Menteri olahraga jepang Hakubun Shimomura mengundurkan diri dari jabatannya terkait penghapusan rencana pembangunan stadion olimpiade tokyo 2020 karena pembengkakan biaya. berita ini adalah salah satu berita hangat yang tejadi di jepang saat ini yang saya baca di seputar berita jepang. Menariknya selain mengundurkan diri, dia juga akan mengembalikan gaji yang diterimanya selama 6 bulan terakhir,,ckckck,,hebat,,pikir saya. Setelah membaca berita itu, tangan saya pun terasa gatal untuk menulis sedikit analisis sederhana dari sudut pandang saya sebagai peserta magang yang saat ini masih jadi kuli di jepang.
Rasanya tidak akan pernah habis kita membahas segala keunggulan dari negara yang medapat julukan negeri matahari terbit ini. Ada banyak tulisan, makalah,buku, seminar, maupun simposium yang membicarakan kelebihan negeri ini baik dari segi penerapan teknologinya maupun dari sisi tata cara kehidupan masyarakatnya. Teknologi kereta cepat atau shinkansennya, teknologi robot robotnya yang hampir menyerupai manusia, yang tentu saja memudahkan manusia dalam mengerjakan segala pekerjaannya, seperti contoh dipabrik pabrik dijepang banyak kasus dimana robot mengerjakan pekerjaan yang nota benenya dikerjakan oleh manusia, maka tak heran sering sekali kita dengar robot robot buatan dari jepang memenangi kontes robot internasional walaupun robot robot buatan indonesia juga tidak mau kalah. Selain teknologi robot, dijepang terkenal juga dengan teknologi animenya. Siapa yang tidak kenal serial kartun Doraemon, anak anak di indonesia bahkan yang sudah dewasapun banyak yang menggandrungi serial kartun ini, belum lagi ada naruto, one piece dan lain sebagainya. Maka tidak heran dewasa ini jepang banyak mengekspor serial animenya keberbagai negara karna memang mendapat hati di masyarakat internasional. Dan masih banyak lagi kecanggihan kecanggihan teknologi yang up to date yang dihasilkan oleh negara jepang yang akan terus berinovasi dari masa kemasa.
Setelah keunggulan teknologinya, negara sakura ini jugat terkenal akan sikap mental masyarakatnya yang mengubah jepang dari negara yag tertinggal menjadi negara maju dudunia. Sikap mental itu kalau boleh saya sebutkan disini yaitu disiplin, menghargai waktu,pekerja keras,punya loyalitas yang tinggi contohnya dalam bidang pekerjaan, sangat jarang kita dengar orang jepang yang pindah pindah pekerjaan, nyatanya banyak pekerja jepang ditempat saya bekerja saat ini yang sudah berumur 60 tahun tapi masih terlihat energik bekerja walaupun usianya sudah terlihat uzur. Kemudian juga masyarakat jepang terkenal akan kerja sama antar tim, saya pernah mendengar sebuah anekdot bahwa satu profesor amerika memang masih mungkin mengalahkan satu profesor dari jepang tetapi 10 profesor amerika tidak akan pernah mungkin bisa mengalahkan 10 profesor dari jepang, ini membuktikan kerja sama antar tim itu memang sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat jepang. Kemudian juga ada masyarakat jepang itu suka membaca, paling tidak ketika saya bepergian keluar, dan naik kereta api, banyak saya lihat masyarakat jepang yang didalam kereta duduk sambil membaca entah itu membaca koran, kartun, ataupun yang lainnya. Dan terakhir sikap mental budaya jepang yang patut kita tiru selain sikap mental yang lain yang saya tidak sempat membahasnya adalah sikap malu. Sikap mental inilah yang akan saya kupas sedikit dari sudut pandang saya sebagai peserta magang disini.
Saya masih ingat kejadian yang baru baru saja terjadi di jepang yaitu banjir dan ditambah dengan badai angin topan yang terjadi didaerah tochigi dan ibaraki. Ada banyak warga yang terjebak banjir dan angin topan, ada banyak bangunan warga baik itu rumah maupun fasilitas lainnya entah itu mobil, motor dan lainnya yang hancur dihempas banjir dan angin puting beliung. Warga jepang yang lainya pun dengan sigap membantu dan tidak ada kata pamrih saat membantu sesamanya. Kemudian kalau kita flashback saat badai tsunami dulu, ribuan korban dan kehilangan materi dalam jumlah banyak, banyak relawan yang diterjunkan untuk mencari sisa sisa materi itu, akan tetapi relawan saat menemukan sisa sisa materi itu baik itu dalam bentuk perhiasan, brankas, dompet justru mengembalikannya kekantor polisi terdekat. Bandingkan dengan ndiegara kita, saat ada peristiwa kebakaran, banyak yang pura pura membantu, akan tetapi justru banyak yang mengambil harta benda milik korban kebakaran.
Sikap malu inilah yang masih dipegang teguh oleh warga jepang disini paling tidak selama saya amati saat ini. Malu tidak mengambil barang yang bukan miliknya. Saya pernah mendapati orang jepang yang memungut dompet yang jatuh di jalan, pikir saya pasti orang jepang itu akan mengambil isinya dan menaruh kembali itu di jalan, akan tetapi justru orang jepang itu tadi mengembalikan dompet itu kekantor polisi terdekat. Atau saat teman satu perusahaan kehilangan dompetnya, dan di suruh melapor ke kantor polisi, selang beberapa menit kemmudian, dompetnya pun sudah kembali tanpa ada kekurangan satu yen pun didalamnya. Malu mengambil barang yang bukan miliknya. Kemudian juga, saat didalam kereta, ketika banyak tempat duduk dikursi kereta api ada yang kosong, orang jepang justru banyak yang memilih berdiri dan membiarkan yang lainnya duduk, betapa orang jepang masih mendahulukan kepentingan orang lain, daripada kepentingannya sendiri. Malu mengambil hak orang lain walaupun sama sama membutuhkan. Dan ada juga yang sering saya amati, saat keluar. Orang jepang biasanya membawa anjingnya, akan tetapi yang unik, saat anjing itu membuang kotoran, orang jepang justru mengeluarjan sarung tangan dan tempat kotoran anjing itu dan kemudian mengambil kotoran anjing itu kemudian memasukkannya ketempat yang sudah dipersiapkan. padahal saat itu tidak ada yang melihat, kecuali saya, dan orang jepang itu pasti tidak melihat saya karna saya amati dari kejauhan. Malu tidak menjaga kebersihan. Itu adalah sedikit contoh betapa rasa malu itu masih dipertahankan oleh masyarakat jepang yang saya lihat langsung disini. Tentu masih banyak rasa malu yang lain yang tidak saya sebutkan disini.
Lalu bagaimana dengan kasus pengunduran diri menteri olahraga jepang yang saya tulis pada awal bagian tulisan ini ? begini..ada beberapa kasus dinegara kita yang ketika pejabatnya sudah divonis bersalah justru melakukan pembelaan yang seolah olah menyatakan dirinya tidak bersalah. Mereka menyewa pengacara, menerapkan asas praduga tidak bersalah,,dan walaupun bersalahpun, mereka masih mengajukan praperadilan supaya mereka tidak dinyatakan bersalah walaupun sudah jelas jelas pengadilan memutuskan mereka bersalah. Saya tidak menyebutkan kasusnya disini karna saking banyaknya dan bisa panjang tulisannya, tetapi yang jelas budaya malu itu seakan akan sudah hilang di masyarakat kita. Walaupun di pengadilan dunia kita lolos akan tetapi dipengadilan akhirat semuanya pasti akan terbongkar dan diminta pertanggung jawabannya.
Itulah sedikit analisis sederhana saya tentang budaya malu dijepang, sesuai dengan yang saya amati disini. Akhirnya marilah kita belajar dari jepang, saya mengambil contoh dijepang bukan karna saya terlalu mengagung agungkan negara jepang itu karna kebetulan saya ada disini dan mengamati secara langsung. Mari kita mengambil yang bagus dari negara jepang ini dan tinggalkan yang jelek jelek yang sesuai tidak sesuai dengan budaya kita yang pada akhirnya akan membuat negara kita sejajar dengan jepang dan bahkan mungkin lebih maju lagi. ..Semoga...
Ganbatte Kudasai
Chiba, 27 september 2015
HABIBI