Lihat ke Halaman Asli

Usai Laga Lazio-Cesena: Ngerumpi Jumat Pagi Di Dunia Maya

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13290808021458218915

Usai Laga Lazio-Cesena:

Ngerumpi Jumat Pagi Di Dunia Maya

oleh Galuh Trianingsih Lazuardi

© 2012

(Kemenangan Lazio atas Cesena di Olimpico Jumat pekan lalu sungguh menimbulkan kegairahan tersendiri di antara fans. Paling tidak, di antara beberapa member forum Lazio Forever, satu dari sedikit forum Laziali berbahasa Inggris. Beberapa member asal kota Roma yang langsung menyaksikan lansung di curva nord Olimpico, dan beberapa lagi dari beberapa negara yang harus nenjaga kesabaran karena hanya mampu menyaksikan lewat streaming yang lemot, termasuk saya. Pukul 07.00 WIB atau lewat tengah malam di Italia, akhirnya kamipun membuat sebuah room di Yahoo Messanger untuk sekedar meluapkan emosi: kegembiraan atas kemenangan luar biasa itu, kegeraman kepada kebijaksanaan manajemen transfer Lazio. Kami tidak saling mengenal di dunia nyata, dari beberapa negara yang terpisah ribuan kilometer jaraknya, yang selama hampir dua tahun ini memiliki ikatan jiwa yang sama: SS Lazio).

Kemenangan Lazio tersebut seharusnya bukan sesuatu yang luar biasa. Cesena adalah tim yang berada di zona degradasi, yang secara kualitas memang seharusnya berada di bawah Lazio. Menjadi luar biasa karena Lazio berada dalam situasi krisis cedera pemain, sembilan punggawa birulangit tak dapat dimainkan karena cedera dan kartu merah. Luciano Zauri yang bek sayap pun harus dimainkan di jantung pertahanan Biancocelesti. Dan segera saja Zauri membawa bencana buat gawang Marchetti. Kegagalan menutup gerakan Adrian Mutu menggetarkan gawang Lazio. Kegagalan yang sama memaksa Konko menjatuhkan Mutu di kotak terlarang yang menyebabkan hukuman penalti dan dikartumerahkannya Konko. Lazio ketinggalan dua gol setelah 33 menit dan bermain dengan 10 pemain.

(Mereka yang langsung menyaksikan di stadion menceritakan betapa Laziali di curva nord telah bersiap-siap menanggung kekecewaan. Sekitar 15 ribu pendukung Lazio mengabaikan cuaca sangat dingin kota Roma dan datang ke Olimpico sebagai bentuk komitmen Irriducibili Lazio yang mendukung tim Lazio yang sedang berlaga, apapun kondisinya. Banyak di antara mereka yang datang dari wilayah pinggiran kota, dan harus bermalam di stadion menunggu keretaapi yang baru beroperasi pukul enam pagi untuk pulang. Dan kini, mereka bersiap untuk menyaksikan mimpi buruk di Olimpico).

Allenatore Reja memberikan “ramuan magis” di ruang ganti, dan memainkan “catur ajaib”-nya di lapangan. Memasuki babak kedua, Kozak yang belum sepenuhnya pulih dimasukkan menggantikan Candreva yang tidak bermain efektifdan menjadi cemoohan Laziali karena aroma romanistanya. Zauri mengisi tempat Konko, posisi yang lebih familiar baginya, dan Cristian Ledesma menjadi bek tengah dadakan mendampingi Biava. Hasilnya luar biasa. Dalam waktu 15 menit tiga gol balasan tercipta. Gol indah Hernanes mengawali dua gol berikutnya dari Lulic dan Kozak.

(Mereka menceritakan, betapa berubahnya suasana curva nord. Digambarkan bahwa kegembiraan ini setara dengan kegembiraan Derby della Capitale yang lalu ketika Lazio menghantam rival sekota, AS Roma. Dan untuk pertamakalinya selama melatih Lazio, curva nord mengumandangkan nama Reja berulangkali. Kami pun berdeba sengitt, siapa man of the match. Sebagian memilih Hernanes yang luar biasa, sebagian memilih Ledesma yang mampu menggalang pertahanan Lazio dengan baik di babak kedua, atau juga Klose yang gigih berjuang dan memberikan satu assist. Tetapi akhirnya kami sepakat, bahwa gelar itu layak diberikan kepada Reja. Agak tidak umum gelar man of the match diberikan kepada seorang pelatih, tetapi kami semua sepakat, Reja layak mendapatkannya kali ini).

Kemenangan ini menempatkan Lazio di posisi ketiga di bawah Milan dan Juventus, apalagi Udinese untuk pertama kalinya menuai kekalahan kandang. Kejaran Inter pun sementara tak perlu dikhawatirkan setelah kalah saat menjamu Novara. Perjalanan memang masih panjang, tetapi tetaplah ini suatu langkah yang positif, setidaknya sebagai modak psikologis saat menjamu Atletico Madrid Jumat ini di Liga Eropa. Atau, setidaknya ini diharapkan menunjukkan kepada Lotito dan Tare, bahwa jika saja mereka lebih mendengar tuntutan Laziali di mercato Januari lalu, tim ini akan jauh lebih baik.

(Demikianlah, kami bukan siapa-siapa, tidak saling mengenal, terdiri dari berbagai generasi, latar belakang, grup tifosi dan kebangsaan. Tetapi jalinan birulangit yang mengalir di jiwa kami kerap mempertemukan kami dalam diskusi dunia maya seperti ini. Semangat independensi, loyalitas dan solidaritas yang menjadi ruh Irriducibili Lazio selalu menjadi dasar forum-forum seperti ini. Hampir dua tahun forum ini bertahan dan selama itu pula suasana egalitarian terjaga. Tidak ada grup yang wajib disakralkan, tidak ada para “dewa” yang wajib dipuja-puji oleh yang lain, tidak ada pendapat yang salah atau disalahkan, yang ada hanya pendapat yang berbeda. Semua bebas berpendapat tanpa harus khawatir dicap abal-abal, karbitan atau penghianat. Tidak ada plagiarisme di antara kami, menghormati hak yang lain adalah keniscayaan. Tidak ada pelecehan gender yang menganggap hanya fans laki-laki yang pintar sementara yang perempuan bodoh. Tidak ada di antara kami yang kebal kekhilafan, administratur/moderator meminta maaf kepada anggota tidaklah tabu kalau memang perlu. Bagi kami, siapapun dia, grup atau kelompok apapun, jika dibandingkan SS Lazio, tetap SS Lazio-lah yang lebih besar dan lebih penting. Dan itulah yang mengikat kami semua. Seandainya di sini juga begitu.....)

13290806821614057938




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline