Ketika perhelatan Indonesian Idol tidak lagi menarik minat masyarakat Indonesia pada umumnya, kembali kita bertanya, salahnya dimana?. Penelusuran jawaban mungkin kita dapatkan dari berbagai pendapat dari berbagai media online, berikut rangkumannya:
- Peserta Audisi yang menyedot perhatian masyarakat youtubers Riska, dan sempat membentuk fansclubs tidak bisa lolos masuk idol, membuat kekecewaan banyak penggemar Riska.
- Peserta tak memiliki chemistry untuk diperlakukan sebagai Idol tanah air, Masyarakat awam ternyata sudah jeli, ternyata diluar sana suara bagus banyak benerr...
- Penyanyi barat yang mereka nyanyikan seperti hanya ingin copy cat aja dan dibuat seolah-olah menjadi spektakuler, padahala yang menilai speta atau tidak itu banyaknya penonton...
- Mereka pikir ajang pencarian bakat berlandaskan banyaknya peserta yang berkualitas, tanpa dipikirkan segi showbizz untuk mengeruk keuntungan sebesar-besarnya yaitu ditandainya sebagai TOP Ratting.
- Pada akhirnya Idol 2014 akan seperti nasib AFI dan Ajang bakat yang memang sudah berada pada tingkat kejenuhan cukup tinggi, setelah peaknya XFI 2013.
- Ingat Penonton sudah sangat cerdas, cukup menonton, capek... matikan dan tidur...hehehe
Inilah sisi kegagalan ajang pencarian bakat yang tak memiliki greget dan membiarkan keinginan pangsa pasar yang meramaikan daya tarik tontonan diabaikan. Keinginan sebagian orang untuk melihat kemampuan sang idola melalui jumlah youtube yang membanjir tak dihiraukan... akibatnya ya.. makin ke final makin tak spektakuer rattingnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H