Peserta dan panitia #LiburanJogja1 di Goa Pindul Jogja memang istimewa. Inilah perasaan saya setelah melakukan perjalanan “istimewa” selama tiga hari di negeri para sultan ini. Sebuah perjalanan yang berbeda karena merupakan hadiah atas terpilihnya esai saya dalam sebuah kompetisi yang diadakan komunitas penggiat wisata di Jogja, yakni LiburanJogja. Delapan orang terpilih diajak untuk mengeksplor eksotisme Kabupaten Gunungkidul selama dua hari, 21-22 Januari 2012. Saya tiba di Jogja pada hari Jumat (20/1) menggunakan travel dari Semarang. Saya bermalam di rumah saudara di daerah Muja Muju. Kalau ke Jogja saya hampir selalu bersilaturahmi ke sini. Esok paginya di hari Sabtu, saya dijemput tim LiburanJogja untuk memulai liburan “istimewa” ini. Di dalam mobil, sudah ada dua orang peserta lain, Tiara dari Jakarta dan Ines dari Bandung. Kami melaju menuju Edu Hostel Jogja di Jalan Letjend Suprapto. Di sana sudah ada Farisa dan Ira dari Bandung serta Mas Ibeng dari Jogja yang juga peserta. Jumlah peserta yang akhirnya ikut hanya enam orang. Kemudian kami meletakkan tas di kamar dan bersiap-siap menuju Sheraton Mustika Yogyakarta Resort and Spa dan melakukan opening ceremony. Sheraton Jogja ini luar biasa indah dan megah. Terletak tak jauh dari Bandara Adisutjipto Jogja. Bangunannya unik karena lobi hotelnya terletak di lantai tujuh alias kamar-kamarnya berada di bawah tanah. Pemandangannya juga luar biasa. Angkernya Gunung Merapi dapat terlihat indah dari Sheraton Jogja ini. Opening ceremony dihadiri langsung oleh GM Sheraton Jogja juga founder dari komunitas LiburanJogja. Acara berjalan lancar dan seru dengan diselingi perkenalan serta games. Selesai pembukaan dilanjutkan makan pagi sebelum berangkat menuju Gunungkidul. Di Gunungkidul, kami akan cavetubing di Goa Pindul, rafting di Sungai Oyo, dan diakhiri dengan mengunjungi Pantai Indrayanti. Gunungkidul memang memiliki sejuta potensi alam yang eksotis, mulai dari gunung purba, goa, sungai hingga pantai, semua ada. Namun, masalah yang dihadapi adalah kurangnya promosi untuk memopulerkan objek wisata di kabupaten terluas di Jogja ini. Untuk itulah, di #LiburanJogja1 ini kami diajak menikmati sendiri keindahan Gunungkidul dan diharapkan dapat membantu promosi pariwisata Gunungkidul. Setelah kira-kira melakukan perjalanan selama 1,5 jam, kami tiba di Wonosari, ibukota Kab. Gunungkidul. Letak Goa Pindul dan Sungai Oyo sekitar 15 menit dari alun-alun kota. Jalan masuknya bagus dan bus berukuran kecil yang kami tumpangi ini cukup untuk masuk ke lokasi. Sesampainya di tempat, ternyata sudah banyak wisatawan yang bersiap menjelajah Goa Pindul, jadi kami harus menunggu giliran.
Nah, untuk nama Pindul sendiri ada ceritanya. Jadi dahulu kala ada seorang pangeran yang tampan gagah perkasa masuk ke goa ini. Di dalam goa, pipi sang pangeran membentur dinding goa. Dalam bahasa Jawa-nya pipi kebendul, dinamailah goa ini Goa Pindul (pipi kebendul). Unik ya.
