Lihat ke Halaman Asli

Dosen FISIP Universitas Indonesia Dikeroyok saat Demo

Diperbarui: 18 April 2022   16:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ade armando merupakan seorang dosen di Universitas Indonesia yang dikeroyok sejumlah orang pada saat demo pad hari Senin tanggal 11 April 2022. 

Pada saat itu pukul 13.00  Ade armando sedang berkeliling disekitar Senayan sambil membawa kamera, lalu pada pukul 15.30 perwakilan DPR menemui massa naik keatas mobil komando yang mengatakan bawha pihak terkait akan menerukan aspirasi masyarakat ke Presiden.

 Secara bersamaan Ade sedang beradu mulut dengan ibu-ibu yang meneriaki ade sebagai seorang provokator karena pernyataan ade yang menyudutkan kelompok tertentu.

Setelah pertemuan antara anggota dewan dan mahasiswa membubarkan diri, tersisa beberapa oknum yang memakai pakaian serba hitam diduga sedang melempari gedung DPR dengan batu dan kayu. Pada saat itu juga ade armando ditarik orang yang berusaha mengamankannya, namun bukannya selamat tetapi justru malah dikerubuni oleh sekelompok massa tidak dikenal yang sebelumnya mengepung Ade dan tim sejumlah 30 orang.

Menurut saksi Ade dipukuli dibagian belakang kepala oelh seorang pria yang menggunakan topi dan Ade juga sepat terlempar sehingga terhempas ke aspal akibat pukulan di bagain kepala dan badan, seperti dilihat dari tayangan video yang viral. 

Selain itu juga massa yang berjumlah 30 orang itu diduga memukuli ade secara bergantian. Akhirnya Ade diamankan oleh polisi dan dibawa masuk ke gedung DPR melalui pintu kecil tetapi pada saat itu para masa juga masih melempari dengan batu. Karena situasi sudah tidak kondusif polisi langsung melemparkan gas air mata.

Ade armando mendapat penaganan dokter pada pukul 16.10 di HCU RS Siloam, Jakarta. Berdasarkan pemeriksaan dokter menunjukkan ada pendarahan dalam bagian kepala, Ade juga beberapa kali  muntah dengan mengeluarkan darah. 

Kasus ini diduga karena beberapa tayangan video yang dia unggah menyudutkan kelompok masyarakat tertentu dam memulai kontrovensi. Tetapi diluar itu semua kekerasan tidak dapat dimaafkan bagaimanapun bentuk kesalahannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline