Lihat ke Halaman Asli

Mahasiswa PPG UAD Sukses Sosialisasikan Literasi Antikorupsi di SMP Negeri 1 Banguntapan

Diperbarui: 27 September 2024   15:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Galangsetyaki

BANGUNTAPAN–Dalam upaya menanamkan nilai-nilai kejujuran dan integritas sejak dini, mahasiswa PPG Universitas Ahmad Dahlan (UAD) gelombang 2 tahun 2023 Pendidikan Bahasa Indonesia dan Pendidikan Matematika berkolaborasi menggelar sosialisasi literasi antikorupsi di SMP Negeri 1 Banguntapan. 

Kegiatan yang bertajuk "Menjadi Generasi Antikorupsi: Menerapkan Nilai-Nilai Pancasila di Lingkungan Sekolah" ini berhasil menarik perhatian dan antusiasme peserta didik kelas VIII. Sosialisasi ini sebagai bentuk implementasi dari mata kuliah literasi antikorupsi dan bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam kepada para peserta didik mengenai bahaya korupsi dan peran penting nilai-nilai Pancasila dalam mencegah tindakan tersebut.

Acara yang berlangsung pada hari Selasa, 23 Juli 2024 di musala SMPN 1 Banguntapan dimulai dengan sambutan dari perwakilan pihak sekolah. Selain itu, kegiatan ini mendapat apresiasi tinggi dari pihak sekolah. Bapak Alan Suarman, M.Pd, Wakil Kepala SMP Negeri 1 Banguntapan, menyampaikan pentingnya pendidikan literasi antikorupsi sejak dini, "Kami sangat mendukung inisiatif ini. Sosialisasi penanaman lietrasi anti korupsi seperti ini sangat penting untuk membentuk generasi yang jujur dan berintegritas. Harapannya, para siswa dapat mengaplikasikan nilai-nilai ini tidak hanya di sekolah, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari."

Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan penyajiaan materi yang menarik dan interaktif bagi peserta didik, khususnya kelas VIII oleh mahasiswa. Para peserta diajak untuk memahami bahaya korupsi secara mendalam, mulai dari definisi, jenis-jenis korupsi, hingga dampak buruknya bagi masyarakat dan negara. Salah satu mahasiswa, Hanifa, berhasil menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari peserta didik melalui contoh-contoh kasus yang relevan di sekolah. Misalnya, tidak berangkat sekolah karena membolos pelajaran, tidak membayar makanan atau minuman di kantin sesuai jumlah yang dibeli, menyontek tugas teman, dan lain sebagainya.

Dok. Galangsetyaki

Hal menarik yang menjadi fokus utama dalam kegiatan ini adalah implementasi nilai-nilai Pancasila sebagai landasan untuk mencegah korupsi, khususnya di dunia pendidikan. Setiap sila Pancasila dihubungkan dengan contoh konkret di lingkungan sekolah, seperti integritas dan jujur dalam ujian, transparansi dalam pemilihan pengurus OSIS, dan kepedulian sosial dalam kegiatan gotong royong dalam menjaga kestabilan sekolah.

"Korupsi bisa terjadi di mana saja, termasuk di sekolah. Kita harus mengenali tindakan-tindakan kecil yang berpotensi koruptif agar bisa dicegah sejak awal. Paling tidak, sebagai pelajar Pancasila kita harus bisa memulai dari diri sendiri dalam lingkungan sekolah," ungkap Galang Setyaki, salah satu mahasiswa PPG Pendidikan Bahasa Indonesia.

Dok. Galangsetyaki

Selain itu, adanya sesi diskusi dan permainan kuis membuat suasana menjadi lebih hidup dan menyenangkan. Peserta didik diajak untuk berpikir kritis dan aktif berpartisipasi. Salah satu peserta didik, Samuel Tegar Sahisnu kelas VIII D, menyadari pentingnya menjaga integritas dari hal-hal kecil.

"Saya baru sadar kalau menyontek, terlambat atau membolos sekolah juga bisa dianggap korupsi. Ternyata, banyak sekali contoh korupsi yang sering kita lakukan ketika sekolah Sekarang, saya paham dan akan lebih berhati-hati," ujarnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline