Banyuurip, Pati(20/07)-Tingkat konsumsi masyarakat yang tinggi menjadikan timbunan limbah menjadi semakin banyak baik dari jumlah maupun variasinya. Limbah harus dikelola dengan baik dan benar agar tidak mengganggu lingkungan sekitar. Limbah yang tidak dikelola dengan baik dapat memberikan dampak negatif bagi keberlangsungan hidup terutama dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat. Jenis limbah yang dibuang tidak hanya berupa limbah organik, tetapi juga limbah anorganik yang sulit terurai secara alami dengan waktu yang singkat. Jika tidak dikelola dengan baik maka limbah dapat mencemari lingkungan dan mampu menjadi tempat genangan air ketika musim hujan.
Mahasiswa Undip, Galuh Wulandari (21) yang tergabung dalam KKN Tim II Undip 2022 di Desa Banyuurip mengajak warga Desa Banyuurip untuk membuat Pupuk Organik Cair (POC) dari limbah ikan. Sebagian masyarakat hanya mengolah ikan dan tidak memerhatikan limbah yang dihasilkan. Selain itu, ikan yang sudah tidak layak konsumsi atau busuk hanya dibuang begitu saja sehingga baunya dapat mencemari lingkungan. Limbah ikan dapat berupa jeroan, sisik, kepala, dan tulang ikan serta dapat berasal dari pencucian, dan pengolahan produk ikan. Alternatif yang dapat dilakukan untuk permasalahan tersebut yaitu membuang limbah ikan pada tempat yang aman atau mengolahnya menjadi produk yang bermanfaat.
Pupuk Organik Cair atau POC merupakan jenis pupuk dalam bentuk cair yang dihasilkan dari proses fermentasi limbah hewan, tanaman maupun manusia yang memiliki kandungan unsur hara yang bermanfaat bagi tanaman. Bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan POC ini yaitu air limbah budidaya, EM4 dan larutan molase. Pembuatannya cukup sederhana, yaitu dengan mencampurkan bahan-bahan tersebut dan disimpan pada wadah tertutup selama 2-4 minggu untuk proses fermentasi.
Dalam pembuatan POC ini mahasiswa KKN Undip melakukan sosialisasi dan membagikan brosur yang berisikan deskripsi POC dan cara pembuatannya serta praktek secara langsung pada tanggal 20 Juli 2022 kepada ibu-ibu PKK di Desa Banyuurip. Kegiatan tersebut dihadiri oleh 18 ibu-ibu PKK Desa Banyuurip. Ibu-Ibu PKK sangat antusias mengikuti kegiatan ini dan memberikan pertanyaan terkait bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk organik cair. Untuk mengoptimalkan pelaksanaan program kegiatan KKN ini, dibuat leaflet cara membuat POC dari limbah ikan untuk membantu dan memperjelas mereka yang menjadi sasaran program ini.
Dengan pelaksanaan program pembuatan Pupuk organik cair dari limbah ikan diharapkan warga desa Banyuurip dapat menerapkannya dan dapat membantu pencegahan pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah ikan. Pupuk hayati ini mengurangi biaya makan petani karena bahan utama, seperti limbah ikan, biasanya gratis atau dapat dibeli dengan harga murah. Pupuk organik tersebut dapat dimanfaatkan masyarakat untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia yang dapat merusak tanah sehingga dapat mengurangi pencemaran tanah.
Oleh: Galuh Wulandari (Teknologi Hasil Perikanan, Universitas Diponegoro)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H