Lihat ke Halaman Asli

Sudut Masjid Nabawy [2] “Ternyata Kau Tak Sendiri”

Diperbarui: 24 Juni 2015   18:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiba-tiba pemuda itu meneteskan air mata. Perihal sebuah rahasia, membuat matanya berkaca-kaca. Padahal setiap harinya ia tak pernah lepas dari canda tawa. Beberapa saat menjelang perjalanan menuju masjid nabawy pun, ia terlihat ceria. Mungkinkah Allah sedang menegurnya? Boleh jadi, iya! Bahkan dengan teguran yang indah. Entah apa pula yang menggerakkan hatinya membaca surat Qaaf. Apakah karena hafalannya? Sepertinya bukan, ia sendiri masih berusaha menghafalnya. Lalu?

***

Sampailah ia pada ayat

وأزلفت الجنة للمتقين هذا ما توعدون لكل أواب حفيظ

Ketika Surga dijadikan dekat bagi orang-orang bertaqwa. Inilah yang dijanjikan kepadamu, yaitu kepada setiap hamba yang bertaubat lagi patuh akan peraturanNya.

Subhanallah, kata Allah, surga itu amat dekat dengan mereka. Siapakah orang-orang bertaqwa yang dimaksud? Adakah syarat-syaratnya?

Mengulang, ia masih mengulang. Lalu melanjutkan ayat setelahnya.

من خشي الرحمن بالغيب وجاء بقلب منيب

Yaitu orang yang takut kepada Allah dalam keadaan sepi, ketika tiada yang tahu melainkan hanya ia dan Allah semata. Lalu ia menghadap Allah dengan hati yang bersih, penuh taubat dan tunduk kepadaNya. Subhanallaah! Inikah syaratnya?

Ya! Demikian lah syaratnya! Sebuah sindiran keras bagi sang pemuda. Orang-orang bertaqwa itu adalah orang yang takut kepada Allah dalam keadaan sepi (sendiri), ketika tiada yang tahu melainkan hanya ia dan Allah semata. Bertanya lah ia, apakah diri ini layak bersanding dengan mereka?

Khayalnya terbang dengan sebilah harapan. Bayangnya kian jauh menerawang. Akan kah kelak ia menjadi bagian jiwa-jiwa yang bertaqwa. Semoga Ya Rabb.

Namun, belum sampai angannya, bejibun sanggahan segera menghentaknya. Kamu bohong! Kamu belum taqwa! Kamu tidak takut sama Allah! Kamu tidak gubris larangannNya! Kamu hanya takut saat orang lain melihatmu. Kamu tundukkan pandangan cuma saat orang-orang ada di sekelilingmu. Tuh, buktinya pas lagi sendirian kamu masih suka melihat barang haram. Buktinya laptopmu, saksi bahwa kamu masih suka lihat aurat orang. Buktinya kamu masih suka lihat gambar buka-bukaan. Buktinya kamu masih seneng download film-film syetan. Buktinya, sama yang bukan mahram, kamu masih suka chattingan. Buktinya lewat hape, kamu masih sempatin pacaran. Buktinya, di toilet, asap rokok masih suka kau telan. Buktinya, sembunyi-sembunyi kamu masih dengar musik-musikan. Buktinya kamu masih suka ngalamun yang bukan-bukan. Buktinya, buktinya, buktinya tak terkira jumlahnya.

Kini, satu persatu teka-tekinya mulai terjawab. Kenapa mesti disebutkan lafazh bil ghaib (dalam keadaan sepi/sendiri)? Bukankah lafazh man khasiya arrahman (orang yang takut kepada Arrahman) sudah cukup menggambarkan ciri orang bertaqwa?

Maha Benar Allah, kesholehan manusia di depan khalayak bukan jaminan bagusnya iman di kala sendirian. Tanyakan pada dirimu, berapa banyak manusia bersaksi atas kesalehanmu di depan layar? Banyak bukan? Namun, sebaliknya berapa yang tahu perilaku burukmu di belakang layar? Mungkin hampir tak ada.

Padahal mestinya kau tanya pula, berapa makhluk Allah selain manusia kelak menjadi saksimu, di saat manusia terhalang mengetahui amal burukmu? Banyak! Mereka bukan hanya satu. Mereka adalah malaikat. Sahabat yang paling setia membersamaimu. Tidaklah terlewat satu patah kata pun ataupun tingkah laku melainkan telah tercatat oleh mereka.

ما يلفظ من قول إلا لديه رقيب عتيد

“Tidaklah seorang manusia berkata satu patah kata pun melainkan ada pengawas yang selalu mencatatnya”

Mereka juga benda-benda yang kau anggap bisu. Anggota tubuhmu, dari pangkal rambut sampai ujung kuku. Lagi-lagi, mereka bukan satu!

يوم تشهد عليهم ألسنتهم و أيديهم و أرجلهم بما كانوا يعملون

“Hari dimana lisan, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas perbuatannya”

***

Di saat sepi seorang diri, ingatlah bahwa masih banyak yang siap jadi saksi. Ternyata Kau tak sendiri. Betapa jiwa ini sangat lemah, kuatkan dengan tadabbur ayat-ayat Allah. Bekalilah diri dengan dzikir dan doa. Sibukkan lah hari-harimu dengan hal bermanfaat. Mohon lah kepada Allah agar selalu dikaruniakan khasyah di kala sepi maupun ramai.

اللهم إني أسألك خشيتك في الغيب والشهادة

Ya Allah karuniakan padaku rasa takut kepadaMu di kala sepi maupun ramai.

Blog Pribadi : http://kakustadz.blogspot.com




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline