Lihat ke Halaman Asli

Galuh Dwi Randy

Mahasiswa Jurnalistik

New Normal dalam Perspektif Mahasiswa

Diperbarui: 2 Juli 2020   17:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Penyebaran virus Covid-19 terus membuat resah masyarakat Indonesia, proses dan model penyebaran yang tak mudah terdeteksi, menjadi minat khusus. WHO (world healt organization) maupun pemerintah Indonesia sendiri telah menyampaikan berbagai imbauan sebagai antisipasi penyebaran virus Covid-19 tersebut. Imbauan disampaikan karena banyaknya faktor penyebab cepatnya penularan virus Covid-19 dari satu orang ke orang lainnya yang sering dengan tidak sengaja dilakukan.

Keberadaan virus Covid-19  ini telah banyak menarik perhatian dunia bukan hanya di Indonesia saja. Ada yang menanganinya dengan sangat serius, ada pula yang seolah-olah tak mau tahu, tapi karena hari demi hari penyebarannya semakin banyak, maka langkah yang harus ditempuh sebagai antisipasi adalah membangun kerja sama yang baik dengan keluarga, rekan kerja, dan pihak pihak terkait dengan cara social distancing.

Salah satu cara yang digunakan pemerintah untuk menghimbau masyarakatnya mengenai virus Covid-19 adalah menunjuk jubir Kemenkes menjadi PR Pemerintahan, dengan itu Kemenkes menyusun empat pilar komunikasi publik. Pertama, imbauan agar masyarakat tetap tenang dan waspada. Kedua, berkoordinasi dengan instansi terkait. Ketiga, memberikan akses informasi kepada media. 

Keempat, mendorong gerakan cuci tangan pakai sabun (CTPS). Lainnya yang tak kalah penting adalah setiap kali menyampaikan informasi kepada masyarakat. Antara lain, Pemerintah Serius, Siap dan Mampu Menangani Covid-19, Masyarakat Tetap Tenang dan Waspada, Covid-19 Bisa Sembuh, hingga adanya tagar #lawancovid-19 dan #dirumahaja.

Peraturan atau kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah tentu sangat berpengaruh, dan saat ini pemerintah menerapkan adanya sistem new normal ditengah masa pandemic Covid-19. New Normal adalah sebuah istilah dalam bisnis dan ekonomi yang menunjuk kepada kondisi-kondisi krisis salah satunya adalah pandemic Covid-19.

New normal dapat dikatakan sebagai skenario untuk mempercepat penanganan virus Covid-19 dalam aspek kesehtan, sosial dan ekonomi. Sudah lebih dari tiga bulan pemerintah menghinbau masyarakat dengan berbagai macam peraturan seperti meliburkan sekolah, meniadakan kuliah tatap muka, bekerja dari rumah (work from home), larangan terlibat dalam keramaian, termasuk larangan ke luar negeri dengan memberlakukan lockdown di berbagai kawasan, bahkan pemerintah menetapkan adanya peraturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Dimana dengan adanya sistem new normal masyarakat dihadapkan dengan kehidupan baru yang tentunya tetap berpegang pada protokol kesehatan seperti memakai masker, menghindari keramaian, dan selalu mencuci tangan.

Menurut perspektif mahasiswa terhadap sistem new normal ini dpat diktakan cara efektif karena mahasiswa dapat melalukan pembelajaran seperti tatap muka dengan dosen dan mahasiswa lainnya walaupun saat ini masih diberlakukannya kuliah secara online dengan tujuan untuk memutuskan tali penularan virus Covid-19. Dengan adanya sistem new normal ini masyarakat tentunya akan menjalankan aktivitasnya kembali dan membuat perekonomian Indonesia bangkit kembali. 

Namun adapula ketidak efektifan yang di dapat dari cara new normal ini karena masih banyak masyarakat yang tidak dapat memahaminya dengan benar, karena banyak sekali masyarakat yang melanggar protokol-protokol kesehatan yang dapat dilihat saat berada dijalanan tanpa menggunakan masker, tidak menjaga jarak dan menghadiri keramaian yang ada seperti saat mall sudah dibuka masyarakat mulai berbondong-bondong ke mall.

Dengan itu pemerintah membuat peraturan dan sanksi yang dibuat dalam penerapan new normal ini, membuat masyarakat sadar akan pentingnya sebuah kebersihan dan kesehatan. Dengan itu ada sisi postif yang dapat kita pelajari dari adanya pandemic virus Covid-19 ini, kita putuskan tali penularan dengan mematuhi protokol yang telah dibuat oleh pemerintah, stay save and stay healty everyone. (GDR)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline