Lihat ke Halaman Asli

Kata Depan dan Imbuhan - "Ke" dan "Di"

Diperbarui: 4 April 2017   17:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Tentang penggunaan "di" sebagai kata depan dan sebagai imbuhan sebenarnya sudah pernah saya tulis sebelumnya, di tulisan saya yang berjudul, "Penggunaan "di" Sebagai Kata Depan dan Imbuhan - Grammar Nazi Bahasa Indonesia". Namun, karena masih sering menemukan kesalahan yang sama, jadinya saya berpikir untuk menulis lagi tentang "di", ditambah dengan "ke".

Saya menambahkan "ke", karena sama seperti "di". Keduanya adalah kata depan yang memiliki kesamaan bunyi dan huruf dengan imbuhan "ke-" dan "di-".

Kalau dijelaskan dengan tulisan, bisa langsung tahu, mana yang kata depan, dan mana yang imbuhan, karena yang imbuhan diikuti dengan tanda "-" yang menunjukkan bahwa morfem (biar mudah, kita sebut "kata" saja, ya) tersebut tidak memiliki arti sebelum dilekatkan (diikuti) oleh kata lain. Sehingga "ke" dan "di" sebagai imbuhan ("ke-" dan "di-") penulisannya tidak perlu dipisah.

Dan untuk imbuhan menurut saya tidak masalah, karena kesalahan yang sering saya temukan adalah penulisan "ke" dan "di" sebagai kata depan. Sebagai kata depan, kedua kata ini penulisannya harus dipisah dengan kata yang muncul setelahnya.

Membedakannya sebenarnya mudah.

Untuk "di", tinggal dilihat saja apakah dia adalah predikat sebuah kalimat pasif atau tidak. Kalau iya, berarti itu imbuhan, jadi disambung. Kalau tidak, berarti kemungkinan dia adalah kata depan yang menunjukkan keterangan tempat.

Untuk "ke", mungkin lebih mudah untuk melacak mana "ke" sebagai imbuhan, karena "ke-" biasanya diikuti "-an". Posisi tanda "-" menunjukkan posisi imbuhan. Kalau di mengikuti imbuhan berarti awalan (contoh: "ke-", "di-", "me-", "ber-") dan kalau mendahului berarti akhiran (contoh: "-an", "-i", "-kan"). Jadi, kalau ada kata yang diawali "ke-" dan diakhiri "-an", kemungkinan itu kata dasar yang sudah diimbuhi "ke-an".

Misalnya, "kebangsaan", "kemanusiaan", dsb.

Saya bilang kemungkinan loh yaa... (Eh, "kemungkinan" juga bisa jadi contoh kata dasar yang diimbuhi "ke-an"!)

Soalnya, ada juga frasa "ke depan", dan "ke kanan". Hehehe. Jadi harus hati-hati juga.

Kata depan "ke" itu menunjukkan tujuan. Dan karena dia kata depan, jadi penulisannya harus dipisah dengan kata yang muncul setelahnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline