Lihat ke Halaman Asli

Gan Pradana

Hobi menulis dan berminat di dunia politik

Pesaing Tangguh Ahok Kini Tinggal Yusril

Diperbarui: 29 Februari 2016   15:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

RIDWAN Kamil akhirnya memutuskan tidak akan ikut mencalonkan diri menjadi gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022. Pupus sudah harapan sejumlah parpol, terutama Partai Gerindra, yang bernafsu menggeser Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Alasan yang disampaikan Ridwan Kamil sungguh elok dan elegan. Dia bilang: “Masalah batin saya hanya satu. Saya belum selesai menunaikan tugas sebagai wali kota Bandung.”

Andai pilkada di Indonesia  bisa serempak awal dan akhirnya, tentu tidak akan ada dilema seperti ini. Jika pilkada bisa serempak semua, begitu kata Kamil, tidak akan ada stigma pemimpin kutu loncat bagi mereka yang ingin mengabdi ke jenjang lebih tinggi.

“Jika mengikuti hawa nafsu dan hitungan matematika pilkada, pastilah saya tidak banyak berpikir panjang. Namun hidup tidaklah harus selalu begitu. Saya ingin bahagia tanpa mencederai. Saya ingin menang tanpa melukai,” kata Kamil.

Bandung hari ini, menurut dia, sudah membaik, namun belum sehat betul. “Lebay jika dibilang Bandung sudah berhasil. Bohong pula jika ada yang mengatakan Bandung tidak ada kemajuan.”

Apa yang diungkapkan Kamil segaris dan sehaluan dengan para netizen yang sejak Sabtu (27  Februari) diminta Kamil memberikan sumbang saran bagaimana jika lelaki ini mencalonkan diri jadi gubernur Jakarta. Hampir semua orang yang berkomentar mengharapkan Ridwan Kamil tetap di Bandung.

Ridwan Kamil mengaku suara-suara itulah yang memberatkannya.  “Warga Bandung mayoritas tidak mengizinkan saya pergi sebelum menyelesaikan tugas. Di dalam kata ‘warga Bandung’ terkandung di dalamnya suara relawan yang dulu berjibaku memenangkan saya, suara keluarga saya dan suara mentor hidup saya, yaitu ibu kandung saya, yang tidak merestui ke mana pun sebelum niat selesaikan periode pertama kewalikotaan Bandung ini tunai,“ ungkap Kamil dalam pernyataan tertulisnya.

Final sudah. Bursa pencalonan gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022  kini semakin terang benderang. Sampai saat ini hanya ada satu calon kuat, yaitu Ahok. Nama-nama tokoh yang belakangan dimunculkan, terutama oleh Partai Gerindra, seperti Sandiago Uno, M Taufik, Haji Lulung, Ahmad Dhani, bahkan belakangan ada Deddy Corbuzier, ibarat pembuatan film, hanya berperan sebagai figuran alias numpang lewat.

Kalau nama-nama tersebut di atas  tetap dipaksakan untuk disebut-sebut “katanya” bisa membuat Ahok klepek-klepek , boleh jadi cuma jadi bahan tertawaan publik. Syukur-syukur sih nggak dibuli para netizen.

Pasca-keputusan Ridwan Kamil, tokoh yang diperkirakan bisa mengimbangi Ahok hanyalah Yusril Ihza Mahendra yang selama ini dikenal sebagai pengacara kondang, mantan menteri yang juga kondang, dan ketua umum Partai Bulan Bintang yang pastinya juga kondang.

Ketika mengumumkan dirinya bakal ikutan dalam proses pencalonan DKI-1, Yusril berniat akan maju lewat jalur independen dan akan mengumpulkan KTP dukungan sebanyak 1.000.000. Dia mungkin berpikir, “kalau Ahok bisa masa saya gak bisa?”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline