Lihat ke Halaman Asli

Galin Mario

Bisnis dan Ekonomi

Ekonomi Keluarga di Masa Pandemi Covid-19 yang Semakin Berkepanjangan

Diperbarui: 28 Juni 2021   17:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Gambaran covid 19 Di Indonesia

Sudah hampir 16 Bulan Pandemi covid-19 masih menjadi momok ketakutan bagi masyarakat, terkhususnya di Indonesia. Banyak hal yang dibatasi, seperti : aktivitas berkegiatan diluar rumah, diberlakukannya Work From Home (WFH) yang dimana hal ini dapat mempengaruhi mobilitas perusahaan untuk menjalankan kegiatan berbisnisnya dengan normal, adanya pengurangan karyawan sehingga menyebabkan tingginya angka pengangguran secara global maupun nasional.

Apalagi dengan Munculnya varian baru covid 19, yang terjadi diawal bulan Mei dengan varian Delta, Varian Virus Corona Delta ini disebut lebih menular dibandingkan dengan varian sebelumnya. Selain itu terjadinya peningkatan kasus covid 19 yang terjadi pada kwartal II tercatat sebanyak Tambah 20.574 Orang, sehingga Total Kasus Covid-19 Indonesia  sudah mencapai 2.053.995, tidak menutup kemungkinan Pemerintah Indonesia akan memberlakukan PSBB dan tidak bisa dipungkiri aka nada kejadian Pengurangan Karyawan seperti ditahun 2020.

Penggurangan Karyawan 

Pengurangan karyawan yang terjadi secara masiv di Indonesia pada tahun 2020 terjadi tanpa pandang bulu, bisa jadi pengurangan karyawan itu terjadi pada pekerja baru (kontrak), kepada karyawan tetap baik dari tingkat Junior sampai Senior juga banyak yang mengalami pengurangan karyawan tersebut.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2020 angka penganguran di Indonesia meningkat secara singnifikan, ada peningkatan sebanyak 1.84% angka penggaguran di Indonesia yang disebabkan oleh covid19. (data diambil dari Antara 2020, 25 Juni 2021). Dari data tersebut diperoleh 29,12 juta orang usia kerja di Indonesia terkena dampak pandemi COVID-19 pada Agustus 2020. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) melonjak menjadi 7,07 persen dari 5,23 persen.

Angka Pengganguran dan Gambaran Ekonomi Keluarga Di tahun 2020

Tanpa kita pungkiri peningkatan angka pengangguran 1.84% juga menimpa kelompok masyarakat, salah satunya adalah Masyarakat yang sudah berkeluarga. Menurut Mitra (2020) menemukan bahwa dengan adanya pandemic global, perusahaan- perusahaan cenderung melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sehingga mereduksi dan bahkan menghilangkan pendapatan tenaga kerja. Sedangkan survey yang dilakukan Institute Of International Finance (IIF) menemukan bahwa terjadinya pandemic COVID-19 mengakibatkan kenaikan hutang pada ekonomi rumah tangga.

Mentri Keuangan juga mengatakan bahwa wabah corona akan memperlambat laju pertumbuhan Ekonomi Indonesia, lanjutnya wabahn corona akan berdampak besar pada laju konsumsi rumah tangga dalam jangka pendek. Turunnya angka konsumsi keluarga menyebabkan lambatnya pertumbuhan produk domestic bruto atau PDB Indonesia akan merosot menjadi 2.3% hingga -0.4%. Angka ini jauh lebih dibawah asumsi anggaran pendapatan dan Belanja (APBN) ditahun 2020 yang mencapai 5.3%. pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan menurun sebesar 2.3% bahkan dalam scenario yang lebih buruk bisa mencapai -0.4%. hal ini menyebabkan sector keluarga akan mengalami penurunan cukup besar dari sisi konsumsi karena tidak lagi melakukan aktivitas sehingga konsumsi akan menurun cukup tajam dari 3.22% hingga 1.60% (Warta Ekonomi, 2020).

Stimulus Pemerintah Ditahun 2020

Memahami kondisi perekonomian yang semakin menurun membuat Pemerintah mengambil langkah kebijakan untuk mengakhiri lockdown dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan menggantinya dengan kebijakan New Normal. Pelaksanaan New Normal ini juga diimbangi dengan berbagi stimulus dari pemerintah dengan tujuan perekonomian mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Cara yang dilakukan adalah menyiapkan dana sekitar Rp 677,2 triliun untuk program Pemulihan Eknomi Nasional (PEN). Adapun alokasi dananya, ditujukan kepada sektor kesehatan sebesar Rp 87,55 triliun. Untuk perlindungan sosial atau bansos sebesar Rp 203,9 triliun, dan sisanya dukungan kepada dunia usaha mulai dari insentif hingga dukungan permodalan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline