Lihat ke Halaman Asli

Perlukah Pacaran?

Diperbarui: 26 September 2016   17:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: stylecaster.com

In my own relationships, I know that I should break up with someone who doesn’t encourage me to be strong and make my own choices and do what’s best in my life, so if you’re dating someone who doesn’t want you to be the best person you can be, you shouldn’t be dating them.
— Veronica Roth

Menurut kamu pacaran sebelum menikah perlu atau tidak? Ada beberapa pandangan yang menyatakan bahwa pacaran itu tidak diperlukan karena lebih banyak mudaratnya ketimbang manfaatnya. Alasannya pacaran itu menjurus kepada seks bebas, perilaku remaja yang nakal atau bagi orang dewasa pacaran itu penuh dengan ketidakpastian seperti buat apa pacaran kalau ujung-ujungnya jadi mantan. Mereka lebih condong untuk menikah dulu baru pacaran. Sebenarnya apa itu fungsi pacaran? Pacaran adalah masa perkenalan kamu dengan seseorang.Pacaran dimulai dari rasa tertarik. Ketika kamu tertarik terhadap sesuatu maka kamu akan mencoba mengenal lebih dekat, bukan? Sama halnya ketika kamu melihat rekan kerja di kantor atau di lingkungan sekitar dan kamu tertarik dengannya, maka kamu ingin mengetahui siapa dia, dimana rumahnya, umur berapa, apa kesukaannya, dan lain-lain.

Pacaran itu dimulai dari ketertarikan tetapi ketertarikan itu hanya sebatas tertarik jika tidak ada timbal balik dari orang lain. Makanya salah satu ciri pacaran itu adalah timbal balik satu sama lain yang saling tertarik. Dari pacaran itu ada timbal balik untuk mengenal orang lain lebih baik dan makna pacaran itu sesungguhnya adalah belajar memahami orang lain. Untuk itu dalamberpacaran masing-masing dari kamu diajak untuk saling mengenal satu sama lain dan belajar memahami perbedaan masing-masing. Contoh, setelah sebulan berpacaran akhirnya kamu tahu bahwa dia suka makanan pedas dan kamu tidak, atau kamu tahu bahwa dia dan kamu sama-sama senang mendengar musik klasik. Jadi saat kamu mengenal orang lain itu ada hal-hal yang kamu sukai dan tidak kamu sukai. Perbedaan itu terjadi karena memang sejak awal kamu berbeda dengan dia. Pola asuh, kebudayaan, lingkungan, bahkan faktor genetik pun berpengaruh untuk menentukan perbedaan antara dua orang. Bahkan seorang anak kembar yang diasuh dengan pola yang sama dan dalam kebudayaan yang sama pun bisa punya hobi yang berbeda.

Dengan demikian pacaran itu memberimu kesempatan untuk saling mengenal satu dengan yang lain dengan lebih baik. Ada hal-hal yang tidak kamu sukai dari dia tetapi bisa kamu terima, ada hal-hal yang tidak bisa kamu terima dan ada hal-hal dari diri kamu yang harus kamu rubah demi dia. Jadi ciri pacaran yang lain adalah saling memahami. Kamu tidak bisa melulu menuntut orang lain untuk menjadi diri kamu, contohnya kalau dia suka pedas, kamu tidak bisa menuntut dia untuk tidak suka pedas seperti diri kamu. Saling memahami ini penting karena dalam berpacaran kamu membentuk orang lain dan diri kamu menjadi lebih baik dengan tetap mempertahankan perbedaan masing-masing. Contohnya dalam kebudayaan kamu, mengunyah sambil berbunyi itu wajar tetapi etika yang berlaku umum adalah mengunyah itu tidak perlu sampai berbunyi, malah tidak sopan jika mengunyah sampai berbunyi. Hal ini tidak disenangi oleh dia karena kalau kamu tetap seperti itu akan membuat malu dirinya dan kamu sendiri. Jadi memang ada hal-hal tertentu harus kamu rubah untuk menjadi lebih baik bahwa kamu memahami tuntutannya sebagai bentuk koreksi diri tanpa harus menjadi orang lain.

Hal-hal di atas dapat terjadi jika kamu punya hubungan yang intim dengannya. Hubungan yang intim tidak dimaksudkan berhubungan seksual tetapi hubungan yang intim adalah hubungan yang lebih dekat dibandingkan dengan orang lain. Oleh karena kamu punya hubungan intim, makanya kamu bisa mengetahui kebiasaan-kebiasaan bagus dan jelek dalam diri pasangan kamu. Untuk itu ciri pacaran yang lain adalah hubungan yang intim. Untuk itu mengenal secara intim berarti di dalamnya ada kejujuran satu sama lain. Pacaran dikatakan sehat jika ada ketertarikan, saling memahami dan kedekatan yang lebih intim, kejujuran dan komitmen. Komitmen itu penting karena disitu ada loyalitas yang menjadi salah satu ciri berpacaran. Jika tidak ada komitmen untuk berhubungan dengan dia, apakah nanti akan muncul kejujuran dan relasi intim? Ciri-ciri inilah yang membuatmu berada dalam posisi yang lebih istimewa dibandingkan hanya sekedar teman atau sahabat.

Save a boyfriend for a rainy day—and another, in case it doesn’t rain.
— Mae West

Akan tetapi banyak pemikiran keliru yang menyamakan berpacaran itu seolah-olah ajang untuk melakukan hubungan seksual. Mengenal dia bukan berarti menjadi mengenal secara anatomis. Hal-hal salah kaprah inilah yang kerap mewarnai relasi kamu dengan orang lain. Pacarandikatakan baik apabila tidak melewati batas-batas norma yang ada dan tidak melakukan perbuatan seks menyimpang. Memang ada potensi dari hubunganmu yang dekat dengannya akan muncul rasa ingin berhubungan seksual tetapi pacaran itu bukan melulu konotasinya tentang seks. Disini kamu perlu memahami betul tentang fungsi dari alat reproduksi kamu, bahwa disitu ada tanggungjawab yang kamu emban di dalamnya. Untuk itu penting sekali jika kamu memperoleh pendidikan seks yang benar. Jika kamu memperoleh pendidikan seks secara benar, maka pasti pacaran kamu akan sehat atau kamu bisa menjadi penjaga bagi sebuah hubungan yang sehat antara kamu dengan dia.

Dengan demikian, saya akan menjawab bahwa pacaran itu sangat penting sebelum kamu menikah. Jelas bahwa pada dasarnya fungsi pacaran itu saling mengenal satu dengan yang lain. Belum tentu kamu akan melalui masa pacaran itu dengan mulus sampai ke jenjang pernikahan, bahkan kadang kamu harus putus dengan beberapa orang sampai akhirnya kamu menemukan orang yang tepat dalam hidup kamu untuk jenjang selanjutnya. Kamu bisa bayangkan jika langsung menikah tanpa melalui tahapan saling mengenal dan ternyata pasangan yang kamu nikahi itu hobinya memukuli kamu maka posisi kamu adalah bercerai atau menerima nasib dipukuli. Disinilah fungsi kamu pacaran agar setidaknya kamu tahu siapa sosok yang akan kamu nikahi nanti. Memang dalam pacaran orang bisa berpura-pura, tetapi hal ini lebih baik ketimbang kamu tidak tahu dia sama sekali. Betul memang ada orang yang tidak perlu pacaran, entah di jodohkan atau memang tidak mau dengan hal-hal rumit dalam hubungan, bisa bertahan lama usia pernikahannya bahkan sampai seumur hidup. Akan tetapi hal itu sangat jarang untuk kehidupan modern saat ini. Untuk itu akan lebih baik jika kita mengenal dahulu ‘barang’ yang akan kita ‘beli’. Menurut saya lebih baik kamu punya banyak mantan pacar tetapi satu suami ketimbang punya banyak mantan suami tetapi tidak punya pacar.

Mas gandeng

Artikel terkait

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline