Semakin hari definisi mengenai literasi semakin kompleks. Literasi yang awalnya hanya didefinisikan sebagai kemampuan membaca dan menulis, kini semakin meluas meliputi kemampuan untuk memahami, melibati, menggunakan, menganalisis, dan merubah teks dalam bentuk lain. Semakin kompleksnya definisi literasi membuat literasi memiliki banyak variasi antara lain literasi media, literasi komputer, literasi desa, dan lain sebagainya. Hal yang perlu disoroti dalam literasi yaitu makna awalnya yang ditekankan pada kemampuan membaca dan menulis. Melalui dua dasar literasi tersebut, kita sudah mampu mengembangkan berbagai macam aspek kehidupan.
Kondisi pandemi membuat pembelajaran menjadi terhambat. Secara otomatis, kemampuan literasi yang diperoleh dari bangku sekolah juga mengalami dampak yang cukup signifikan. Pembelajaran yang biasa dilakukan secara tatap muka dengan berbagai macam metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru membuat siswa menjadi cakap terkait literasi yang ada. Memang kita harus mampu beradaptasi dalam menghadapi perubahan yang drastis ini. Namun, ada beberapa faktor yang menjadi penghambat laju perubahan yang terjadi.
Penulis mengamati bentuk pembelajaran yang ada di SDN Mranggen, Desa Mranggen Kecamatan Purwoasri Kabupaten Kediri. Pembelajaran yang dilaksanakan secara daring masih belum maksimal dikarenakan orang tua dan siswa masih belum memahami terkait media virtual meet. Masyarakat, terutama orang tua dan siswa masih berpaku pada bentuk pembelajran tatap muka. Selain faktor internal dari pemahaman orang tua dan siswa, faktor lain yang menghambat digitalisasi literasi adalah sarana dan prasarana yang kurang memadai. Beberapa device dari orang tua dan siswa belum bisa menggunakan fitur virtual meet yang tersedia secara optimal. Kendala jaringan pun merupakan hal yang wajar terjadi dikarenakan lokasi desa yang jauh dari pemancar sinyal.
Berangkat dari permasalahan yang terjadi, penulis sebagai mahasiswa peserta KKN BTV III Universitas Jember Kelompok 51 yang berlokasi di Desa Mranggen membuat program bertema “Digitalisasi Media Pembelajaran Pada Masa Pandemi” guna meningkatkan kemampuan literasi siswa sekolah dasar sehingga nantinya mereka tetap mendapat pembelajaran atau kemampuan literasi secara optimal. Program ini bekerjasama dengan pihak sekolah sebagai pelaksana pembelajaran. Sasaran program ini adalah orang tua dan siswa yang terkendala dalam pembelajaran daring (lebih spesifik terkait pengetahuan mengenai virtual meet). Luaran yang diharapkan adalah orang tua dan siswa mampu mengoperasikan dan menggunakan fitur yang ada pada virtual meet sebagai media pembelajaran daring.
Program ini disambut positif oleh kepala sekolah SDN Mranggen. Beliau mengatakan bahwa memang penting mengajarkan media-media daring sejak dini kepada siswa agar siswa tetap mendapatkan hak mereka dam menerima pembelajaran. Kolaborasi dan koordinasi yang baik diperlukan agar program ini berjalan dan mengasilkan luaran seperti yang diharapkan. Sasaran program juga menyambut baik program yang dilakukan. Hal ini terbukti dengan antusiasme orang tua saat diadakan diskusi melalui grup whatsapp kelas. Selain dilakukan melalui media whatsapp, pendampingan juga dilakukan secara langsung kepada sasaran yang benar-benar terkendala.
Selama tiga minggu pelaksanaan KKN BTV III Universitas Jember, berbagai pihak telah membantu menyukseskan program ini. Harapannya, setelah pelaksanaan KKN BTV III yang akan berakhir pada 9 September 2021 ini, hal-hal positif yang ada dapat dilanjutkan atau bahkan dikembangkan menjadi lebih baik lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H