Lihat ke Halaman Asli

Budiman Gandewa

Silent Reader

[Cerpen] Asmara Sendu, di Pekuburan

Diperbarui: 10 Agustus 2016   16:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: vi.sualize.us

Mbak mayang, 'bintang pekuburan'. Usia 25 tahun. Hitam manis, rambut ikal mayang. Punya bodi menantang. Status: janda kembang. Because, profesinya sehari-hari hanyalah seorang penjual kembang, untuk pelayat yang datang nyekar.

Nggak kayak Bang Jupri, yang saban harinya ngangon kambing, makanya dijuluki duda kambing. Apa hubungannya? Hihihi....

Tetapi, kenapa cuma Mbak Mayang yang menarik perhatian Bang Parlan? Mungkin pedagang kembang yang lain, usianya di atas lima puluhan. Sedangkan Bang Parlan seorang perjaka tulen. Usianya belum genap tiga puluhan. Perawakan sedang, kulit sedikit legam akibat sinar matahari yang memanggang. Wajah Bang Parlan agak sedikit garang, namun masih sedap dipandang. Nilainya, lumayan...

Atau jangan-jangan karena Bang Parlan yang sering curi-curi pandang, saat menunggu 'pelanggan' di gerbang kuburan. Cuma berani mencuri pandang, nggak sampe jelalatan, apalagi pegang-pegang.

Pernah suatu hari di kala senggang, sambil menghisap rokok sebatang. Bang Parlan nyambi memandang Mbak Mayang dari kejauhan, yang tengah sibuk melayani pembeli kembang, di bawah pohon rindang.

Saat itu pikiran Bang parlan melanglang keluar dari ubun-ubunnya. Nyangsang di dahan, lalu nyungsep di tanah nggak jauh dari Mbak Mayang, yang duduk lesehan. 

Bintang pekuburan tersebut kaget bukan kepalang, kok bisa-bisanya ada 'pikiran' yang terbang melayang? Dipungutnya, lalu diletakkan di telapak tangan. Tiba-tiba saja, 'pikiran' tersebut berubah menjadi asap tipis, lama-kelamaan ngebul. Sontak Mbak Mayang batuk-batuk. Uhuk...Uhuk!

Muncullah Bang Parlan dari asap yang memudar, berdiri gagah di hadapan sang pujaan.

"Neng, mau kagak jadi bini abang?" kata Bang parlan terus terang.

"Eh, Abang. Neng kira siapa...?" Mbak Mayang tersipu, namun senang.

Bang Parlan langsung jumawa, efek dari senyuman yang dipersembahkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline