Lihat ke Halaman Asli

Muhamad Jalil

Orang pinggiran

Manfaat Mewarnai Bagi Anak

Diperbarui: 1 Januari 2019   22:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi

Ternyata kegiatan mewarnai objek gambar sarat dengan manfaat bagi keterampilan gerak halus anak. Kapan kita terakhir mewarnai, menggambar, atau melukis ya? Kemungkinan itu, kita lakukan saat masih sekolah dulu. 

Namun demikian, kegiatan mewarnai tak lantas berhenti begitu saja, lantaran kita sudah berstatus sebagai orang tua. Justru jika ada orang tua yang memiliki bakat menggambar atau mewarnai, hal itu dapat ditularkan kepada anak-anak yang sedang berproses.

Sudah menjadi kewajiban kita, yaitu memberikan asupan edukasi yang kaya akan nilai edukatif dan imajinatif. Sebab bermain adalah watak dari dunia anak-anak. Tugas kita adalah bagaimana caranya menyisipkan partikel belajar dalam kemasan permainan, sehingga anak menikmati kegiatan yang dilakukan. Tidak mudah, tapi tidak kemudian tidak bisa diwujudkan. 

Orang tua hendaknya pandai-pandai memilihkan wahana permainan yang mengandung muatan pendidikan anak. Banyak kok contohnya, termasuk kegiatan mewarnai tadi.

Kegiatan mewarnai tidak perlu membutuhkan banyak biaya, tetapi harus benar-benar komitmen untuk menyempatkan waktu di tengah-tengah kesibukan kita dalam bekerja. Jika ada pembaca yang tertarik untuk mengisi kebersamaan dengan anak-anak, maka mewarnai bisa jadi alternatifnya. Apalagi tidak terlalu susah untuk menyiapkan perkakas untuk mewarnai. Peralatan yang dipakai biasanya berupa drawing book, pensil warna, crayon, serutan, meja belajar, dan setip. Harganya bisa disesuaikan dengan kemampuan orang tua. Yang paling penting anak bisa menyalurkan imajinasinya saat mereka hanyut dalam mewarnai setiap sudut-sudut gambar.

Sesungguhnya aktivitas mewarnai sangat disarankan oleh kebanyakan praktisi psikologi anak, sebab usia PAUD sampai TK tak perlu dibebani dengan aktivitas calistung (baca, tulis, dan hitung). 

Memang masih ada PAUD atu TK yang masih memasukkan calistung dalam kurikulumnya? Anak yang dipaksakan calistung yang kemudian diikuti dengan ketidaksiapan anak, maka akan mengalami yang namanya "tekanan kognitif" dan ujungnya terjadi downshifting (peyusutan) saraf-saraf otak (Chatib, 2018).

Dari literatur yang saya baca ternyata kegiatan menggambar atau mewarnai adalah baik bagi perkembangan motorik halus. Anak-anak akan mengalami perkembangan motorik halus seiring bertambahnya umur anak. 

Keterampilan motorik halus merupakan tindakan si kecil menggunakan otot-otot kecilnya, seperti otot-otot di tangan dan jari untuk mengontrol benda berbagai bentuk dan ukuran (nutriclub, 2018). Dengan kata lain motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata dan tangan. 

Sebenarnya kegiatan mewarnai tak satu-satunya sebagai rangsangan untuk melatih keterampilan motorik halus, tetapi masih banyak kegiatan yang dapat menstimulus neuron motorik anak. Hal-hal sepele yang bisa dilakukan orang tua di rumah untuk meningkatkan motorik halus anak adalah bermain puzzle, menyusun balok, dan memasukan benda ke dalam lubang. Hanya saja mewarnai ini sangat dianjurkan, karena memiliki banyak kelebihan.

Dengan waktu luang yang kita miliki, mari ajak si kecil dengan kesibukan mewarnai berbagai macam objek yang disenangi oleh anak. Biasanya Anak di rumah mempunyai selera sendiri-sendiri. Ada yang suka mewarnai pemandangan alam, binatang kesayangan, buah-buahan, sayur-sayuran, atau tokoh kartun kesukaan anak. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline