Lihat ke Halaman Asli

Galuh Aditya 69

Ojo Kesuwen. mergo bab apik kudu di bagi marang liyan

Penanganan ATS Kabupaten Purworejo

Diperbarui: 26 Maret 2024   10:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Dinas pendidikan yang di wakili oleh sekdin Purwasih Handayani, S.H., M.M. 

Membuka acara sosialisasi penanganan ATS di Kabupaten Purworejo yang dilaksanakan pada 26 maret 2024.

Dr. Jasman Indradno selaku perwakilan dari unicef memberikan paparan terkait 15 Kabupaten replikasi penanganan ATS di Jawa Tengah. Dengan kondisi wilayah yang berbeda maka diperlukan strategi yang berbeda pula sesuai dengan permasalahan mengapa anak menjadi ATS. 

Per 25 maret 2024 data total 15 Kabupaten adalah 160.148 ribu dari data dukcapil yang di sinkronisasi dengan Pusdatin. Purworejo ada di 2.054 BPB, 1593 do, 3057 ltm.

Pak Jasman menekankan agar fokus waktu pengembalian ats ada di bulan juli sampai agustus. Maka rekonfirmasi data harus dilakukan segera dengan memanfaatkan data awal dari dapodik by name BY address. 

Kemudian setelah pengembalian ats ke lembaga pendidikan maka harus ada pendampingan karena anak dari program ats lebih riskan untuk kembali tidak bersekolah. PKBM tetap masih berperan penting dalam program penanggulangan dan penanganan ATS ini. 

Pusdatin berharap Data ATS yang tercantum dari pusat melalui web sistem Pusdatin kemendikbud juga terdeteksi dari tingkat desa. Data tersebut termasuk data ponpes dan juga sekolah dari yayasan keagamaan lain terdeteksi oleh emis dan juga masuk di sistem. Jadi eco sistem data tersebut terdiri dari data emis, Pusdatin dan Pddikti. 

2 hari ini akan ada 2 hal utama dimana hari pertama adalah penyamaan persepsi data dan hari ke dua adalah pelatihan bagi perwakilan desa. 

Diskominfo kab purworejo juga sudah bersedia dan siap dalam backup data ats. Maka Pusdatin langsung mengalirkan data tersebut ke sistem

Menurut penjelasan pak Manik, Jika ada anak usia sekolah tapi tidak masuk dalam data Pusdatin maka diduga anak tersebut belum pernah sekolah di sekolah formal ataupun PKBM. Maka perlu di cek, bisa terjadi belum di input data anak tersebut. Selain pak manik, tim Pusdatin hadir juga yudhantara. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline