Lihat ke Halaman Asli

GALUH ANISA PUTRI

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

Identitas Gender dalam Lagu "The Man" oleh Taylor Swift

Diperbarui: 23 Juli 2024   12:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Lagu “The Man” bukan hanya lagu hiburan saja namun membuat kesadaran akan kesadaran ketimpangan perlakuan gender di masyarakat dan tempat kerja.

Industri musik sangat populer saat ini, terutama genre pop salah satunya yang sedang naik daun seperti lagu yang dibawakan oleh penyanyi Taylor Swift “The Man”.  Taylor menulis lagu ini berdasarkan kisah nyata yang ia alami sepanjang karinya dalam industri musik dan dunia hiburan yang diperlakukan secara berbeda antara pria dan wanita. Dalam lirik memiliki makna seorang wanita yang seringkali diperlakukan tidak adil di dunia pekerjaan pada umumnya, menimbulkan ketimpangan yang sangat jelas. Di era globalisasi saat ini, identitas gender sedang banyak diperbincangkan di berbagai aspek kehidupan budaya, termasuk dalam industri musik.

Latar Belakang Lagu ‘The Man”
Taylor Swift terkenal sebagai penulis dan penyanyi yang berasal dari Amerika Serikat. Taylor merilis lagu “The Man” dari albumnya “Lovers” yang dirilis pada 23 Agustus 2019. Lagu ini banyak membahas perbedaan perlakuan antara pria dan wanita, Taylor mencoba menyampaikan pesan ketimpangan gender yang ia dapatkan. Lirik dari lagu yang ditulis Taylor tersebut mengandung makna yang berkaitan dengan stereotip gender dan bagaimana perbedaan perlakuan pada pria dan wanita yang masih sangat terlihat. Ia ingin menampilkan bagaimana seorang wanita, pencapaian dan perilakunya bisa dilihat secara berbeda dari yang seharusnya jika dia adalah seorang pria. Di dalam lagu ini taylor membayangkan jika ia adalah seorang pria.

Analisis Lirik Lagu ‘The Man’
Berikut ada beberapa kutipan lirik yang diperdebatkan mengenai identitas gender dalam Lagu 'The Man' oleh Taylor Swift.

“I'de be a fearless leader, I'd be an alpha type” Kata “alpha” mengandung arti seorang pria pemimpin yang tak kenal takut, percaya diri dan
menginspirasi orang lain. Dimana pria lebih bebas memilih kendali atas hidupnya daripada wanita seolah olah wanita tidak bisa melakukan apa yang pria bisa lakukan. Seringkali, stereotip yang melekat dalam masyarakat, di mana maskulinitas dikaitkan dengani kekuatan dan otoritas, menyebabkan gagasan bahwa pria "alpha" memiliki lebih banyak kebebasan dalam menentukan dan mengendalikan jalan hidup mereka. Seringkali dianggap bahwa wanita harus menghadapi tantangan yang lebih besar atau memainkan peran yang lebih kompleks untuk mencapai kesuksesan yang setara dengan pria, menghadapi batasan sosial yang mungkin tidak penting bagi pria.

“I'm so sick of running as fast as I can. Wondering if I'd get there quicker if I was a man" Dalam lirik tersebut Taylor mengungkapkan bahwa ia membayangkan jika menjadi pria dan mengungkapkan perasaan apa yang ia akan lakukan jika memiliki gender yang berbeda. Disini digambarkan bahwa pria lebih mudah dalam mencapai kesuksesan dibandingkan seorang wanita. Wanita dinilai harus lebih bekerja keras untuk mendapatkan kesuksesan sedangkan pria tidak perlu bekerja terlalu keras untuk mendapatkan kesuksesan. Meskipun kesetaraan gender telah berkembang, ada perbedaan pendapat yang masih ada dalam masyarakat modern, yang menimbulkan pertanyaan tentang kesetaraan akses dan kesempatan di berbagai aspek kehidupan.
And they would toast to me oh let the players play I’d be just like Leo in Saint-Tropez” Pada lirik tersebut mengandung makna yang pernah dialami oleh penulis itu sendiri, ia dipandang mempunyai banyak mantan kekasih dan hal tersebut jika dilakukan oleh seorang dianggap sebagai orang yang bisa dibilang populer dikalangan wanita. Taylor merasakan pandangan publik tentang dia sangat buruk karena sering menjalin hubungan dengan pria.

Jadi dapat disimpulkan lagu “The Man” karya Taylor Swift bukan hanya sekedar lagu untuk hiburan masyarakat saja namun memicu tentang identitas gender serta masih banyak orang yang memperlakukan wanita dan pria secara berbeda. Lagu ini dapat menjadi cara media mengkritik kesenjangan sosial yang terjadi dan dapat menginspirasi banyak orang untuk mempertanyakan bagaimana sih norma-norma yang ada serta mendukung perubahan yang baik dalam memandang identitas gender yang diharapkan membuat orang sadar akan ketimpangan gender di tempat kerja dan di masyarakat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline