Lihat ke Halaman Asli

Negeri Penjual

Diperbarui: 18 Juni 2015   01:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Belum sempulur nandur sudah mau memanen
belum sempulur duduk sudah mulai mengatur
belum sempulur tegak berdiri sudah mulai mencari-cari
intip sana intip sini mana yang punya negeri
intip sana intip sini mana yang bisa diberesi
intip sana intip sini mana yang harus didahului
kami berkuasa atas nama negeri
kami berkuasa atas nama partai
kami berkuasa atas nama koalisi
tahukah kalian berapa tahun kami berpuasa
tahukah kalian berapa lama kami memendam rasa
tahukah kalian betapa rindunya kami bila punya asa
saatnya sudah masuk khayangan
saatnya sudah mabuk kepayang
saat ini kami sudah bisa membayang
berapa yang mesti masuk kantong
berapa yang mesti jadi jatah otong
berapa yang mesti dijadikan laporan bodong
hahahahahahahahahahaaaaaaaaaaa kalian tertipu
hahahahahahahahahahahaaaaaaaaa kalian tersapu
hahahahahahahahahahahaaaaaaaaa kalian termangu
inilah kami bukan manusia suci
inilah kami bukan penghapal kitab suci
inilah kami bukan hamba pengabdi
hahahahahahahaaaaaaaaaaaaaaaaa saatnya kami tertawa
hahahahahahahaaaaaaaaaaaaaaaaa kami dulu yang terhina
hahahahahahahahaaaaaaaaaaaaaaa kami tak bakal merana
jual jual jual jual kami bukannya pembual
jual jual jual jual kami bukannya kesal
jual jual jual jual kami bukan lagi menghayal
kami penjual bermodal
kekuasaan itu barang sakral
bukan lagi milik para jendral

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline