Agtoni Andrian dan Sarton-Perwakilan peserta Pelatihan Peningkatan Kapasitas Petani dan Pendamping Perhutanan Sosial Pola Padat Karya tahap II, menyatakan ucapan terima kasih kepada penyelenggara, widyaiswara dan narasumber. Mereka berharap agar materi yang telah diterima dapat selama pelatihan dapat diaplikasikan di lapangan oleh kelompok. Cara pengeolaan perhutanan sosial basik secara teknik maupun kerjasama antara kelompok diperoleh dalam pelatihan ini. Pelatihan seperti ini secara berkala sangat diharapkan karena dapat membantu peningkatan kapasitas kelompok. Dengan adanya peningkatan kapasitas kelompok petani pengelola perhutanan sosial dalam melakukan usaha diharapkan kedepan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Harapan Antoni dan Sarkon ini mewakili 620 rekan lainnya pada pelatih tahap kedua. Sebagaimana dilaporkan oleh pelaksana harian (Plh) Kapusdiklat SDM LHK-Puji Iswari, S.Hut, M.Si, penyelenggaraan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Petani dan Pendamping Perhutanan Sosial Pola Padat Karya tahap kedua tahun 2021 dilaksanakan mulai tanggal 2 hingga 5 Maret 2021. Pelatihan ini memuat 35 jam pelajaran terdiri teori dan praktek dalam durasi 4 hari secara full e-learning. Pembelajaran dilakukan dengan metode baik syncronous maupun asyncronous menggunakan kombinasi live chat, belajar mandiri, penugasan kelompok, dan presentasi.
Sinergi banyak pihak adalah kunci terwujudnya terselenggaraan pelatihan ini dengan baik. Target tahap kedua ini melebih target yakni 620 dari target 600 orang. Peserta laki laki 500 orang, perempuan 120 orang. Pelatihan ini serentak dilaksanakan pada Pusdiklat SDM LHK, Balai Diklat LHK Siantar, Pekanbaru, Bogor, Kadipaten, Makassar, Samarinda, dan BDLHK Kupang melalui learning management system (LMS) KLHK yang ada di Pusdiklat SDM LHK. Peserta berasal dari 15 provinsi di Indonesia dari Sumatera Selatan sampai Maluku Utara. Ada 5 (lima) mata pelatihan (MP) yang dilatihkan yakni, MP1-Role Model Pendampingan Perhutanan Sosial, MP2-Pendampingan Tahap Awal, MP3-Pengelolaan dan Pengembangan Kawasan Hutan dan Lingkungan, MP-4 Kerjasama, Akses modal dan Akses pasar, serta MP5-Monitoring dan evaluasi.
Sebagaimana pelatihan tahap pertama yang dilakukan pada 23 sampai 26 Februari lalu telah dilatih 600 orang petani dan pendamping perhutanan sosial. Oleh karena itu hingga tahap kedua ini telah terlatih sebanyak 1.200 an orang pengelola perhutanan sosial.
Baca juga: KLHK Latih 900-an Pengelola Perhutanan Sosial dan Pengelola Sampah Pola Padat Karya
Kepala BP2SDM yang diwakili Plt Kapusdiklat SDM LHK-Dr. Mariana Lubis dalam arahannya berharap semoga pandemi ini segera berlalu. Kepatuhan semua pihak dalam menjalan menjalankan protokol kesehatan akan menjaga kita dari paparan virus corona. Dalam kondisi serba pembatasan ini jika kita tidak bergerak, kuatir gerakan perhutanan sosial tidak akan berjalan. Sampai akhir April 2021 nanti ditargetkan 3000 peserta dapat mengikuti pelatihan seperti serupa. Setelah pelatihan yang dilaksanakan 4 (empat) hari ini diharapkan setiap kelompok dapat bertemu kembali untuk menyamakan persepsi terkait pengetahuan yang diperoleh selama pelatihan. Tindak lanjut kegiatan kelompok dalam mengelola PS setelah pelatihan ini diharapkan dapat dilanjutkan. Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) yang belum ada dalam kelompok perlu ditindaklanjuti sebagai bagian dari kelola kelembagaan. Bagi kelompok yang belum memiliki Rencana Kerja Umum (RKU) dan Rencana Kerja Tahunan (RKT) agar dapat menyelesaikannya. Bagi kelompok yang sudah memiliki RKU dan RKT maka dapat melakukan penajaman RKU dan RKT yang telah ada.
Sosialisasi ijin PS kepada semua pihak terkait perlu terus dilakukan guna membangun pengetahuan kepada aparat desa sehingga mampu memanfaatkan fasilitas yang ada di desa. Pendamping dapat menjalin komunikasi dan membangun jejaring ke dinas terkait di daerah untuk mendukung kegiatan kelompok pengelola PS ini. Jejaring antar peserta yang terdiri dari 600 an orang lebih ini adalah aset juga berharga untuk bertukar berbagai sumberdaya. Jalinan komunikasi dengan Balai Diklat LHK, Balai PSKL, dan kelompok terkait sangat penting dilanjutkan.
Pelatihan ini bukan merupakan satu-satunya sumber pengetahuan. Info-info yang ada di berbagai media juga dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan. Laman Pusat Penyuluhan juga dapat diakses, karena di dalamnya terdapat berbagai sumber informasi yang berguna. Semoga dapat meningkatkan kemampuan kelompok yang dicerminkan dengan peningkatan kelas kelompok tani dari blue, silver, gold hingga mencapai platinum. Demikian Dr Mariana Lubis mengakhiri arahannya yang kemudian menutup pelatihan pada pukul 15.34 WIB.
Salam lima jari, salam sehat, salam lestari, salam e-learning. ****