Presiden Joko Widodo memastikan dirinya akan ‘cawe-cawe’ di Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 demi bangsa dan negara.
Tentu saja, pernyataan Jokowi itu memicu beragam komentar.
Ada yang menganggap, Jokowi tidak mau melepaskan jabatannya dengan menaruh orang di pemerintahan, tapi ada juga yang menilai keterlibatannya diperlukan demi mewujudkan pemilu yang jujur dan adil.
Pakar Komunikasi Politik Universitas Gadjah Mada ( UGM ), Nyarwi Ahmad Ph.D mengatakan, niatan tersebut perlu mendapat apresiasi.
Sebab, Jokowi ingin memastikan pemilu serentak 2024 dapat berlangsung secara demokratis, jujur dan adil.
Nyarwi menilai, pemilu yang demikian tentunya akan memberikan manfaat besar bagi masyarakat khususnya bagi mereka yang memiliki hak pilih.
Pemilu yang demikian juga didambakan oleh parpol-parpol yang menjadi kontestan pemilu dan para kandidat yang dicalonkan parpol-parpol mulai dari Capres, Cawapres, Caleg dan para kandidat yang akan bertarung dalam Pilkada.
“Niatan baik presiden ini mestinya dapat dikawal dan dijalankan secara maksimal oleh lembaga-lembaga negara yang menjadi penyelenggara pemilu, seperti KPU dan juga lembaga pengawas pemilu seperti Bawaslu," ujarnya.
Bagi Nyarwi, keinginan Presiden Jokowi agar pesta demokrasi 2024 mendatang dapat berlangsung secara demokratis, jujur dan adil adalah sebagai hal yang wajar.
Komitmen Presiden Jokowi untuk menghormati dan menerima pilihan rakyat menunjukkan bahwa Presiden Jokowi masih memiliki komitmen yang kuat untuk menjaga kelangsungan sistem demokrasi di Indonesia.