Lihat ke Halaman Asli

Pilgub DKI Jakarta: Lahirnya Demokrasi Baru

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hasil perhitungan cepat atau QuickQount telah menyatakan bahawa calon pasangan gubernur dan wakil gubernur, Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahja Purnama (Ahok) keluar sebagai pemenang. Memang terlalu dini untuk mengatakan bahwa mereka berdualah yang akan memimpin Jakarta 5 tahun kedepan, namun banyak pihak juga mengatakan bahwa biasanya perkiraan hasil hitung cepat ini tidak pernah meleset dari hasil hitung manual yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). fakta menarik terdapat dari Pilgub DKI Jakarta diputaran yang kedua ini, kandidat nomor 3 Jokowi-Ahok yang hanya didukung oleh dua Parpol PDI Perjuangan dan Gerindra ternyata mampu mengalahkan kandidat nomor 1 Fauzi Bowo (Foke)-Nachrowi Ramli (Nara) yang didukung oleh banyak koalisi partai. Pasangan Jokowi-Ahok yang hanya mengadalkan koalisi rakyatnya mampu membungkam seluruh elit Parpol yang berada di belakang Foke-Nara.

Bisa dikatakan sebuah era baru dalam pemilihan umum di Indonesia hadir di Jakarta. Warga Jakarta yang kemarin ikut pemilihan setingkat mengalami sebuah progres yang luar biasa. Mereka hadir dengan hati nuraninya, memilih calon-calon pemimpin dengan pemikiran serta sesuai dengan apa yang mereka inginkan, yakni sebuah perubahan. kini kita dapat melihat bahwa peran parpol sedikit berkurang dalam pemilu kali ini, karena rakyat tidak lagi melihat dari parpol mana calon pemimpin itu berasal tapi sebersih apa dan citra apa yang bisa diberikan calon pemimpin itu terhadap rakyatnya dan itu dibuktikan pada pemilu Kada kali ini. Hal ini juga memberikan sinyal waspada bagi berbagai Parpol yang siap mengikuti pemilu presiden 2014 mendatang, dimana parpol-parpol ini harus bekerja ekstra-keras untuk memilih siapa saja orang-orang terbaiknya, tidak dari penampilan tapi dari pencitraan mereka di masyarakat yang akan tampil pada pemilu nanti. Ya hal ini bisa disebabkan oleh kebosanan rakyat Indonesia dengan pemimpin-pemimpin yang mereka pilih yang ternyata justru melakukan kebobrokan di negerinya sendiri.

Kini kehidupan demokrasi di Indonesia telah menemui titik terang, kini rakyat memilih dengan menggunakan hati, tidak dengan uang, tidak dengan parpol dan sebagainya. vox populi vox dei, suara rakyat adalah suara tuhan dan kini kekuasaan telah kembali ke tangan rakyat, semoga demokrasi yang seperti ini akan terus berlanjut di negeri ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline