Bila Anda melihat iklan-iklan rokok yang berproduksi setelah pertengahan bulan Juni 2014, maka Anda akan melihat sosok pria sedang menghisap rokok dan di sampingnya terdapat tengkorak, lalu di bawahnya ada peringatan “Merokok Membunuhmu”. Siapakah dia? Apakah dia orang Indonesia? Mengapa dia selalu muncul di iklan rokok? Banyak sekali perntanyaan tentang sosok pria tersebut. Jangan-jangan orang Indonesia yang mati akibat dibunuh oleh rokok.
[caption caption="bungkus rokok"][/caption]
Sosok Orang Merokok dalam Iklan Merokok Memunuhmu Bukan Orang Indonesia
Selidik punya selidik, ternyata sosok wajah berkulit sawo matang dengan kumis lebat dan rambut lebat yang terdapat dalam iklan rokok “Merokok Membunuhmu” bukan orang Indonesia. Gambar itu diimpor dari Thailand, dan lebih dahulu digunakan sebagai gambar peringatan di sana sejak 2012.
Tidak ada yang tahu dengan alasan apa sosok itu diimpor dari Thailand, selain cara itu sama sekali memperlihatkan bahwa pegiat antirokok tidak kreatif. Bahkan untuk pekerjaan sederhana memotret orang Indonesia yang merokok tidak dilakukan. Atau barangkali, sulit sekali menemukan orang Indonesia yang merokok terlihat tidak bahagia.
[caption caption="bungkus rokok"]
[/caption]
Kebijakan Impor Bungkus Rokok Seram
Mulai bulan Juni 2014, peraturan terkait kemasan bungkus rokok yang diedarkan di Indonesia wajib memasang gambar peringatan yang seram. Kebijakan yang tertuang dalam PP 109 Tahun 2012 ini mengadopsi Framework Convention on Tobacco Control (FCTC). Kesepakatan yang melibatkan berbagai negara dan paling cepat dalam merumuskan kesepakatan itu dalam sejarah Badan Kesehatan Dunia (WHO) menuai kecaman.
[caption caption="rokok"]
[/caption]
Sebab, di balik kecepatan meraih keputusan itu disebabkan ada aliran dana dari beragai Perusahaan Multinasional Farmasi yang mempunyai kepentingan dari bisnis nikotin. Dimana bila nikotin masih bebas beredar di pasaran dalam bentuk rokok, maka nilai ekonomis dari bisnis nikotin yang disiapkan oleh Perusahaan Multinasional Farmasi akan sulit untuk dijalankan.
Sumber foto: Flickr
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H