Museum Jendral A.H. Nasution ini dulunya adalah rumah pribadi pak Nasution, tempat ia dan keluarganya tinggal dari tahun 1949 hingga wafatnya pada tanggal 6 September 2000. Kemudian, pada tanggal 29 Juli 2008, keluarga Nasution pindah ke rumah baru mereka.
Di rumah ini, Jenderal Besar DR. Abdul Haris Nasution telah melakukan banyak karya untuk kemajuan negara dan bangsanya. Di rumah ini juga Pak A.H. Nasution bersama istri dan anak-anaknya. Dan rumah ini milik dari mertua nya Pak Nasution. Pada tanggal 30 September 1965, di tempat ini terjadi peristiwa tragis yang hampir menewaskan Jenderal Besar DR. Abdul Haris Nasution.
Sebelum terjadinya penggerebekan di tempat ini, Pak Nasution sudah memiliki firasat yang buruk terhadapanya, ia merasa banyak sekali nyamuk di kamarnya dan tepat pada pukul 04.15 Pak Nasution dan istrinya mendengar suara gaduh di luar. Dan Pak Nasution menyuruh istrinya untuk melihat ada apa diluar.
Dan disaat itu Pasukan Tjakrabirawa datang kurang lebih 100 orang untuk mencari Pak Nasution, Istrinya ketika melihat keluar sudah memiliki firasat bahwa Pak Nas mau dibunuh dan saat itu Pasukan Tjakrabirawa sudah berada di depan pintu kamar Pak Nas dan mendobrak pintu dengan menembakkan senjata ke pintu.
Untungnya Pak Nas selamat dan berhasil kabur dari Pasukan Tjakrabirawa manjat lewat tembok di belakang kediamannya tetapi Pak Nas sempat tertembak sehingga di tembok nya berlumuran darah dan juga kaki nya mengalami cedera parah disebelah kirinya karena loncat dari tembok yang ia panjati. Dan Pak A.H.Nasution adalah penyelamat bangsa indonesia. Karena kalau Pak Nas tidak selamat negara indonesia ini akan menjadi negara komunis.
Selain itu, istri dan anaknya Pak Nasution masih di dalam rumah dan di interogasi oleh Pasukan Tjakrabirawa, dan menanyakan "Dimana Nasution?" disaat itu istrinya sedang menggendong anaknya yang sudah berlumuran darah 3 tetes. Setelah itu pimpinan PKI sudah membunyikan pluit sebanyak 2 kali tanda bahwa waktu sudah habis dan harus meninggalkan rumah Pak Nasution. Akhirnya istrinya bergegas membawakan anaknya ke rumah sakit setelah kejadian selesai. Tetapi di pas di rumah sakit anaknya meninggal pukul 20.30, 5 Oktober 1965.
Dalam peristiwa ini, putra keduanya, Ade Irma Suryani Nation, dan ajudannya, Kapten Anumerta Pierre Andreas Tendean, meninggal dunia. Lalu Museum Nasional Jenderal Besar Dr. AH Nasution diresmikan pada hari Rabu, 3 Desember 2008 (bertepatan dengan hari kelahiran Abdul Haris Nasution), oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H