Ibu-ibu Desa Bejiharjo sedang menampilkan Gejog Lesung Selama menunggu, kami dihibur dengan persembahan Gejog Lesung dari ibu-ibu warga Desa Bejiharjo, yakni memukul lesung sehingga mengeluarkan irama yang indah. Beberapa dari peserta sempat mencobanya. Ternyata tak mudah untuk dapat mengeluarkan bunyi yang berirama dan kompak seperti yang ditampilkan oleh ibu-ibu tadi. Setelah sekitar satu jam lebih menunggu, akhirnya giliran kami untuk “bermain air” tiba. Dengan menggunakan jaket pelampung dan masing-masing membawa ban dalam berukuran besar yang sudah dimodifikasi, kami bertigapuluh (peserta + panitia) siap nyemplung ke air. Perjalanan dari lokasi parkir kendaraan menuju Goa Pindul tidak jauh, hanya berjalan kaki 10 menit sudah tiba. Pertama kita melakukan cavetubing dulu di Goa Pindul. Cavetubing ini semacam masuk ke dalam goa horizontal yang dialiri sungai. Mulut Goa Pindul memang cukup besar dan air sungainya berwarna hijau. Perjalanan masuk ke goa dimulai dan kami semua membentuk satu rangkaian panjang. Goa Pindul ini terbagi dalam 3 bagian, zona terang, zona remang-remang, dan zona gelap abadi. Sesuai namanya zona terang masih tersinari matahari, zona remang-remang masih mendapat sedikit sinar matahari, dan zona gelap abadi benar-benar gelap. Nah, di zona terang dan remang-remang kita masih bisa meihat dinding goa yang indah tanpa bantuan senter, tetapi untuk di zona gelap abadi dibutuhkan senter untuk dapat melihatnya. Di zona gelap abadi ini kami sempat melakukan semacam mengeningkan cipta untuk berdoa karena konon permintaan kita akan dikabulkan. Seru kan, pokoknya Goa Pindul ini keren deh. Sekitar 45 menit kami melakukan cavetubing di Goa Pindul. Selanjutnya kami menuju Sungai Oyo yang lokasinya ditempuh dengan berjalan kaki selama 30 menit. Tidak akan melelahkan perjalanan menuju Sungai Oyo ini karena Anda akan ditemani dengan hijaunya sawah-sawah di sini, luar biasa. Setelah 30 menit, satu per satu kembali masuk ke sungai. Arusnya sedang, tidak terlalu besar juga tidak terlalu pelan. Beberapa panitia sempat ragu untuk masuk ke sungai. Saya yang sudah di-gembleng mantabnya arus Sungai Cijulang Green Canyon, langsung masuk saja. (cerita perjalanan: body rafting di Green Canyon) Sepanjang rafting ini, arusnya biasa saja dan sempat melewati air terjun mini yang bisa kita loncati. Pemandangan unik ditawarkan tebing sungai. Alur batuannya membentuk pola tersendiri yang butuh penjelasan ahli geologi untuk mengetahui asal usulnya, hehe. Rafting sungai Oyo ini jika dibandingkan dengan Sungai Cijulang cukup jauh berbeda dari segi tantangannya. Di Sungai Oyo, lebih bersahabat bagi para pemula, anak-anak, dan ibu-ibu. Rute sepanjang 3 km ditempuh selama 1 jam lebih. Cukup menyenangkan bermain air di sini. Selanjutnya kami merapikan diri dan makan. Plan selanjutnya adalah menuju Pantai Indrayanti. Walaupun langit sudah gelap, kami tetap melanjutkan malam menembus jalan raya Gunungkidul ke pantai selatan. Perjalanan ke Pantai Indrayanti kira-kira 1,5 jam. Setibanya di sana, kami hanya mendengar deburan ombak dan berfoto sejenak karena aktivitas berpantairia tidak memungkinkan. Ekspresi pertama saya di Pantai ini adalah fasilitasnya sudah cukup lengkap. Ada parkir bus, penginapan, restoran pinggir pantai ala Jimbaran, dan fasilitas lainnya. Jadi, cobalah untuk menikmati Pantai Indrayanti ini. Kemudian kami kembali ke bus untuk makan malam di Oemah Djowo dan bermalam di Edu Hostel Jogja. Hari pertama ini dipenuhi dengan gembira. related post: http://itineraryku.blogspot.com/2012/02/jogja-aku-datang-dan-semakin-cinta-1.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H