Politik di Indonesia merujuk pada segala kegiatan, keputusan, kebijakan, dan proses yang berkaitan dengan pengelolaan kekuasaan dalam negara, serta bagaimana pemerintahan dijalankan oleh lembaga-lembaga negara sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi, hukum, dan konstitusi yang berlaku.
Indonesia adalah negara demokrasi dengan sistem pemerintahan republik, yang artinya politik di Indonesia melibatkan proses pemilihan umum (pemilu) untuk memilih wakil rakyat, kepala daerah, dan presiden, serta melalui partisipasi rakyat dalam proses pembuatan kebijakan dan pengawasan terhadap jalannya pemerintahan.
Minat para remaja terhadap politik di Indonesia saat ini bervariasi, tergantung pada beberapa faktor seperti latar belakang pendidikan, pengalaman, serta pengaruh media sosial. Meskipun politik cenderung dianggap oleh sebagian besar remaja sebagai topik yang jauh atau membosankan, ada beberapa indikasi bahwa minat remaja terhadap politik telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa faktor yang memengaruhi minat remaja terhadap politik di Indonesia antara lain
1. Pengaruh Media Sosial dan Teknologi
Media sosial, terutama platform seperti Instagram, Twitter, TikTok, dan YouTube, telah menjadi saluran utama bagi remaja untuk mendapatkan informasi politik. Banyak politisi dan partai politik yang kini memanfaatkan media sosial untuk mendekati generasi muda. Isu-isu politik yang beredar di media sosial, seperti pemilu, hak pilih, atau gerakan sosial, sering kali menarik perhatian remaja yang aktif di dunia maya.
2. Peningkatan Kesadaran Sosial dan Aktivisme
Sejumlah gerakan sosial yang muncul, seperti gerakan iklim, gerakan feminisme, dan gerakan keadilan sosial lainnya, juga menarik perhatian remaja Indonesia terhadap politik. Remaja merasa lebih terlibat dalam isu-isu yang mempengaruhi kehidupan mereka dan berusaha menyuarakan pendapat mereka, baik secara online maupun melalui aksi di lapangan.
3. Pemilu dan Pilihan Umur Remaja
Pemilu yang terjadi di Indonesia, terutama yang melibatkan pemilihan presiden dan legislatif, cenderung meningkatkan minat politik di kalangan remaja. Meskipun sebagian besar remaja belum bisa memilih, mereka tetap tertarik untuk mengetahui calon-calon yang ada, serta memahami platform politik yang mereka usung. Isu-isu yang diangkat dalam kampanye politik juga seringkali mencerminkan kebutuhan dan harapan generasi muda.
4. Pendidikan Politik dan Pembelajaran di Sekolah
Di beberapa sekolah, pembelajaran tentang politik dan kewarganegaraan sudah dimulai sejak dini. Pendidikan kewarganegaraan (PKn) di sekolah-sekolah berfungsi untuk memberikan wawasan tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara, termasuk pemahaman tentang sistem politik, demokrasi, dan pemilu. Hal ini bisa membantu remaja memiliki pandangan yang lebih kritis terhadap politik.