Oleh: Galuh Mitayani dan Iyan Sofiyan
(Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris dan Dosen PG PAUD)
Universitas Ahmad Dahlan
Generasi Z merupakan generasi yang tumbuh dan berkembang di era digital. Mereka sangat akrab dengan teknologi dan media sosial. Namun, kecenderungan penggunaan media sosial yang berlebihan dan kurangnya pemahaman tentang etika bermedia dapat menjadi masalah yang serius. Oleh karena itu, peran Gen Z dalam membangun etika bermedia sangat penting untuk diperhatikan. Peran Gen Z dalam membangun etika bermedia adalah kunci penting dalam menjaga integritas dan kualitas informasi serta interaksi di era digital saat ini. Gen Z merupakan generasi yang lahir dalam rentang tahun 1997 sampai dengan tahun 2012, tumbuh dalam lingkungan yang sangat terhubung secara digital dan memiliki pengaruh yang signifikan dalam membentuk norma-norma etika bermedia. (Kompasiana, 2023).
Etika digital merujuk pada seperangkat prinsip yang mengarahkan perilaku individu saat menggunakan teknologi dan internet. Bagi Generasi Z, hal ini mencakup pemahaman yang mendalam tentang privasi, keamanan, dan tanggung jawab dalam berbagi informasi. Mereka diajak untuk tidak hanya mengonsumsi informasi, tetapi juga menjadi produsen yang bertanggung jawab. Hal ini melibatkan upaya aktif untuk menghindari penyebaran berita palsu, menghormati hak cipta, dan menghindari perilaku yang merugikan orang lain dalam ruang digital.
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Gen Z adalah cyberbullying. Dengan tingginya interaksi sosial melalui media sosial, risiko perundungan online meningkat. Etika digital menuntut Gen Z untuk menyadari dampak dari kata-kata dan tindakan mereka di dunia maya. Mereka perlu memahami bahwa meskipun interaksi tersebut terjadi di dunia digital, dampaknya sangat nyata dan bisa berdampak besar pada kesehatan mental seseorang. Oleh karena itu, penting bagi mereka untuk selalu berpikir sebelum mengirimkan pesan atau komentar yang dapat merugikan orang lain.
Selain aspek-aspek tersebut, etika digital juga mencakup tanggung jawab dalam penggunaan teknologi. Generasi Z perlu memiliki kemampuan untuk menyeimbangkan waktu di antara kegiatan online dan offline mereka. Terlalu banyak waktu yang dihabiskan di depan layar dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik maupun mental mereka. Oleh karena itu, penting bagi mereka untuk belajar mengelola waktu dengan bijak, mengutamakan kegiatan yang mendukung pertumbuhan pribadi, dan menghindari ketergantungan pada teknologi. Inisiatif seperti mengambil jeda digital dan memastikan penggunaan teknologi tidak mengganggu rutinitas harian yang esensial juga menjadi bagian dari upaya mereka dalam mengembangkan pola hidup yang seimbang dan sehat secara digital maupun secara keseluruhan.
Pendidikan mengenai etika digital perlu dimulai sejak usia dini. Peran penting orang tua, pendidik, dan komunitas sangatlah krusial dalam membimbing Generasi Z untuk menjadi pengguna teknologi yang cerdas dan bertanggung jawab. Melalui program edukasi dan dialog terbuka, Generasi Z dapat lebih memahami dampak dari setiap tindakan mereka dalam dunia digital. Proses ini juga membantu mereka mengembangkan kemampuan kritis dalam mengevaluasi informasi yang mereka terima dan bagikan, serta membangun kesadaran akan privasi online, menghadapi cyberbullying, dan cara membangun reputasi yang positif secara digital. Selain itu, melalui pendidikan etika digital yang holistik, Generasi Z juga dapat belajar untuk membedakan antara konten yang dapat dipercaya dan informasi yang mungkin tidak valid atau bahkan merugikan. Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang hak dan tanggung jawab dalam menggunakan teknologi, mereka dapat secara aktif mengambil bagian dalam membangun lingkungan online yang lebih aman dan beradab untuk semua pengguna.
Pada akhirnya, etika digital adalah tentang membangun budaya penggunaan teknologi yang positif dan konstruktif. Gen Z memiliki potensi besar untuk memanfaatkan teknologi secara kreatif dan inovatif. Namun, dengan potensi ini datang tanggung jawab untuk memastikan bahwa teknologi digunakan untuk kebaikan bersama. Dengan memahami dan menerapkan etika digital, Gen Z dapat menjadi generasi yang tidak hanya mahir dalam teknologi, tetapi juga bertanggung jawab dan beretika dalam penggunaannya.