberadaan Yusril harus bisa dijadikan ajang uji nyali bagi Ahok. Lebih dari dua tahun lalu, Ahok terpilih menjadi DKI-2, kan berkat tandem dengan Jokowi. Kalau tidak bertandem dengan Jokowi, belum tentu ia menjadi gubernur DKI Jakarta yang kini diirikan banyak tokoh.

Bagi Ahok, pertarungan dalam hajatan Pilkada Serentak 2017 tentunya adalah pengalaman pertama menuju DKI-1. Para pendukung Ahok boleh saja sesumbar bahwa mantan bupati Belitung Timur itu dalam rangka menuju ke sana tak punya lawan tanding, karena modal Ahok hanya satu, yaitu ia telah berpengalaman menjadi gubernur Jakarta.

Tolonglah redam dulu kebanggaan dan “kemenangan” Ahok yang sebenarnya belum terbukti. Masih jauh, bos! Tim sukses Ahok – juga Ahok sendiri – tak boleh mengabaikan, apalagi menganggap enteng reputasi Yusril.

Bicara soal keberanian, siapa pun mengakui, Ahok memang pemberani. Para koruptor, pejabat nakal, anggota DPRD korup, preman Kalijodo, dan pecundang-pecundang lain dilawan, singgasana mereka diobrak-abrik.

Beranikah Ahok melawan presiden? Tunggu dulu, ia tidak ada apa-apanya dengan Yusril. Hanya Yusril-lah satu-satunya pejabat (tokoh) yang berani melawan arus, menantang Susilo Bambang Yudhoyono yang waktu itu menjabat presiden Republik Indonesia.  

Siapa pun pasti ingat Yusril pernah menjuluki SBY sebagai koruptor. Berani, nggak, Ahok mengatakan seperti itu kepada Jokowi? Banyak orang ketika itu ragu seberani itukah Yusril? Namun, sebagaimana dikutip Republika.co (25/8/2012), Yusril membenarkan pernyataannya di akun twitter pribadi dia @Yusrilihza_Mhd yang menyebut Presiden SBY layak dijuluki koruptor.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline