Penting bagi kita untuk mengkaji kebijakan yang diambil oleh pemerintah dan dampaknya terhadap perekonomian dan kehidupan masyarakat.
Dalam hal ini, kita akan membandingkan dua kebijakan yang berbeda yang diterapkan oleh pemerintah Jakarta.
Pertama, pembangunan jalan pedestrian dan sepeda dengan tujuan mendorong peralihan dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum.
Kedua, penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk mengatasi kemacetan di kota.
Artikel ini akan menganalisis keuntungan dan kerugian dari masing-masing kebijakan serta melakukan perhitungan berdasarkan analisis ekonomi untuk menentukan mana yang lebih menguntungkan bagi perekonomian masyarakat Jakarta.
Kebijakan Pembangunan Jalan Pedestrian dan Sepeda
Pemerintah Jakarta sebelumnya meluncurkan kebijakan pembangunan jalan pedestrian dan sepeda dengan tujuan utama mempromosikan penggunaan kendaraan umum dan mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi.
Pembangunan jalur pedestrian dan sepeda ini memberikan akses yang lebih baik bagi pejalan kaki dan pengendara sepeda, mengurangi kemacetan, meningkatkan kualitas udara, dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
Dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh Tempo.co, Mantan Gubernur Anies Baswedan meresmikan pembangunan jalur pedestrian bawah tanah pertama di Indonesia.
Pembangunan infrastruktur ini bertujuan untuk meningkatkan mobilitas pejalan kaki dan pengendara sepeda, serta memperkuat sistem transportasi publik di Jakarta.
Selain itu, perpindahan dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum juga dapat mengurangi biaya transportasi individu dan memperbaiki efisiensi penggunaan bahan bakar.