Lihat ke Halaman Asli

Globalisasi Komunikasi dalam Hubungan Internasional

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Globalisasi  bagaikan pisau bermata dua. Di satu sisi globalisasi memberikan kesempatan bagi pengusaha-pengusaha lokal yang tanggap dan siap memanfaatkan peluang, akan tetapi disisi lain globalisasi menjadi “momok" yang menakutkan bagi negara-negara lemah dalam aspek pemanfaatan teknologi, penggunaan sumber kapital, dan ketersediaan sumber daya manusia yang capable dan competence

Globalisasi juga dapat diartikan sebagai proses atau gerakan multi-dimensi yang bersifat simultan, terutama dalam bidang ekonomi, politik dan budaya. Walaupun demikian globalisasi terutama nampak dalam gerakan ekonomi-moneter yang membuat dunia semakin menyatu dan membawa dampak positif maupun negatif bagi kemanusiaan,baik yang positif maupun yang negatif.

Dari sudut positif, kita harus mampu memberdayakan diri kita sebagai masyarakat untuk memanfaatkan peluang dari arus globalisasi, misalnya dalam hal kemampuan bersaing dalam perdagangan bebas, tentu saja sesuai dengan nilai-nilai luhur, seperti kejujuran dan akuntibilitas di atas dasar keadilan dan kebenaran. Tetapi bagi negara berkembang dan negara-negara lemah, globalisasi dan liberalisasi yang notabenne-nya berpijak pada alas kapitalisme, justru menjadi tantangan bahkan ancaman karena tidak siapnya Negara tersebut menerima serbuan produk-produk yang jauh lebih berkualitas.

selain globalisasi yang menjadi isu utama, ada juga beberapa isu yang berkembang sejalan dengan absennya perang dalam perpetaan dunia global. Isu isu yang lebih kontemporer seperti isu lingkungan hidup, hak asasi manusia, terrorisme internasional, bahkan isu budaya. Namun akhir akhir ini top two terseksi berikutnya adalah isu lingkungan dan terrorisme.

Kedua isu ini menawarkan menu yang berbeda bagi masyarakat dunia untuk menyingkapinya. Berbeda dengan isu perang yang terbatas,maksud saya dalam main topics, pelaku/ actor yang mana hanya Negara saja, isu terrorisme dan lingkungan sangat berwarna. Masyaraka dunia seakan diahadapkan pada kuondisi baru yang tidak pernah mereka hadapi sebelumnya.

Terorisme bisa diartikan sebagai penggunaan teror secara sistematis untuk memaksa, menakuti demi tujuan ideologi tertentu dan secara sengaja menyasar kaum sipil. Terroris biasanya mengaplikasikan assimetric warfare,atau perang secara geriliya dan tidak terbuka. Hal ini dikarenakan mereka sadar bahwa dalam perang terbuka mereka pasti akan kalah.

Sedangkan dalam isu lingkungan, baru mengemuka pada tahun 1990-an. Degradasi lingkungan sendiri sudah terjadi lama sebelum isu ini menghiasi halaman media.Pada awalnya, banyak pihak yang skeptis terhadap isu lingkungan dan melihat ini hanya sebagai usaha pihak tertentu yang berusaha mengambil keuntungan komersial dengan menghembuskan isu degradasi lingkungan.namun seiring denganberkembangnya zaman, isu lingkungan makin nyaring terdengar. Apalagi ditambah dengan munculnya istilah yang dinamakan “ global warming”. Hal ini makin membuat masyarakat dunia concern dengan isu lingkungan.

Makin pesat kemajuan teknologi, maka makin pesat pula perkembanga komunikasi. Kedua hal ini lalu menimbulkan isu isu baru yang kemudian membentuk pola dan perkembangan dunia hubungan internasional. Cheers!!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline