Lihat ke Halaman Asli

Antusiasme Masyarakat Wonorejo dan Mahasiswa KKN Dalam Melestarikan Budaya Melalui Pertunjukan Wayang Kulit

Diperbarui: 23 Agustus 2022   13:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1: Pertunjukan wayang kulit dimulai (Dokpri)

Wayang kulit, sebuah warisan luhur yang memiliki segudang kisah dibaliknya yang tentu tak ternilai harganya. Wayang kulit banyak dijumpai, khususnya di daerah Jawa karena dipercaya bahwa pencipta wayang kulit ialah masyarakat Jawa itu sendiri. Hingga saat ini, kita masih memiliki kesempatan untuk turut menyaksikan dan menikmati seni pertunjukan wayang kulit. Seperti yang baru-baru ini terlaksana, pertunjukan wayang kulit dihadirkan sebagai hiburan masyarakat dalam memeriahkan acara ulang tahun Desa Wonorejo, Kecamatan Kencong, Kabupaten Jember.

Pada Kamis (18/08) Sami'an selaku Kepala Desa Wonorejo mengadakan sebuah pesta penutupan yakni pertunjukan Wayang Kulit yang terbuka untuk semua kalangan masyarakat, khususnya masyarakat Desa Wonorejo. Beberapa rangkaian acara telah terlaksana sebelumnya seperti, khotmil qur'an, santunan anak yatim, santunan kaum dhuafa, jalan sehat, dan istighosah. Rangkaian acara tersebut tidak hanya melibatkan perangkat desa, namun turut serta melibatkan para warga desa dan juga para mahasiswa KKN Kolaboratif dan juga mahasiswa KKN lainnya. Dalam acara pertujukan wayang kulit pada Kamis malam. Semua warga yang hadir dijamu dengan makanan berat yag dimasak oleh ibu-ibu PKK. Tak lupa juga makanan ringan seperti kacang tanah rebus, dan jajanan tradisional yang diketahui sebagai hasil tangan dari kelompok ibu-ibu di setiap dusun di desa Wonorejo. 

Gambar 2: Warga diarahkan untuk menyantap hidangan yang telah disiapkan (Dokpri)

Acara yang cukup meriah tersebut tak hanya dijadikan sebagai ajang untuk bersenang-senang namun juga dimanfaatkan oleh beberapa warga lokal untuk bersenang-senang namun juga dimanfaatkan oleh beberapa warga lokal untuk memperkenalkan produk yang mereka punya. Salah satunya ibu Sti Aminah selaku pembuat dan penjual jamu yang dibantu oleh mahasiswa KKN Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dalam rebranding dan pemasaran secara lebih modern sehingga memiliki nilai jual yang lebih tinggi.

Gambar 3: Bazar yang dilakukan oleh mahasiswa FKIP (Dokpri)

Hal-hal semacam ini disambut sangat baik oleh masyarakat karena selain terhibur dengan adanya pertunjukan, masyarakat juga dapat merasakan pemulihan ekonomi pasca serangan covid-19 selama kurun waktu dua tahun belakang.  

  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline