Partai Demokrat kini tanpa nakhoda. Kursi Ketua Umum Demokrat kosong sejak Anas Urbaningrum menyatakan berhenti akhir Februari lalu setelah ia ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus Hambalang. Untuk sementara Majelis Tinggi Demokrat menetapkan empat pajabat sementara, yaitu dua wakil ketua umum, Max Sopacua dan Jhonny Allen Marbun; Direktur Eksekutif Totok Riyanto; dan Sekretaris Jenderal Edhie Baskoro Yudhoyono.
Partai Demokrat harus mencari sosok Ketua Umum pengganti Anas Urbaningrum. Apa pasal?
Ketua Komisi Pemilihan Umum Husni Kamil Manik memastikan tak akan memberi kelonggaran kepada Partai Demokrat dalam soal penyerahan berkas daftar calon anggota legislatif sementara (DCS). Daftar caleg yang diserahkan Demokrat tak boleh ditandatangani oleh pelaksana tugas atau penjabat ketua umum. Sesuai UU, DCS harus ditandatangani Ketua Umum definitif dan Sekretaris Jenderal. Aturan itu menyebut DCS bisa ditandatangani oleh ketua umum atau nama lain setingkat ketua umum di masing-masing partai seperti presiden partai. Dengan demikian, Demokrat harus menggelar kongres luar biasa (KLB) untuk mencari ketua umum baru sebelum DCS diserahkan pada April mendatang.
Persoalannya, Demokrat bukan tak punya calon. Tapi, sang Ketua Dewan Pembina dan Ketua Majelis Tinggi SBY masih menimbang-nimbang orang yang “tepat” menggantikan Anas. Tepat? Ya, karena ia tak ingin mengulang kecelakaan sejarah ketika Anas yang terpilih dalam KLB. Anas bukan dari lingkarannya, bukan keluarga, dan tak bisa dikendalikannya. Karena itu, ia tak ingin mengulang kesalahan yang sama: tampil demokratis di KLB, tapi justru bukan calonnya yang terpilih.
Lantas, siapa sebenarnya calon pengganti Anas? Berikut nama-nama yang beredar dan berpeluang:
1.Marzuki Alie
Marzuki Alie (lahir di Palembang, Sumatera Selatan, 6 November 1955) adalah Ketua DPR periode 2009-2014 asal Partai Demokrat. Marzuki Alie juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal di Partai Demokrat. Kini ia adalah anggota Dewan Pembina Partai Demokrat. Ia sangat berambisi mengisi posisi Ketua Umum Partai Demokrat yang ditinggalkan Anas. Ia adalah musuh Anas dalam Kongres di Bandung. Tak terima kalah, ia terus berusaha menggoyang kursi Anas lewat sejumlah manuver. Namun Marzuki Alie bukan dari faksi Cikeas.
2.Syarief Hasan
Lahir di Palopo, Sulawesi Selatan, 17 Juni 1949) ia kini menjadi Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah pada Kabinet Indonesia Bersatu II. Ia menjabat anggota Komisi XI dan Panitia Anggaran DPR pada periode 2004-2009. Ia menikah dengan Inggrid Kansil, presenter dan pemain sinetron yang menjadi anggota DPR periode 2009-2014. Bersama-sama Jero Wacik, Syarief Hasan diduga adalah salah seorang dalam kelompok Sengkuni, tokoh jahat dan licik dalam pewayangan yang pernah disebut Anas dalam status BB-nya.
3.Pramono Edhie Wibowo
Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo (lahir di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia, 5 Mei 1955; umur 57 tahun) adalah Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD). Pengangkatannya sebagai KSAD menuai protes dari berbagai kalangan seperti KontraS, bahwa terdapat unsur nepotisme karena merupakan ipar dari Presiden SBY sendiri. Ayahnya, Sarwo Edhie Wibowo, merupakan mantan Komandan RPKAD yang turut andil dalam penumpasan pemberontakan G 30 S/PKI. Namun Pramono lebih terlihat sebagai jenderal lapangan, kurang intelektual, dan buruk dalam public speaking.
4.Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas)
Edhie Baskoro Yudhoyono (lahir di Bandung, 24 November 1980) adalah putra bungsu SBY. Karirnya di Partai Demokrat diawali dengan penunjukan sebagai Ketua Departemen Kaderisasi. Setelah Kongres II Partai Demokrat di bulan Mei 2010, ia dipercaya sebagai Sekretaris Jenderal untuk mendampingi Ketua Umum Anas Urbaningrum. Pada tahun 2009, Ibas terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Demokrat. Tapi, beberapa waktu lalu ia mundur dari DPR dengan alasan ingin fokus mengurus keluarga dan partai. Namun, santer terdengar ia mundur sebagai persiapan menggantikan Anas. Diuntungkan oleh posisi ayahnya, pengalaman dan kiprah politik Ibas belum teruji. Meski demikian, dia adalah putra mahkota keluarga SBY.
5.Gita Wirjawan
Gita Wirjawan (lahir di Jakarta, 21 September 1965) adalah pengusaha. Ia adalah putra dari pasangan Wirjawan Djojosoegito (almarhum) dan Paula Warokka Wirjawan. Sebelum menjabat sebagai kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal pada 2009 dan kemudian menteri perdagangan pada 2011, namanya populer hanya di kalangan pebisnis. Pada 2008, ia mendirikan Ancora Capital, perusahaan investasi di bidang sumber daya dan pertambangan. Ia mendirikan perusahaan tersebut setelah ia memutuskan mundur dari kursi Presiden Direktur JP Morgan Indonesia yang ia jabat 2006-2008. Gita merupakan pecinta musik terutama jazz. Gita mendirikan rumah produksi musik bernama Omega Pacific Production. Sempat kencang berhembus kabar bahwa dia sedang dipersiapkan langsung oleh SBY untuk menggantikannya. Gita dipandang sebagai SBY muda. Ia punya banyak kesamaan dengan SBY: berbadan tegap, tampan, good looking, santun, mahir berpidato, fasih berbahasa asing, dan memiliki hobi musik.
6.Mahfud MD
Mohammad Mahfud M.D., (lahir di Sampang, Madura, Jawa Timur, 13 Mei 1957) adalah Ketua Mahkamah Konstitusi periode 2008-2011 dan Hakim Konstitusi periode 2008-2013. Sebelumnya ia adalah anggota DPR dan Menteri Pertahanan pada Kabinet Persatuan Nasional. Sebelum diangkat sebagai Menteri, Ia adalah pengajar dan Guru Besar Hukum Tata Negara di Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta. Nama Mahfud Md. turut mencuat menjadi calon Ketua Umum Partai Demokrat di saat Ketua Majelis Tinggi Susilo Bambang Yudhoyono mengambil alih kepemimpinan Demokrat dari Anas Urbaningrum.
7.Tridianto
Tridianto memastikan diri ikut bursa calon ketua umum Partai Demokrat. Ia menyatakan siap bersaing dengan calon lain dalam KLB Partai Demokrat yang dijadwalkan digelar akhir bulan ini. Tri mengklaim telah mendapatkan restu dari sang mantan Ketua Umum Anas Urbaningrum. Tri juga mengklaim sebagai kandidat yang didukung kader dan pengurus Partai Demokrat di daerah-daerah se-Indonesia. Tri adalah mantan Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Cilacap. Ia menyatakan berhenti dari Ketua DPC ketika Anas ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Sebagai loyalis Anas, Tri berharap menjadi muara aspirasi bagi para kader dan loyalis Anas di Partai Demokrat. Bekalnya, katanya, banyak kader dan pengurus di daerah tak lagi memercayai integritas dan kredibilitas elite Partai Demokrat di Jakarta.
Jika benar calon Ketua Umum Partai Demokrat pengganti Anas Urbaningrum harus kader partai yang itu harus dibuktikan dengan kartu tanda anggota (KTA), maka kesempatan Pramono Edhie Wibowo, Gita Wirjawan, dan Mahfud MD menjadi kecil. Atau, jika kemungkinan nama ketua umum akan dimunculkan oleh Majelis Tinggi, dan semua DPD dan DPC harus menaatinya sesuai pakta integritas yang sudah ditandatangani, maka kesempatan loyalis Anas (Tridianto) juga faksi di luar Cikeas (Marzuki Alie) tertutup rapat.
Tapi, tidak ada yang mustahil dalam politik. Segala kemungkinan bisa terjadi. Termasuk jika tiba-tiba KLB memilih calon di luar nama-nama di atas. Kita tunggu saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H