Lihat ke Halaman Asli

sudut kota

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

bukan karena alasan aku berada disini, namun karna sebuah keterpaksaan. Keterpaksaan yg tanpa pemikiranku, keterpaksaan setengah hati dan kegalauan. Dan selanjutnya, keterpaksaan itulah yg telah sukses membujuk dan membawaku pada sebuah gerbang di sebuah kota. Keterpaksaan juga yg 'masih' memaksaku untuk mengenal manusia manusia baru, dan bersama manusia manusia itu,aku bersama sama ditempa, agar 'membaja' . Dan di dalam gerbang sebuah gedung ini, aku dipaksa untuk mengerti sebuah dogma, mengingatnya, mengucapkannya, dan mengamalkan, oh... Penguasa alam,sempat aku merubah arah pemikiranku dan memantapkan untuk berhenti, ak belum siap untuk menjadi 'baja' yg kuat. Tapi, sekali lagi, dogma itu yg memaksaku, menjadi sebuah pemikiran yg mengajakku untuk ber.metamorfosis, aku mengamati,dan aku tau, aku melakukannya, dan aku bisa, aku mencobanya,dan aku paham. Kini,lengkap sudah semua. Di sudut kota ini, di penghujung waktuku yg tersisa. Aku tak akan pernah mengibarkan bendera putih,karna ini awal sebuah pengalaman dogma, dan bukan sebuah akhir. Biar saja, biar saja anjing2 di sekelilingku menggonggong, menakut nakuti, kan kulawan dan ku hempaskan anjing itu sejauh mungkin, kalo bisa akan ku injak injak sampai mati. Dogma ini belum berakhir, kan ku angkat gelas lalu bersulang...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline