Setidaknya saya punya cerita yang cukup menarik untuk saya tulis sebagai artikel untuk berbagi hhe. Nah cerita ini berasal dari salah seorang teman bapak saya saat sedang berkumpul dan bercerita santai di sore hari.
Ada-ada saja cara orang mencari rezeki di daerah ibu kota zaman sekarang, sudah tak dipungkiri lapangan pekerjaan yang semakin sempit di zaman sekarang ini menuntut beberapa orang untuk mengerutkan dahi mereka berpikir dengan keras untuk mencari solusi alternatif pekerjaan baru yang menghasilkan uang banyak, walaupun cara tersebut curang dan licik. Namun saya mengatakan cara curang ini sebagai cara yang unik, dan sebaiknya membuat kita untuk lebih bisa berhati-hati terhadap jenis pekerjaan baru ini.
Sebut saja mengemis, terkadang banyak orang desa yang menjadikan mengemis ini sebagai sebuah profesi di ibu kota. Sudah banyak saya dengar dan saya lihat sendiri, walaupun mereka terlihat hina mengemis di ibu kota, ternyata di desanya dia memiliki tiga rumah bertingkat. Coba Anda bayangkan berapa hasil yang didapatkan dari profesi mengemis tersebut? Yang pasti lumayan fantastis kan hhe.
Mengapa saya menjelaskan tentang profesi mengemis tersebut? Karena profesi unik yang akan saya jelaskan ini lebih modern, bahkan para orang yang berprofesi ini di mata Anda tidak akan kelihatan berbaju lusuh, compang-camping, malah yang akan Anda lihat adalah seorang yang berbaju rapi, berdasi, berjam bagus, dan bahkan memegang handphone berfitur Android hhe. Entah saya menyebut profesi baru ini apa, karena saya yakin tidak ada kata yang tepat untuk mendeskripsikan profesi aneh dan baru tersebut.
Menurut penuturan dari teman bapak saya tersebut, dia sedang menunggu bus di salah satu halte, dan tiba-tiba ada seorang pemuda yang terlihat perlente, dengan jam bagusnya, memainkan hp bagusnya dan tiba-tiba berlaku panik seperti kehilangan dompet, dan pemuda tersebut pun meminta tolong kepada teman bapak saya tersebut untuk memberikan uang sebesar 10 ribu rupiah, yang penting asal ada ongkos pak, untuk saya pulang ke rumah, dompet saya hilang ini, tutur pemuda perlente tersebut kepada teman bapak saya tersebut. Mendengar penuturan pemuda tersebut pun teman bapak saya tersebut merasa iba dan tanpa berpikir lagi segera memberikan uang sebesar 1o ribu seperti permintaan pemuda tersebut. Saat pertama kejadian itu, teman bapak saya mungkin merasa wajar dan sama sekali tidak berpikiran buruk terhadap pemuda tersebut.
Dua minggu kemudian di halte yang sama, pemuda tersebut mengaku kehilangan dompet kembali dan dia meminta tolong kembali kepada teman bapak saya tersebut, untuk meminjamkan uang sebesar 10 ribu dan dengan alasan yang sama yaitu untuk ongkos dia kembali pulang ke rumah. Mungkin pemuda tersebut tidak sadar bahwa teman bapak saya tersebut pernah menolong dia dalam hal kejadian yang sama. Kemudian teman bapak saya tersebut curiga kepada pemuda tersebut, dan dia menyelidiki pemuda tersebut. Teman bapak saya tersebut dengan sengaja pergi ke suatu tempat melalui halte bus yang sama tersebut, dan kebetulannya dia kembali melihat pemuda yang sama tersebut. Dia berlaku kembali seperti seorang yang kehilangan dompet, dan meminta tolong kepada orang lain yang sedang menunggu bus di halte bus tersebut agar diberikan uang sebesar sepuluh ribu rupiah, yang penting asal ada ongkos pulang tuturnya.
Teman bapak saya yang melihat hal tersebut, langsung menegur pemuda perlente tersebut "Mas, sering banget kehilangan dompetnya di halte yang sama, terus minta ongkosnya sama lagi, pasti 10 ribu. Itu hilang dompet, apa profesi Mas?" Pemuda tersebut pun, langsung berjalan menghindar menjauh dari kumpulan orang-orang yang berada di halte bus tersebut dengan muka merah padam, tutur teman bapakku tersebut.
Nah, coba Anda bayangkan jika profesi pengemis mendapatkan jumlah uang yang berfluktuasi dan tidak tetap, namun dengan cara licik tersebut si pemuda perlente tersebut dapat mendapatkan uang seperti gaji setiap bulannya dengan nominal yang lumayan fantastis menurut saya, misal dengan alasan ongkos 10 ribu tersebut, jika setiap harinya dia bisa membuat sebanyak 100 orang iba dan tertipu, dia bisa mendapatkan uang sebanyak satu juta rupiah per hari, dan dalam sebulan, bisa mencapai 30 juta rupiah. Gilaa, bahkan gaji PNS pun tidak sampai segitunya kan? Hhe
Kisah ini saya bagikan bukan berarti untuk kita jadikan contoh dalam bekerja, namun agar kita lebih dapat berhati-hati saja terhadap modus-modus tersebut Hhe. Sekian cerita saya hari ini, semoga bermanfaat :)
Salam.
Gama S. Nugraha