Lihat ke Halaman Asli

Pengolahan Hasil Pertanuan Salak Pronojiwo

Diperbarui: 11 April 2021   11:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Teknologi pengolahan hasil pertanian merupakan sebuah kegiatan yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan serta jasa untuk berlangsungnya kegiatan tersebut. Proses yang dilakukan dalam kegiatan pengolahan hasil pertanian ini dapat berupa pengubahan atau pengawetan melalui perlakuan fisik atau kimia, penyimpanan, serta distribusi. Produk pengolahan hasil pertanian ini dapat berupa produk akhir yang siap dikonsumsi atau sebagai bahan baku industry lainnya.

Tujuan dilakukannya pengolahan hasil produk ini dikarenakan sifat produk pertanian yang mudah rusak dan lebih cepat mengalami penurunan muu, sehingga dapat memengaruhi harga jual di pasaran menjadi rendah. Maka untuk mengatasi hal tersebut, dilakukanlah penerapan teknologi pengolahan hasil peranian. Teknologi pengolahan hasil pertanian secara lebih lanjut juga dimanfaatkan untuk mengurangi kerusakan serta memperkaya gizi dan juga untuk merubah sifat bahan pangan sehingga sesuai dengan selera konsumen.

Pronojiwo merupakan sebuah sebuah kecamatan yang berada di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Kecamatan ini berada di wilayah selatan hingga tenggara lereng Gunung Semeru, serta berbatasan langsung dengan Kabupaten Malang. Kecamatan ini memiliki luas mencapai 38,74 Km2 atau sekitar 2,16 persen dari total keseluruhan Kabupaten Lumajang. Masyarakat di Kecamatan Pronojiwo sebagian besar memilih bermata pencaharian menjadi buruh tani dan petani hingga mencapai 91,52 persen dari total angkatan kerja. Dengan kondisi lahan yang tidak terlalu ekstrem, serta beriklim tropis tipe C membuat kawasan ini mudah ditanami berbagai macam produk tani. Salah satu produk tani yang cukup terkenal ialah salak pondoh.

Saat itu salak pondoh sangat terkenal di Pulau Jawa, karena kepopuleran tersebut membuat banyak daerah yang ikut menanam salak pondoh. Salah satu daerah yang mengembangkan salak pondoh adalah Kecamatan Pronojiwo di Kabupaten Lumajang. Salak Pronojiwo memiliki karakteristik berbasis kawasan yang jauh lebih baik jika dibandingkan dengan asal bibitnya yaitu salak pondoh Sleman, Yogyakarta. Keunggulan tersebut diantaranya adalah buah yang lebih besar, lebih berair, tidak adanya rasa pahit atau sepat saat buah belum masak, lebih manis, dan memiliki sedikit rasa asam yang menjadi ciri khas.

Saat ini telah tanaman salak pondoh Pronojiwo semakin berkembang, terdapat tiga jenis yang menjadi unggulan masyarakat dan dibudidayakan diantaranya adalah Pondoh Madu, Pondoh Super, dan Gula Pasir. Jenis pondoh madu memiliki bibit yang berasal dari Sleman, Yogyakarta. Jenis ini telah popular sejak dulu dan sering menjadi unggulan, degan harga jual sekitar Rp. 20-30 ribu. Untuk jenis pondoh super bibitnya juga didapat dari Sleman, Yogyakarta dengan harga jual Rp. 2.500 hingga Rp. 7.500. Kemudian untuk jenis gula pasir bibitnya didapat dari Bali.

Salak Pronojiwo Kabupaten Lumajang memiliki karakteristik khusus berbasis kawasannya yang justru lebih baik dibandingkan dengan asal bibit aslinya yaitu salak pondoh Sleman -- Yogyakarta. Dengan adanya ciri khas yang dimiliki oleh salak pronojiwo membuat salak pondoh Pronojiwo layak untuk dikembangkan. Pengembangan Salak Pronojiwo selaras dengan program Pemerintah Kabupaten Lumajang yang tertuang dalam rencana strategis Dinas Pertanian yang terdiri dari program peningkatan ketahanan pangan, pengembangan agribisnis dan Program Peningkatan Kesejahteraan Petani.

Terdapat sebuah Kelompok Wanita Mandiri (KWM) Taman Jaya, yang beranggotakan sebagian besar adalah istri-istri para petani yang tergabung bersama untuk mengolah hasil buah salak. Dari kelompok tersebut diperoleh ide-ide inovasi dengan mengolah buah salak menjadi kripik dan minuman. Perkembangan tersebut dengan menjadikan buah salak sebagai olahan bisa meningkatkan harga jualnya. 

Pengolahan buah salak yang dijadikan sebagai kripik dan minuman bisa menjadi solusi untuk mengatasi kualitas buah salak yang kurang baik untuk dijual sehingga untuk tetap mempertahankan harga jualnya buah salak akan diolah lebih lanjut. Semakin berkembangnya zaman, tidak hanya daging saja yang bisa diolah namun bijinya juga bisa diolah. Biji salak bisa diolah menjadi kopi yang bercita rasa khusus. Produk hasil olahan buah salak saat ini makin beragam sehingga lebih dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.

Konsumsi salak untuk pasar lokal cukup besar bahkan sudah menembus pasar luar negeri. Oleh karena itu, pemerintah menetapkan buak salak sebagai salah satu komoditi yang mendapat prioritas untuk ditingkatkan nilai ekspornya. Produksi salak ini menjamin penghasilan penduduk setempat minimal Rp1,7 juta per bulan atau di atas upah minimum regional (UMR). 

Produk olahan salak ini sudah bisa dijul ke luar negeri sebagai produk unggulan dari Lumajang. Jika sudah tembus ke pasar internasional, maka warga Pronojiwo akan ikut berperan meningkatkan kesejhateraan warga Pronojiwo dan Jawa Timur. Saat ini penjualan salak pondoh Pronojiwo tidak lagi dijual secara tradisional seperti di pasar lokal, namun saat ini telah merambah ke penjualan online di berbagai marketplace. Dengan adanya perkembangan teknologi informasi ini dapat membuat masyarakat Kecamatan Pronojiwo menjadi lebih kreatif dan dapat memiliki jagkauan penjualan yang lebih luas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline