Lihat ke Halaman Asli

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Guru PAUD

Diperbarui: 29 Mei 2024   11:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

disusun oleh: Galuh cahya ningrum, Dra illun muallifah, M.Pb

Pendidikan anak usia dini merupakan wadah untuk mendidik generasi penerus bangsa. Pendidikan yang bermutu akan mempengaruhi kualitas pendidik pula. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional dari jurnal Golden Age, Universitas Hamzanwadi Vol. 04 No. 1, Juni 2020, Hal. 20-29, menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan pengembangan peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Gaya kepemimpinan situasional menurut (Janah et al., 2019; Yayuk & Sugiyono,2019) dalam jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Volume 4 Issue 1 (2020) Pages 940-950 bahwa kunci sukses pemimpin dengan gaya situasional dapat dibedakan menjadi dua gaya kepemimpinan; yaitu yang berorientasi pada tugas dan gaya kepemimpinan yang berorientasi pada hubungan. 

Oleh sebab itu gaya kepemimpinan situasional merupakan suatu teori kepemimpinan yang memfokuskan pada para pengikut. Kepemimpinan situasional dapat di capai dengan memilih gaya kepemimpinan yang tepat dan bersifat tergantung pada tingkat kesiapan dan kedewasaan para pengikutnya. Kepemimpinan situsional ini dapat memotivasi (gaya selling) dan pengarah bawahannya.

gaya kepemimpinan kepala sekolah adalah perilaku kepala sekolah dalam memimpin, mengarahkan, membina dan mempengaruhi bawahan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Berdasarkan hal tersebut maka dimensi gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam penelitian ini adalah bersifat terbuka, mendominasi pelaksanaan tugas, dan situasional.

Gaya kepemimpinan yaitu cara khas yang dimiliki oleh pemimpin dalam lembaga pendidikan untuk mengatur, mengarahkan, dan membimbing pendiddik untuk diajak kerja sama mencapai tujuan pendidikan. Gaya kepemimpinan memiliki 3 jenis yang sudah dikenal luas yaitu otokratis, demokratis,  laizze faire.

Franklyn (1951) dalam Onong Effendy (1993: 200) mengemukakan ada tiga gaya pokok kepemimpinan, yaitu gaya kepemimpinan otokratis (outoctatic/authoritarian leadership), kepemimpinan demokratis (democratic/participative leadership), dan kepemimpinan yang bebas (free-rein / laissez faire leadership).

Kepemimpinan otokratis adalah gaya kepemimpinan yang memiliki kriteria atau ciri yang selalu menganggap organisasi sebagai milik pribadi, arogan, mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, menganggap bawahan sebagai alat semata, tidak mau menerima kritik dan saran, terlalu tergantung pada kekuasaan formalnya, dalam tindakan pergerakannya sering mempergunakan pendekatan paksaan dan bersifat menghukum. 

Indikator dari Gaya Kepemimpinan Otokratis: (1) Sentralisasi Wewenang (2) Produktivitas Kerja (3) Manajemen setiap keputusannya dianggap sah, dan pengikut – pengikutnya wajib menerima perintah tanpa pertanyaan.

Kepemimpinan demokratis adalah gaya kepemimpinan yang memiliki karakteristik sebagai berikut, menganggap bawahan sebagai makhluk yang termulia di dunia, selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dalam kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahannya; senang menerima saran, pendapat bahkan kritik dari bawahan; selalu berusaha menjadikan bawahannya sukses dan berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadi sebagai pemimpin. 

Indikator dari gaya kepemimpinan demokratis : (1) Hubungan baik antara pimpinan dengan pegawai (2) Penghargaan terhadap pegawai (3) Manajemen yang mendengarkan aspirasi bawahannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline