Lihat ke Halaman Asli

Leh

just human

Masalah Berbisnis Halal

Diperbarui: 11 Juni 2024   19:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kalau kamu mau mulai bisnis, coba istirahat sejenak, tarik napas, dan renungkan beberapa hal ini:

- Apakah aku akan bangga punya bisnis ini dalam 10 tahun ke depan?

-Apakah aku memberikan kontribusi positif ke dunia?

-Apakah Tuhan akan senang dengan ini?

Masalahnya, kita sering fokus pada label 'halal' tanpa memikirkan implikasi di masa sekarang. Sebaliknya, pikirkan apakah bisnis itu Islami, yang lebih relevan hari ini. Maksudnya, Sebuah produk mungkin terlihat halal dan punya sertifikat, tapi belum tentu Islami, yaitu sesuai dengan islam.

Contohnya:

- Apakah toko ayam goreng islami jika sumber ayamnya tidak etis dan pakai minyak yang tidak sehat?

-Apakah kafe shisha islami kalau merugikan kesehatan pengunjung?

-Apakah restoran prasmanan islami kalau mempromosikan kerakusan dan pemborosan?

Bagaimana dengan bisnis pakaian yang sering eksploitasi tenaga kerja ?

Kalau kita renungkan, jelas bahwa islam  tidak mendukung bisnis seperti ini. Tapi orang islam sendiri banyak yang menjalankannya demi keuntungan. Bisnis yang Islami seharusnya lebih dari sekadar cari untung; itu harus memberikan kontribusi positif ke masyarakat. Banyak dari kita yang sudah lupa akan hal ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline