Lihat ke Halaman Asli

Thaharah dan Allah yang "Malu" Menatapku (2)

Diperbarui: 30 Oktober 2015   10:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Malam makin larut, sang penghayat malah baca puisi. Penuh mimik dan gerak ritmis. Suasana berubah jadi mistis. Jika tak salah ingat bunyinya begini: 

***

Maha Suci, inilah Aku

Saat bulan mendaki langit, Gunung pun terpana. 

Saat Matari menembus horison, Samudera menahan nafas.

Lalu bagaimana nasibku? 

Ilahi, aku tak mengerti apa-apa

 

Saat pagi menjelang, kabut pergi dengan lembut

Saat senja tiba, malam datang dengan akrab

Lalu bagaimana jiwaku?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline