Lihat ke Halaman Asli

Peran Amerika Serikat dalam Resolusi Konflik Maroko-Sahara Barat

Diperbarui: 4 Juli 2023   18:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Walls in the Desert (thetravelclub.org) 

Peran Amerika Serikat dalam Mencari Solusi yang Adil dan Berkelanjutan dalam Konflik Maroko-Sahara Barat

Latar Belakang Konflik marako dan Sahara Barat

Konflik antara Maroko dan Sahara Barat telah menjadi sengketa internasional yang rumit dan berlarut-larut. Wilayah Sahara Barat merupakan sebuah wilayah konflik yang melatarbelakangi perselisihan antara Maroko dan Frente Polisario. Frente Polisario merupakan  kelompok separatis yang mendukung kemerdekaan Sahara Barat, dengan membentuk Republik Demokratik Arab Sahara (RASD). 

Kelompok Frente Polisario mengklaim wilayah Sahara Barat sebagai wilayahnya sehingga pengakuan wilayah tersebut menjadi titik awal konflik ini bermula. Konflik Maroko-Sahara Barat memiliki dampak yang signifikan pada berbagai aspek, termasuk politik, sosial, dan ekonomi. Pada sisi politik, konflik ini telah mempengaruhi hubungan antara Maroko dan negara-negara di kawasan Afrika Utara serta juga mempengaruhi di tingkat internasional. 

Di sisi sosial, konflik ini telah menyebabkan berbagai tindakan pelanggaran hak seperti penderitaan manusia, dimana banyak dari warga negara Sahara Barat mengungsi ke negara-negara tetangganya untuk mencari keamanan dan suaka, selain itu tidak stabilnya sosial ekonomi semakin memperparah ketegangan politik Di sisi ekonomi, konflik ini menghambat pembangunan ekonomi dan investasi di wilayah Sahara Barat. (Ariyati 2019)

Pada abad ke-19, wilayah Sahara Barat merupakan bagian dari Sahara Spanyol, yang pada saat itu termasuk kedalam koloni Spanyol. Pada tahun 1975 Spanyol meninggalkan wilayah ini, sehingga Maroko dan Mauritania mengklaim kedaulatan atas Sahara Barat, yang pada saat itu dikenal sebagai Sahara Spanyol. Maroko mengklaim bahwa Sahara Barat termasuk kedalam teritorial negaranya, hal tersebut didasari oleh hak berdaulat berdasarkan klaim historis dan budaya. 

Setelah penarikan Spanyol, Maroko melancarkan operasi militer untuk menguasai wilayah tersebut. Namun, Front Polisario yang didirikan pada tahun 1973 ini melancarkan gerakan pembebasan nasional dengan tujuan memperjuangkan kemerdekaan dan kedaulatan Sahara Barat. Mereka menganggap bahwa wilayah ini termasuk kedalam wilayah entitas terpisah yang memiliki hak untuk menentukan nasibnya sendiri. (Nicolson 2005)

Konflik bersenjata antara Maroko dan Front Polisario meletus pada tahun 1975 dan berlangsung selama beberapa tahun. Namun  pada tahun 1991, gencatan senjata terjadi atas mediasi PBB melalui Referendum di Sahara Barat (MINURSO). Referendum ini didirikan untuk mengawasi implementasi gencatan senjata antara kedua pihak. Selang beberapa tahun konflik terus memanas, ditandai dengan perjuangan antara Maroko dan Front Polisario dalam mendapatkan dukungan dan pengakuan internasional untuk klaim kedaulatan masing-masing.

Konflik terus berlanjut seiring dengan perjuangan Front Polisario menuntut dilaksanakannya referendum kemerdekaan bagi rakyat Sahara Barat, sementara pihak Maroko menawarkan hak otonomi istimewa untuk wilayah Sahara Barat agar ikut masuk di bawah kedaulatan negaranya. Dalam konteks ini, Amerika Serikat berkontribusi penting sebagai mediatir dalam mencari solusi yang adil dan berkelanjutan untuk menengahi konflik Maroko-Sahara Barat. 

Amerika Serikat merupakan salah satu aktor internasional yang memiliki pengaruh politik dan diplomasi yang signifikan dan kuat di dunia. Keterlibatan Amerika Serikat diharapkan dapat menjadi mediator dalam memfasilitasi dialog, negosiasi, dan mencapai penyelesaian politik yang adil dan dapat diterima oleh kedua belah pihak. (U 2020)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline