Lihat ke Halaman Asli

Galih Deornay

i am a student of international relations, international issues and applied theory in international relations studies is getting me addicted to why and what the world is constructed today. more than that, I am a baby learning to walk in my mother's arms.

Review Film "The Social Dilemma" dalam Sudut Pandang Komunikasi dan Media Global

Diperbarui: 26 Maret 2022   00:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Pengantar

Film yang berjudul the social dilemma yang diproduksi di USA dengan genre dokumentari, drama, yang menurut saya adalah sebuah fim yang begitu bagus yang mengangkat isu terkait tentangan, pandangan dan peran media masa dalam mempengaruhi individu, kelompok bahkan masyarakat global. Film Social Dilema memadukan dokumenter investigasi dengan drama naratif yang mencerahkan. Kesaksian ahli dari pelapor teknologi mengungkap kesulitan mereka yang mengganggu: layanan yang disediakan Big Tech-mesin pencari, jaringan, informasi instan, dll.-hanyalah permen yang memikat kita untuk menggigit. Begitu kita ketagihan dan kembali lagi, komoditas nyata yang mereka jual adalah kecakapan mereka untuk memengaruhi dan memanipulasi kita.

Film ini diangkat dari sudut pandang kaum kanan (neoliberal) dimana - Media global sama sekali tidak ada campur tangan negara, Kepemilikan individu atau swasta, Boleh mengkritisi pemerintah, ga punya pengendalian, Bernuansa ekonomi bebas, anti campur tangan negara, Kepemilikan pribadi menjadi nilai utama. Saya pikir dari sudut pandang kesaksian para ahli dalam menciptakan dan mengembangkan media masa (FB, Google, IG, Twiter, Youtube, Gmail, dll.-), pada awalnya mereka adalah orang-orang yang sangat globalist kemudian berubah menjadi orang skeptism globalist karena mereka tahu tujuan, dampak dari apa yang mereka kembangkan. Menurut McQuali setidaknya ada enam perspektif dalam peran media dalam toei komukasi masa; pertama: media itu menggambarkan seperti global village. saya pikir point ini sangat jelas ditampilkan dalam film tersebut. Kedua; media masa sebagai cerminan dimasyarakat. Jika kita lihat dari ulasan dalam film tersebut saya pikir bahwa ini tidak semuanya benar bahwa adanya sebuah berita salah yang tidak benar namun kemudian diangkat oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, itu adalah cerminan media saat ini. Ketiga: media sebagai filter. Saya pikir disini sangat jelas dalam kesaksian ahli Maria A Resa (Rappter CEO, Piliphines) bahwa demokrasi akan hancur dalam enam bulan jika negara menggunakan sumber informasi utamanya adalah social media. Berati bisa dikatakan bahwa media sebagai filter dan sebagai penujuk jalan (keempat) disini mengalami proses dimana media semakin kurang dipercaya. Kelima: media sebagai forum menyampaikan informasi oleh masyrakat internasional. Keenam: ada inter-locutor antara media dan masyarakat. Media saat ini begitu terhubung dengan masyarakat bahwa interaksi dan tanggapan masyarakat itu berkesinambungan dari komentar dan pendapat, karena kemudahan dalam mengakses informasi tersebut.

Aktor yang berperan dalam penyebaran komunikasi internasional tidak lagi hanya negara. Individu ataupun kelompok lainya selain negara dapat melakukan hal tersebut. Hal tersebut tidak terlepas dari sistem demokrasi dan kebebasan dalam mengakses dan mendapatkan informasi bagi individu. Persebaran informasi melalui media saat ini mencakupi interculture communication bahwa tidak ada batasan-batasan yang menghalangi kita dalam mengakses sesuatu yang berada diluar negara kita (global village). Sandi Parakilas (FB Form, UBER FPM), berpendapat bahwa sebagai manusia kita hampir kehilangan kontrol atas sistem saat ini. Teknologi, media dan informasi mengedalikan semuanya saat ini. Kita tidak akan bisa mengalakan AI, karena mereka memiliki semua informasi tentang kita. Kekhawatiranya bahwa jika sampai Teknologi, AI dll.- mampu menguasai manusia, ini akan berdampak pada Human security, merebut profesi, dan melebhi kepintaran manusia. Batasan ini berakar dari kecanduan, polarisasi, radikalisasi, kemudian memicu kemarahan, keangkuhan dll-. 

Pandangan Ahli dan Komunikasi Media Global saat ini:

Tristan Haris (Desiner Google) 

  • Media merupakan kapitalisme pengawasan Teknologi dan informasi adalah produk kapitalis. Tiga tujuan media • Penigkatan konsumen (pengguna) • Growt • monetisasi (Ekonomi approach).
  •  Media mampu menggiring opini Teknologi menghubungkan semua orang secara daring (Global village)
  •  Media dapat meretas psikologi seorang dan melemahnya kepercayan. Mempengaruhi orang untuk terus mengunakan handphone, kemudian muncul snapchat dismorfia yang hendak menjadikan diri mereka seperti yang difilter. (emotional and personality dan life style dalam skema lerner.) Media memiliki cara dalam mempengaruhi opini hingga mendorong gaya hidup yang berubah (ekonomi-politik).
  •  Demokrasi itu dapat dijual dengan menjangkau pikiran siapapun menggunakan media sebagai arus informasi dengan membuat kebohongan di media dan dapat menyebakan perang budaya (Propaganda approach)
  •  Social media bukan merupakan sebauh tools yang menunggu untuk digunakan melainkan bukan sebuah tools, itu memiliki tujuan dan cara tersendiri untuk memanfaatkanmu. Jika saya ingin memenagkan pemilu saya bisa masuk dalam grub FB yang memiliki pandangan konspirasi, selain itu ada sutudi dari MIT mengatakan bahwa berita palsu di Twiter menyebar enam kali lebih cepat dibanding berita benar. (Propaganda approach). 
  • Sebuah negara atau individu yang kaya mampu menghancurkan negara lain menggunakan media dan informasi. Sebuah negara tidak perlu menyerang negara lain menggunakan kekuatan fisik, negara dapat menggunakan media. (Contohnya: isu keterlibatan dan campur tangan Rusia dalam pemilu Amerika.)

 Jason Linear:

  • Media digambarkan seperti Pesulap dan sulapnya dimana semua teknologi dan media adalah tidak lebih dari sulap yang sebenarnya sudah diatur oleh pesulapnya. Begitulah kekuatan media dan informasi dapat mempengaruhi pikiran orang lainya. Bahkan seorang ilmuan pesawat, profesor, pengacara sekalipun mereka tidak tahu beta rentanya pikiran mereka terhadap informasi dan media yang ada. (Power and influence). 

Jeff Seiberet (Twiter Form Exec);

  • Manusia menciptakan sistem informasi yg berprasangka terhadap informasi palsu, bukan kemauan kita, melainkan untuk kepentingan perusahan. (Economic approach).
  •  Segala sesuatu yang dilakukan menggunakan internet adalah sesuatu yang dilacak dan diawasi. Roger McNAME Media (FB) adalah sebuah alat persuasif. ( skema Lerner : emotional dan personality (membujuk orang secara halus) 
  • Jika media (FB) dianalogikan sebagai sebauh pemerintahan otoriten dalam menekan populasinya, maka media (FB) alat yang paing efektif.

 Cynthia M. Wong (Human Rights watch);

  • Implikasi yang meresakan antara pemerintah dan pelaku kejahatan yang menjadikan social media sebagai senjata dalam menyebarkan informasi yang kemudian menyebabkan bahaya dan kekacauan di dunia nyata. (Contoh: kasus Rohingya Konflik antar kelas. (Marxis dan neo Marxis) dan Propaganda approach)
  •  Penelitian menunjukan FB semakin sulit meredam arus informasi terkait ujaran kebencian yang terjadi di Myanmar.  Ini bukan hanya tentang propaganda, Media (FB) memberikan ruang bagi pelaku kejahatan dan militer cara baru dalam memanipulasi opini publik yang kemudian terciptanya kekeran, konflik, pemerkosaan, dll.- di Myanmar.
  •  Hal tersebut disebabkan karena keterbukaan sistem informasi, media dan platform yang sangat mudah untuk diakses oleh siapapun, tanpa ada batasan tertentu.

 Maria A. Ressa (Rappter Ceo, Philiphines);

  • Sebuah negara akan hancur dalam enam bulan apabila dia mengandalkan sumber utama informasinya adalah FB dan media massa lainya. 
  • Demokrasi akan mengalami krisis kepercayaan. (Lack of thrust pada media).

 Chicago Anti Thrust Tec Conference;

  •  Teknologi memanipulasi dan membuat kita kecanduan, memanipulasi pikiran kita secara sempurna tanpa kita sadari. (Lerner; emotional dan personality).
  •  Media dan informasi saat ini memiliki metode baru, berbeda dengan koran dan TV kabel, ini adalah jenis kekuasaan dan pengaruh baru yang dibuat. (Imperialisme).
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline