Lihat ke Halaman Asli

Sekilas Tentang Shinchan yang Membuatku Sampai ke Jepang

Diperbarui: 17 Juni 2015   22:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: m4zone.blogspot.com

[caption id="" align="aligncenter" width="596" caption="Crayon Shinchan. sumber: m4zone.blogspot.com"][/caption] Crayon Shinchan atau yang biasa dikenal dengan Shinchan saja, merupakan judul anime yang diangkat dari manga berjudul sama karya Yoshito Usui. Anime yang berisi keseharian anak bernama Shinnosuke Nohara, yang biasa dipanggil Shinchan, yang hobi melontarkan joke-joke dewasa walaupun ia masih berusia 5 tahun. Kegemarannya akan gadis-gadis muda dan cantik terutama mereka yang berusia di atas 17 tahun, serta jalan pikiran yang tidak seperti anak kecil pada umumnya sering membuat orang-orang memandang bahwa Shinchan bukanlah tontonan yang bagus, apalagi untuk anak-anak. [caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="Shinchan dkk. sumber: http://m4zone.blogspot.com/2012/05/biografi-dan-sejarah-sinchan.html"]

Shinchan dkk. sumber: http://m4zone.blogspot.com/2012/05/biografi-dan-sejarah-sinchan.html

[/caption] Saya sendiri mulai menonton Shinchan sejak SD, dan langsung jatuh cinta dengan karakter dan suaranya yang tidak biasa. Kenakalan-kenakalan Shinchan yang ditayangkan tersebut justru membuat saya merasa bahwa acara tersebut adalah acara yang menarik, yang membuat saya berusaha untuk bangun pagi di hari minggu demi menonton acara itu. Seingat saya sebelum Shinchan ada Doraemon dan Sailor Moon. Saya saat itu lebih suka Sailor Moon karena memang saat kecil saya mudah terkagum-kagum dengan karakter pahlawan (saya juga sangat menggemari Power Rangers, Beetle Borg, dan tokusatsu Amerika lainnya yang ditayangkan pada saat itu), dan saya suka sekali dengan karakter gadis-gadis berambut panjang. (Rambut saya tipis sejak kecil jadi seringnya rambut pendek dan membuat saya sangat mengidamkan rambut panjang. Hehehe) Dan dengan kesukaan itulah, saya lebih menggemari Sailor Moon daripada Doraemon karena saya tidak suka dengan karakter Nobita yang cengeng. Seiring bertambahnya usia, saya kemudian menyadari bahwa dua anime yang saya gemari sejak kecil dan membuat saya menekuni bahasa dan budaya Jepang, sebenarnya masuk ke dalam kategori anime dewasa. Kalau dipikir-pikir lagi, benar juga. Adegan hampir telanjang Usagi Tsukino dkk saat berubah menjadi Sailor Moon dkk saat itu ditayangkan tanpa sensor. Kemudian Shinchan yang sering memamerkan kemaluannya yang sudah dia gambari dan dia sebut dengan "gajah kecil", atau saat Shinchan bergoyang-goyang dengan gemulai sambil melorotkan setengah celananya sehingga menampakkan pantatnya. Ada juga Shinchan yang memamerkan pantatnya sambil berlari-lari dan meneriakkan "ketsu dake seijin!" atau yang jika diterjemahkan langsung menjadi, "alien yang cuma pantat saja" (rada maksa. tapi emang itu artinya). Oleh karena itu, Shinchan di Jepang ditayangkan pada hari Jumat jam 7 malam. Jam tersebut termasuk dalam golden time, waktu saat orang Jepang sudah banyak menyetel TV, sehingga anak-anak yang menonton Shinchan tetap berada di bawah pengawasan orangtuanya. Saya sampai sekarang tetap merasa tingkah laku Shinchan yang demikian merupakan tingkah anak-anak 5 tahun yang lucu. Namun, memang banyak orang lain, termasuk orang Jepang sendiri, yang kemudian merasa saya termasuk orang aneh saat mengatakan pada mereka bahwa Shinchan merupakan salah satu anime favorit saya. "Anak mesum gitu, di mana lucunya?" merupakan salah satu komentar yang sering saya dapat saat saya mengatakan bahwa saya merasa Shinchan menggemaskan. Yah, setiap orang boleh berpendapat, bukan? Lagipula, belakangan ini saya menyadari bahwa keunikan karakter Shinchan-lah yang mungkin menjadi magnet terkuat yang menarik saya ke pada anime ini. Alis yang besar dengan mata bulat, bentuk wajah yang khas. Dan satu lagi, suaranya! Versi anime yang ditayangkan di Indonesia sudah diterjemahkan dan suara Shinchan diisi oleh Ony Syahrial, bintang yang saat itu juga tenar karena perannya sebagai Ucil, tuyul yang tak mau mencuri di serial Tuyul dan Mbak Yul. [caption id="" align="aligncenter" width="450" caption="Ony Syahrial. sumber: http://cob4klik.blogspot.com/2014/01/inilah-pengisi-suara-shinchan.html"]

sumber: http://cob4klik.blogspot.com/2014/01/inilah-pengisi-suara-shinchan.html

[/caption] Akan tetapi, versi anime aslinya di Jepang sana, suara Shinchan diisi oleh YAJIMA Akiko, seiyuu (dubber) wanita veteran yang juga sering mengisi suara karakter wanita bersuara malaikat! Seiyuu kelahiran 4 Mei 1967 ini menjadi salah satu seiyuu favorit saya. Karakter-karakter yang beliau isi suaranya di anime lain yang saya gemari, adalah Sasori saat muda di Naruto, Angela di Kuroshitsuji, dan Lector di Fairy Tail. Saya mengagumi beliau karena suara beliau sebagai Shinchan, Sasori, Angela dan Lector benar-benar berbeda sehingga sulit dipercaya bahwa ketiga karakter tersebut diisi oleh orang yang sama! Karakter lainnya yang beliau isi suaranya adalah Relena Darlian/Relena Peacecraft dari Mobile Suit Gundam Wing (yang hanya sempat saya tonton beberapa episode versi bahasa Indonesia-nya), dan Kohaku dari Inuyasha (saya juga hanya menonton versi bahasa Indonesia-nya). [caption id="" align="aligncenter" width="225" caption="YAJIMA Akiko. sumber: http://myanimelist.net/people/148/Yajima_Akiko/pictures"]

Yajima Akiko. sumber: http://myanimelist.net/people/148/Yajima_Akiko/pictures

[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="394" caption="YAJIMA Akiko dan Shinchan. sumber: http://www.crunchyroll.com/anime-news/2013/05/04/happy-birthday-ono-daisuke-and-yajima-akiko"]

Yajima Akiko dan Shinchan. sumber: http://www.crunchyroll.com/anime-news/2013/05/04/happy-birthday-ono-daisuke-and-yajima-akiko

[/caption] Selain itu, Shinchan juga memiliki cara bicara yang khas. Seperti kata-kata "ora" untuk menunjuk diri sendiri (bahasa Jepang "saya" dan "aku" untuk anak-anak laki-laki biasanya "boku" (halus) atau "ore" (kasar)), dan kebiasaannya mengakhiri kalimat pernyataan dengan "~ da zo" yang diucapkan dengan nada yang khas pula. Suaran dan cara bicaraya yang khas inilah yang menurut saya  membuat Shinchan menjadi salah satu karakter anime yang suaranya sering ditirukan para selebriti Jepang, selain Pikachu dari Pokemon. Namun, saya harus mengakui bahwa akhir-akhir saya sering absen menonton Shinchan yang masih ditayangkan di salah satu stasiun TV swasta pada hari minggu. Selain karena biasanya episode yang disiarkan diulang-ulang, terjemahan dialognya terkadang harus membuat saya berpikir dulu baru menangkap inti joke-nya. Versi aslinya yang berbahasa Jepang lumayan banyak mengeluarkan joke yang menggunakan permainan kata. Jadi, tentunya para penerjemahnya harus berpikir lebih keras supaya bisa memunculkan adegan lucu tersebut dengan seharusnya. Yah, sebenarnya saya cuma ingin mengatakan kalau saya suka Shinchan karena menurut saya dia lucu (yang sudah saya sebutkan berkali-kali di tulisan ini), tapi jadi nulis ngalor ngidul ke mana-mana. Hehehe.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline